Bunyi bel pulang telah berbunyi semua siswa-siswi keluar dari ruang kelasnya dari lantai atas dan bawah mereka semua berhamburan menuju parkiran ataupun langsung keluar dari gerbang sekolahnya untuk pulang ke rumah masing-masing.
Suasana sekolah tersebut sudah mulai sepi semua siswa-siswi sudah pada pulang kini khayra baru mengumpulkan kertas ujianya, semua teman kelasnya sudah mengumpulkan kertas ujian hanya ia sendiri belum mengumpulkan, ia agak terlambat mengumpulkannya karena ia sangat berhati-hati mengisi ujiannya. setelah mengumpulkan kertas ujiannya lalu ia keluar sendirian dari kelasnya, selvi temanya sudah pulang duluan jadi ia dan selvi tidak pulang bareng. ia melihat suasana sekolah tersebut sudah sepi dengan cepat ia berjalan menuju ke tempat parkiran, ia teringat bahwa calon suaminya itu menyuruh bodyguardnya mengantar dan menjemputnya saat pergi dan pulang sekolah, ia pun terus berjalan menuju ke tempat parkiran, di saat ia masih berjalan, di belakangnya sudah ada azka yang telah mengikutinya. sesampainya di tempat parkiran khayra melihat mobil antar-jemputnya sudah ada dan ia pun langsung berjalan menghampiri mobil tersebut, vino melihat khayra sudah berjalan menghampirinya dengan cepat ia keluar dari mobil dan langsung membuka pintu mobil.
"Ayo nona, silakan masuk," Vino pun mempersilakan khayra masuk ke dalam mobil.
Khayra mengangguk dan masuk ke dalam mobil, khayra sudah masuk ke dalam mobil, vino pun menutup pintu mobil lalu ia juga membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil kemudian ia menutup pintu mobil dan ia langsung menyalakan mobil dan keluar dari gerbang sekolah. perlahan mobil itu menghilang dari pandangan azka yang dari tadi mengikuti khayra, ia masih berdiri di tempat parkiran sambil melihat mobil itu pergi.
Kemudian azka berjalan menghampiri motornya, menaiki atas motornya, memakai helm, menyalakan motor dan keluar dari gerbang sekolah, ia pergi menuju ke kantor abangnya. sesampainya di halaman depan kantor abangnya, ia pun dengan cepat berjalan masuk ke dalam kantor dan berjalan ke ruangan abangnya. sudah sampai di depan pintu ruangan abangnya ia pun langsung membuka pintu ruangan tersebut, ia melihat abangnya lagi duduk di kursi meja tempat ia bekerja dan sibuk dengan laptopnya lalu ia berjalan menghampiri abangnya.
"Bang ar!" panggil Azka, kini ia telah berdiri di depan meja kerja abangnya.
Abangnya hanya diam saja ia masih sibuk dengan laptopnya.
"Abang dengar nggak sih aku panggil?" ujar Azka kesal melihat abangnya hanya diam saja.
Mata abangnya yang dari tadi melihat layar laptop langsung beralih melihat azka di depannya.
"Kenapa?" tanya Abangnya dengan singkat.
"Kesal banget bang aku hari ini. cewek yang aku cintai sebentar lagi akan menikah sama orang lain, hancur hatiku bang, sudah lama aku memendam perasaanku tapi ia sangat tega menghacurkan hatiku," jawab Azka dengan penuh penghayatan.
Abangnya cuma geleng-geleng kepala mendengar perkataan dari adiknya itu dan menghela napas panjang, "Iya sudah, kalau dia akan menikah, kan kamu bisa cari cewek lain."
"Nggak bisa bang! hatiku sudah ada dia dan aku juga nggak bisa melupakannya, dia itu adalah cewek yang pertama aku cinta sudah lama juga aku memendam perasaanku ini tapi sampai saat ini aku belum bisa mengungkapkan perasaanku," ungkap nya.
Mata abangnya yang masih melihat azka kembali beralih melihat layar laptopnya dan kembali menghela napas panjang, ia sangat pusing sekali mendengar perkataan dari adiknya itu, ia pun melanjutkan kesibukannya dengan laptop.
"Bang, kamu mau nggak bantu aku?" ucap Azka.
"Bantu apa?" balas Abangnya tanpa melihat azka matanya masih melihat layar laptopnya.
"Setelah cewek yang aku cintai dan om-om tua itu menikah aku ingin menghacurkan rumah tangga mereka sampai mereka bercerai dan berpisah sudah berhasil mereka bercerai dan berpisah cewek yang aku cintai itu akan menjadi milikku untuk selama-lamanya. abang maukan bantu aku untuk menghacurkan rumah tangga mereka, plis bang bantu aku ya, aku nggak bisa sendirian, aku butuh abang," ujar Azka memohon kepada abangnya agar abangnya mau membantunya.
