```
Dengan berlalunya setiap menit, Bara menjadi semakin gelisah di dalam kamarnya, terkadang menatap ke luar jendela, terkadang duduk di atas tempat tidurnya, bahkan mondar-mandir, mencoba menunggu waktu berlalu.
Namun saat melihat kegelapan yang telah benar-benar menyelimuti luar sana, dia tak lagi dapat mengendalikan diri untuk keluar dari kamar tidurnya dan menuju sayap tenggara istana. Seluruh koridor diterangi lampu, dan dalam kesunyian mutlak lorong yang kosong, dia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri.
Sebelum dia menyadarinya, dia telah mencapai pintu kamar Raja yang tertutup. Dia mengetuk pintu itu.
"Y-Yang Mulia, apakah Anda di dalam?"
Tidak ada jawaban. Dia menunggu sebentar sebelum membuka pintu. Dia menatap ke dalam kamar yang kosong yang diterangi lampu.