Di sisi lain, beberapa hari ini Mo Rao didampingi oleh Fu Ying dan Fu Ying sangat khawatir. Semua orang mengerti dengan sekilas.
Di hati Fu Ying, Mo Rao lebih penting daripada Qu Ru.
"Di mana Lin Wen?" tanya Mo Rao dengan mengerutkan kening.
"Dia baik-baik saja. Pinggang dan kakinya terluka, jadi dia perlu beristirahat sebentar," jelas perawat tersebut.
Hari itu, Mo Rao mendengar keributan di luar dan teriakan Lin Wen. Dia tahu bahwa Lin Wen pasti terlibat konflik dengan Yang Qiu dan yang lainnya untuk menyelamatkannya.
Bagaimana mungkin dia bisa sebanding dengan Yang Qiu dan yang lainnya?
Pikiran tentang Lin Wen terluka karena dirinya membuat Mo Rao merasa lebih bersalah.
Saudara kandung keluarga Lin keduanya terluka karena dirinya.
"Apakah itu serius?" tanya Mo Rao dengan cemas.
"Dia hanya perlu beristirahat. Rumah sakit sudah mengatur segalanya," jawab perawat dengan sabar.
Mo Rao ingin bangun. "Saya ingin melihatnya."