アプリをダウンロード
16.66% Kāten no mukō no kage / Chapter 11: Chapter 10 - Jejak Yang Tersisa

章 11: Chapter 10 - Jejak Yang Tersisa

Setelah mengalahkan Sang Penghancur, Irian dan timnya merasa kelegaan yang mendalam. Namun, Irian tahu bahwa mereka belum sepenuhnya aman. Kegelapan mungkin telah terhapus dari Gunung Kegelapan, tetapi ancaman masih mengintai di tempat lain. Kini, mereka harus menemukan kristal selanjutnya untuk benar-benar menutup portal yang menghubungkan dunia mereka dengan kegelapan.

Mereka mendirikan perkemahan sementara di reruntuhan, memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pencarian. Irian duduk di dekat api unggun, memikirkan apa yang baru saja mereka alami.

"Kau melakukan hal yang luar biasa, Irian," Garron memulai, duduk di sampingnya. "Kemampuanmu untuk memanipulasi cerita… itu sangat kuat."

"Terima kasih," Irian menjawab, masih merenungkan kekuatan yang dimilikinya. "Tapi aku juga merasa ada tanggung jawab besar di baliknya. Kekuatan ini bisa membawa kebaikan, tetapi juga bisa berbalik menjadi bencana jika salah digunakan."

Mira mendekat, membawa semangkuk sup hangat. "Ingat, kita semua di sini bersamamu. Kita akan saling menjaga satu sama lain."

Kira menambahkan, "Dengan semua pengalaman ini, kita akan semakin kuat. Kita belajar dari setiap pertempuran, dan itu akan mempersiapkan kita untuk menghadapi apa pun yang ada di depan."

Setelah beristirahat sejenak, mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya. Irian mengeluarkan peta dan menunjukkan lokasi kristal berikutnya, yang terletak di dalam gua di dalam Hutan Terlarang. "Dari yang aku dengar, tempat itu dijaga oleh makhluk purba yang sangat kuat. Kita perlu berhati-hati."

"Jika ada makhluk yang bisa kita jinakkan, aku akan siap," Gorthak berkata dengan suara tegas. "Kita harus bersatu untuk menghadapi tantangan itu."

Malam itu, setelah diskusi panjang, mereka akhirnya tertidur, mengumpulkan kekuatan untuk perjalanan yang akan datang.

Keesokan harinya, tim melanjutkan perjalanan menuju Hutan Terlarang. Hutan itu terlihat gelap dan lebat, dengan cabang-cabang pohon yang saling bertautan dan menciptakan atap alami yang hampir sepenuhnya menyerap cahaya. Suasana di sekitar mereka terasa mencekam, seolah hutan itu sendiri hidup dan mengawasi langkah-langkah mereka.

Irian merasakan kehadiran yang aneh. "Aku merasa ada yang mengawasi kita," katanya, mengerutkan kening.

Mira mengangguk. "Hati-hati. Tempat ini terkenal dengan jebakan dan makhluk yang dapat mengubah ilusi."

Saat mereka semakin dalam ke hutan, suara gemerisik terdengar dari semak-semak. Tiba-tiba, sekelompok makhluk berbulu muncul, berbentuk seperti serigala besar dengan mata berkilau. Mereka terlihat garang, tetapi Irian merasakan sesuatu yang lain—rasa sakit dan ketakutan.

"Aku akan mencoba menjinakkan mereka," Irian mengatakan, berusaha menenangkan timnya. Dia tahu bahwa makhluk ini mungkin terperangkap dalam keadaan yang tidak diinginkan.

Dia melangkah maju, menggunakan kekuatan penjinaknya. "Tenanglah, aku tidak akan menyakiti kalian. Aku di sini untuk membantu."

Makhluk-makhluk itu menggeram, tetapi Irian berfokus pada emosi mereka. Dengan mengalirkan energi positif, dia berusaha menyentuh sisi yang lebih dalam dari makhluk-makhluk itu.

"Cobalah merasakan cahaya dalam diriku. Bebaskan diri dari kegelapan yang menyelimutimu," Irian berkata, menatap mata makhluk-makhluk itu. Perlahan, salah satu makhluk mulai meredakan geramannya, tatapannya lembut.

"Baiklah, Irian. Aku akan membantumu!" makhluk itu berkata, suara dalam dan serak. Irian terkejut, tetapi dia segera merasakan ikatan baru terjalin antara mereka.

"Aku akan memanggilmu Fenris," Irian memutuskan, tersenyum. "Bersama kita akan melawan kegelapan!"