Mendengar perkataan dari adiknya itu Abangnya sangat terkejut dan tertawa pelan, "Azka azka, jangan belagu mau menghacurkan rumah tangga orang. sekolah dulu aja yang benar, biarin aja dia menikah, kamu kan bisa cari cewek lain. apa hanya dia doang cewek di dunia ini, banyak azka, gara-gara satu cewek kau bisa gila, apa susahnya sih cari cewek lain. sudah jangan bikin abang pusing lebih baik kau pulang."
"Kalau nggak abang, siapa lagi yang mau bantu aku. mama? mama mana peduli dengan aku dia selalu sibuk, papa? andaikan papa masih ada pasti papa mau bantu aku. mama sama abang sama aja nggak pernah sayang dan peduli dengan aku," ujar Azka dengan raut wajah sedih.
Mendangar perkataan dari azka abangnya pun tidak tega melihat azka sedih dan ia memutuskan mau membantu adiknya itu.
"Baiklah, abang mau membantu mu tapi sebelum itu abang mau tanya, kenapa kau sangat bersikeras mau menghacurkan rumah tangga mereka?" tanya Abangnya.
"Itu semua karena cinta bang! entah kenapa aku sangat nggak rela melihat cewek yang aku cintai menikah sama om-om tua itu, enak aja dia mengambil cewek yang aku cinta," jawab Azka.
"Gimana ceritanya cewek yang kau cintai itu akan menikah sama orang lain?" tanya Abangnya lagi.
"Cuma gara-gara masalah hutang bang." jawab Azka.
"Maksudnya?" ujar Abangnya yang masih belum mengerti.
azka pun menceritakan semuanya kenapa khayra dan kevin bisa menikah kepada abangnya. abangnya pun mendengar semua yang diceritakan oleh azka dan ia sekarang sudah mengerti.
"Oh begitu, jadi cewek yang kau cintai itu terpaksa menikah sama yang kau sebut itu," kata Abangnya.
"Iya bang, om-om tua itu sangat licik cuma alasan orangtuanya belum bisa melunasi hutangnya jadi om-om tua itu memiliki syarat agar cewek yang aku cintai itu menikah sama dia, orangtuanya tidak ada uang untuk melunasi hutangnya jadi orangtuanya terpaksa menyetujui syarat darinya," tutur Azka dengan sedikit emosi.
Abangnya hanya mengangguk saja mendengar semua perkataan dari azka tentang khayra dan kevin.
"Siapa nama dan gimana ciri-ciri orang yang kau sebut om-om tua itu kenapa dia memaksa orang untuk menikah dengan dia?" tanya Abangnya penasaran.
"Kevin! ya, namanya Kevin. ciri-cirinya adalah orangnya tinggi, putih, tegap, bahu lebar, hidup mancung, bibirnya merah, matanya agak sipit dan gaya rambutnya comma hair. orangnya tampan tapi tampan lah aku, masih kalah dia dengan ketampanan aku," jawab Azka dengan sombong. "Kalau masalah memaksa aku juga nggak tahu bang mungkin om-om tua itu juga cinta sama cewek aku yang cintai." lanjutnya.
Abangnya yang dari tadi mendengar perkataan dari azka tiba-tiba diam sejenak memikirkan nama dan ciri-ciri orang yang disebut oleh azka dan dalam hatinya berkata, "Kevin? apa jangan-jangan orang itu adalah dia."
Azka melihat abangnya tiba-tiba diam dan ia segera berjalan ke samping abangnya.
"Hei bang, abang ar!" ucap Azka sambil menepuk pundak abangnya.
Abangnya pun langsung menoleh ke azka, "dia seorang pengusaha kaya raya kan azka dan kedua orangtuanya sudah meninggal sejak dia umur 15 tahun?" tanya Abangnya yang ingin tahu tentang kevin.
Pertanyaan abangnya itu membuat azka bingung dan heran dengan abangnya kenapa menanyakan hal begitu tidak mau melihat abangnya menunggu lama dengan cepat ia menjawab pertanyaan abangnya.
"Iya bang, dia seorang pengusaha kaya raya. waktu itu dia pernah datang sekolah azka dia di undang oleh kepala sekolah untuk menjadi motivator dan dia bilang kalau kedua orangtuanya sudah meninggal sejak usia 15 tahun," jawab Azka yang masih heran dengan abangnya.
"Ternyata benar orang itu adalah kevin anak dari musuh terbesar papa." ucap Abangnya dalam hati.
Lagi dan lagi abangnya diam dan membuat azka sangat bingung dan heran dengan abangnya itu.
"Kenapa sih bang azka perhatiin dari tadi abang tanya-tanya om-om tua itu? memangnya ada apa sih bang?" tanya Azka sambil menatap Abangnya.
