"Dia hanya bertahan hidup, hanya untuk menyaksikan kelahiran cucu tertuanya! Xiao Changyi, kamu tidak mengutuk kakekmu sampai mati, percayalah padaku! Percayalah padaku!"
Dibalik kata-kata ini, An Jing menjadi semakin gelisah, bahkan dengan erat menggenggam salah satu lengan Xiao Changyi, ingin dia percaya padanya, bahwa dia benar-benar tidak mengutuk kakeknya sampai mati.
Karena kegembiraannya, kekuatan di tangan An Jing sangat berarti, menyebabkan rasa sakit di lengan yang mencapai otaknya, tapi Xiao Changyi sama sekali tidak peduli; sebaliknya, sudut bibirnya yang dingin perlahan membentuk senyum.
Menyentuh kepala An Jing, dia menatap langsung ke mata An Jing dan berkata dengan lembut, "Aku percaya padamu."
An Jing langsung menghela nafas lega, dan kemudian menyadari bahwa dia masih menggenggam erat lengannya. Terkejut, dia segera menarik tangannya dan berkata dengan canggung, "Maafkan aku, apakah aku melukaimu?"