Setelah Fenris bergabung, makhluk-makhluk lain pun mengikuti. Dalam waktu singkat, Irian telah menjinakkan sekelompok makhluk yang kuat. "Kita semakin kuat!" ia berseru, penuh semangat.

Setelah menjinakkan makhluk-makhluk itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju gua. Ketika tiba di pintu gua, mereka merasakan hawa dingin yang menyelimuti. "Ini dia," Irian berkata, menatap dengan penuh ketegangan.

"Siap untuk bertarung?" Garron bertanya, bersiap dengan senjatanya.

"Bersiaplah untuk segala kemungkinan," Irian mengingatkan. "Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di dalam."

Mereka memasuki gua, dan suasana di dalamnya jauh lebih menegangkan. Dinding-dinding gua bersinar samar dengan cahaya biru, dan suara air menetes membuat suasana semakin misterius.

Di tengah gua, mereka melihat sebuah altar yang dijaga oleh makhluk purba—sebuah naga besar dengan sisik hitam dan mata menyala. Naga itu mengeluarkan suara menggeram yang mengguncang dinding gua.

"Kau berani memasuki tempat ini?" suara naga menggema, menimbulkan gema di seluruh ruangan. "Hanya yang terkuat yang dapat mengambil kristal ini."

Irian merasakan tantangan di depan matanya. "Kami tidak takut. Kami di sini untuk mengambil kristal dan menghentikan kegelapan!"

Naga itu melirik, tampak menilai keberanian mereka. "Hanya satu cara untuk membuktikannya. Hadapi aku dan tunjukkan kekuatanmu!"

Irian tahu bahwa mereka harus bersatu untuk mengalahkan naga itu. Dengan Fenris di sampingnya, dia memfokuskan energi, bersiap untuk pertarungan yang akan menentukan takdir mereka.

"Semua, bersiaplah!" Irian berteriak, menyiapkan semua kekuatan yang mereka miliki. Pertarungan dengan naga purba akan menjadi ujian sejati bagi mereka—dan Irian bersumpah tidak akan mundur, apapun yang terjadi.


章 12: Chapter 11 - Ujian Naga Purba

Irian dan timnya bersiap menghadapi naga purba yang menjulang di depan mereka, aura kekuatan dan ancaman mengalir dari makhluk itu. Suasana di gua semakin tegang, setiap detak jantung terasa seperti guntur.

"Jaga jarak!" Irian berteriak, memfokuskan energinya. "Fenris, aku butuhmu!"

Fenris, serigala besar yang baru saja dijinakkan, melangkah maju, menunjukkan keberanian yang luar biasa. "Aku siap, Irian! Kita akan menghadapinya bersama!"

Dengan satu gerakan, naga purba mengayunkan sayapnya, menciptakan angin kencang yang mengguncang dinding gua. "Kau berani menantangku? Banyak yang telah gagal sebelummu," suara naga itu menggema, seolah meresapi seluruh ruangan.

"Aku tahu kami bisa!" Garron menjawab, mengangkat pedangnya. "Kami tidak akan mundur!"

Naga itu mengeluarkan raungan yang mengguncang, memancarkan energi gelap yang membuat udara di sekitar mereka terasa berat. "Buktikan bahwa kalian layak untuk mengklaim kristal ini!"

Irian merasa ketakutan melanda, tetapi dia juga merasakan kekuatan dari teman-temannya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mengalirkan energi positif melalui dirinya, berusaha menggabungkan kekuatan mereka. "Kita harus bekerja sama! Jangan biarkan rasa takut menguasai!"

Naga itu meluncurkan serangan pertamanya, mengeluarkan semburan api biru yang membara. "Kau tidak akan bisa melawan kekuatanku!"

"Lindungi dirimu!" Irian berteriak, menggunakan kemampuan penjinaknya untuk menciptakan perisai energi di sekitar mereka. Cahaya terang memancar, menangkis api yang meluncur ke arah mereka.

"Bagus, Irian!" Kira mengangkat tongkat sihirnya, mengeluarkan serangan sihir untuk memperkuat perisai. "Aku akan menambahkannya dengan sihir pelindung!"

Bersama-sama, mereka berhasil menahan serangan pertama. Irian merasakan kekuatan di dalam dirinya mengalir, menggabungkan kekuatan semua makhluk yang telah dia jinakkan. "Mari kita balas serangan ini!" Irian berseru.

"Fenris, gunakan kekuatanmu untuk menyerang dari sisi!" Irian memerintahkan.

Dengan sigap, Fenris meluncurkan dirinya ke samping, berusaha mengecoh naga. "Sekarang!" Ia menerkam, menggigit sisik naga.