Abangnya pun mengatakan jujur dan menceritakan semuanya yang telah terjadi pada keluarganya di masa lalu kepada azka. "Pria itu adalah anak dari musuh terbesar papa, orangtuanya dan orangtua kita musuhan dari dulu karena masalah bisnis. perusahaan orangtuanya dan perusahaan orangtua kita sama-sama berkembang, tetapi semenjak waktu itu perusahaan orangtua kita kalah saing dari perusahaan orangtuanya jadi perusahaan orangtua kita bangkrut itulah penyebabnya papa meninggal karena serangan jantung melihat perusahaannya bangkrut dan gara-gara orangtuanya juga menyebabkan kita miskin. semenjak perusahaan papa bangkrut abang bangkit untuk membangun kembali perusahaan papa yang telah bangkrut, dengan penuh perjuangan akhirnya abang berhasil membangun kembali perusahaan papa. ya, walaupun tidak sebanding sama dia yang sudah mempunyai perusahaan dimana-mana, tapi abang sangat bangga dan senang bisa membangun kembali perusahaan papa yang telah bangkrut. abang sudah lama ingin membalaskan dendam abang kepadanya, gara-gara orangtuanya papa kita meninggal."
Azka mengangguk paham dan ia sudah tahu semua apa penyebab papanya meninggal dan masa lalu keluarganya.
Sebenarnya perusahaan orangtua Azka bangkrut bukan gara-gara orangtua Kevin memang perusahaannya sudah tak sanggup lagi berdiri dan banyaknya faktor yang membuat perusahaannya bangkrut yaitu kurangnya strategi bisnis, menetapkan harga yang terlalu mahal, kehilangan klien atau pelanggan besar, kesalahan manajemen perusahaan, memiliki hutang yang berlebihan, persaingan bisnis dan juga faktor yang lain dan masalah papanya meninggal juga bukan gara-gara orangtua kevin mungkin itu sudah takdirnya.
gara-gara permusuhan di antara dua keluarga yang tidak pernah usai itulah penyebabnya keluarga Azka menyalahkan semua ini kepada keluarga Kevin, keluarga Kevin juga tidak melakukan apa-apa kepada keluarganya. entah sampai kapan dua keluarga tersebut bisa berdamai dan tidak permusuhan lagi.
"Dari dulu orangtuanya sudah menghacurkan kebahagian kita dan sekarang anaknya juga menghacurkan kebahagian aku bang memang keluarganya membawa kehancuran."ujar Azka dengan kesal. "Bang, kita juga harus menghacurkan kebahagiannya dan membalas dendam abang, gara-gara orangtuanya menyebabkan papa meninggal dan keluarga kita berantakan nggak seperti dulu yang selalu bersama dan tertawa bareng. Azka kangen bang suasana keluarga kita waktu dulu!" lanjutnya sambil menunduk menahan air mata yang ingin jatuh di pipi.
Lalu Abangnya berdiri dan memegang pundak Azka, "Abang tau kok perasaan kamu, tapi sudahlah nggak usah sedih, kita harus kuat dengan semua ini. Abang setuju denganmu, mari kita menyusun rencana untuk membuat kehidupan dan kebahagiannya hancur dan kita juga harus pikirkan bagaimana cara cewek yang kau cintai itu menjadi milikmu dan semua perusahaannya menjadi milik Abang."
Azka tampak diam sejenak dan ia sedang memikirkan caranya. sudah cukup lama memikirkannya dan akhirnya ia sudah ketemu caranya.
"Aku tau bang caranya, tapi aku masih ragu bang, nanti gagal gimana? "ujar Azka.
"Nggak papa kalau gagal, kita kan bisa pikir cara lain. ya sudah setelah dia menikah kita mulaikan rencana kita membuat kehidupan dan kebahagiannya hancur dan juga cewek yang kau cintai itu menjadi milikmu dan semua perusahaannya menjadi milikku," ucap Abangnya dengan senyum licik. "Apapun caranya kita harus dapatkan cewek yang kau cintai itu dan semua perusahaannya." lanjutnya.
"Iya bang, rencana kita harus berhasil," ucap Azka ikut juga senyum licik.
Wirawan Arka Sukamalya dan Wirawan Azka Sukamalya adalah anak dari pasangan Wirawan Surya Sukamalya dan Alana Zahira melvina. Wirawan Surya sukamalya adalah seorang pengusaha dan istrinya hanya membantu suaminya mengurus perusahaan suaminya. semenjak perusahaan suaminya bangkrut ia berhenti mengurus perusahaan suaminya setelah perusahaan suaminya berdiri lagi kini anaknya yang menjadi penerusnya mengurus perusahaan suaminya, ia sekarang sibuk mengurus bisnis barunya. jarak usia arka dan azka lumayan jauh, usia arka 29 tahun dan azka 18 tahun. mereka berdua juga memiliki paras yang tampan dan memiliki sifat agak sama. gara-gara masalah bisnis dan persaingan yang panas membuat sanjaya dan surya selalu musuhan dari dulu tapi sekarang ini mereka berdua sudah tidak ada dan sudah tenang di sana tapi permusuhan itu belum berakhir malah berlanjut ke anak-anaknya, entah sampai kapan permusuhan itu hilang dari mereka apakah permusuhan itu bisa hilang atau selalu ada di mereka.
Bagaimana cerita selanjutnya??
Apakah rencana arka dan azka berhasil atau gagal?
Temukan jawabannya di bab selanjutnya!!
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く