Sementara itu, Garron dan Kira menyerang dengan kombinasi serangan fisik dan sihir. Garron meluncurkan serangan pedangnya, sementara Kira mengeluarkan gelombang energi dari tongkatnya, menciptakan ledakan yang menghantam naga.

Tetapi naga itu masih kuat, menggeram dan berusaha mengguncang Fenris dari punggungnya. "Kau hanya memperpanjang penderitaanmu!" naga itu berteriak, menyebarkan energi gelap yang memengaruhi lingkungan.

Irian merasakan aura keputusasaan mulai menyerang pikiran timnya. "Jangan biarkan dirimu terpengaruh!" Dia mengangkat tangannya, berusaha memanipulasi cerita saat itu juga. "Kita adalah pejuang yang bersatu! Kami tidak akan kalah!"

Dalam pikirannya, Irian membayangkan naga itu melunak, melihat keberanian dan tekad timnya. Dia menyalurkan energi positif, berharap bisa mengubah jalan cerita. "Kau bukan hanya makhluk kegelapan! Kau bisa memilih untuk berhenti!"

Tiba-tiba, kilau cahaya mengelilingi naga, membuatnya ragu sejenak. Mata naga itu menyala, dan Irian bisa merasakan keraguan dalam hati makhluk itu.

"Cobalah lagi!" Kira berteriak, tidak menyerah. "Kita tidak akan berhenti sampai kau mengaku kalah!"

Dengan semangat yang menggebu, mereka meluncurkan serangan selanjutnya. Irian mengarahkan cahaya penjinak yang dimilikinya, menciptakan lingkaran energi yang mengikat naga. "Kami bisa membuatmu melihat kebenaran!"

Naga itu menggeram, berusaha melawan, tetapi semakin banyak cahaya yang mengelilinginya, semakin ia terperangkap. "Kau… apa yang kau lakukan?"

"Melawan kegelapan di dalam dirimu!" Irian menjawab. "Setiap makhluk memiliki pilihan. Kami di sini untuk menunjukkan jalan itu!"

Saat cahaya semakin mendekat, Irian merasakan kekuatan baru mengalir dari dalam. Dengan setiap kata yang dia ucapkan, energi positif menggulung, semakin memperkuat ikatan yang diciptakannya.

Naga itu terjatuh, mengeluarkan suara menggeram yang rendah. "Kau… mungkin benar."

Dengan satu serangan terakhir, Irian melepaskan semua energinya. "Sekarang, bangkitlah! Temukan jalanmu kembali ke cahaya!"

Cahaya itu meledak, dan Irian merasakan ikatan antara dirinya dan naga terjalin. Dalam sekejap, aura gelap menghilang, dan naga purba itu berubah, menampakkan diri dalam bentuk yang lebih lembut, tanpa keangkuhan dan kegelapan yang melingkupinya.

"Terima kasih, pejuang," naga itu mengucapkan, suaranya sekarang lembut. "Kau telah membuka mataku."

Irian terkejut tetapi merasa lega. "Kami hanya melakukan apa yang benar."

Dengan gerakan lembut, naga itu mengangguk. "Kristal yang kau cari terletak di altar ini. Ambillah, dan gunakan kekuatanmu untuk menjaga dunia."

Irian dan timnya saling berpandangan, rasa syukur mengalir di antara mereka. Dengan hati-hati, Irian mendekati altar di tengah gua, di mana kristal berkilau dengan cahaya cerah. "Kami akan melindungi dunia ini."

Saat dia mengangkat kristal, cahaya memancar, dan mereka tahu bahwa langkah selanjutnya menuju misi mereka telah tercapai. Bersama naga yang kini menjadi sekutu, mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan, mengetahui bahwa bersama-sama, mereka dapat mengatasi kegelapan mana pun yang mengancam.

"Kita harus melanjutkan," Irian berkata dengan tegas. "Masih ada tantangan yang harus kita hadapi, dan kita tidak akan berhenti sampai dunia ini aman."

Dengan semangat baru dan keberanian yang berlipat ganda, tim Irian bersiap untuk melangkah lebih jauh, mengingat bahwa kekuatan sejati terletak pada ikatan yang telah mereka bangun, dan cerita yang terus mereka tulis bersama.


Load failed, please RETRY

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C11
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank 200+ パワーランキング
Stone 0 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン

tip 段落コメント

段落コメント機能がWebに登場!任意の段落の上にマウスを移動し、アイコンをクリックしてコメントを追加します。

また、[設定]でいつでもオフ/オンにすることができます。

手に入れました