3 tahun telah berlalu semenjak kejadian battle royal saat itu.
Kondisi saat ini Jester benar benar dimusuhi oleh orang orang dikelasnya karena insiden itu ada yang harus dirawat sampai 3 bulan bahkan ada juga yang dipulangkan karena kondisi tubuhnya telah lumpuh diantara mereka, dari yang berjumlah 43 kini tersisa 22 saja yang masih menetap.
Tetapi ada beberapa orang juga yang cukup menyukainya karena ia begitu kuat, ditambah dengan topengnya yang ia pakai memberikan kesan pria dingin yang misterius.
Hari ini, hari dimana dirinya cuti selama 1 minggu jadi ia memilih menghabiskan waktunya ketempat yang bersejarah di London seperti Makan King Arthur Pendragon. Kini dirinya sedang berbaring direrumputan disamping makam tersebut meratapi langit langit karena hal itu tidak sempat ia lakukan dikehidupan sebelumnya.
"hahhh... Hari yang begitu cerah, angin berhembus, awan yang berjalan dilangit dengan pelan, dan udara yang segar... kurasa aku bisa menghabiskan waktuku disini sepanjang waktu" ujarnya yang terus melirik setiap bentuk bentuk awan yang begitu abstrak.
Semuanya begitu tenang sampai terdapat panggilan dari income yang terpasang ditelinganya.
Drrutt.. Druutt...
Ia langsung menekan income tersebut di telinga kirinya
"iya, ada apa? Tidak bisa'kah kau memberikanku waktu yang begitu senggang untuk menyentuh rumput? "
"wah lihat siapa yang akhirnya sedang menyentuh rumput sekarang"
Mendengar suara yang tak asing begitu, ia langsung bangun dari rerumputan dan berkata
"ayah! Tidak biasanya ayah menelponku. Ayah ada dimana"
"kamu tidak perlu tahu ayah berada dimana. Tetapi yang jelas kami memiliki misi untukmu sebagai Executor karena ini berhubungan dengan rekan kerja kita" ujar Axle
Oberon pun menekuk kaki kanannya dan meletakkan lengannya diatas lutut "oke... Sudah lama sekali tidak ada misi untukku semenjak tahun lalu. Jadi siapa yang akan kueksekusi?" tanya Oberon kepada ayahnya.
"hahaha... Seperti biasa kau begitu siaga terhadap apapun ya. Client kita kali ini salah satu pemegang saham dilondon sedang dibututi belakangan ini. Ada sekitar 30 orang yang selalu mengawasinya setiap istirahat makan siang."
Oberon mendengarkan begitu seksama semua perkataan yang dilontarkan oleh ayahnya
"baiklah. Kurasa aku akan memberantas mereka nanti" ujar Oberon.
"hoo... Menarik sepertinya kau memiliki sebuah rencana ya. Baiklah aku akan bilang kepada Westcott kalau misi telah selesai" balas Axle.
"baiklah, tolong titipkan salamku kepada kak Jessica ya" ucap Oberon sebelum akhirnya ia memutuskan telponnya.
Setelah selesai meneleponnya Axle pun menghela napas panjang "hhhhh... Anak itu benar benar tidak berubah sama sekali ya, Westcott"
"oh tentu saja. Aku hanya menyediakan fasilitas saja kepadanya, sisanya ia sendiri yang melatih fisiknya disana." balas Westcott
Kini Westcott sedang duduk diantara kursi gereja milik panti asuhan Axle. Lalu ia pun melirik Westcott yang berada dibelakangnya.
"ya... Setidaknya hutangku kepada kalian sudah lunas" ujarnya
"hahhh... Kakak terlalu percaya sekali kepada dia ya" ujar gadis yang mengenakan pakaian biarawati
"ya tentu, aku bisa melihat dari matanya sendiri jikalau dia yang akan membawa berubahan kepada dunia ini,Jessica " jawab Axle.
***
Hari menunjukan pukul 11:59 malam dan kini dirinya berdiri tepat diatas menara jam Big Ben mengawasi kota London dari sana dengan mantel hitam yang terus berkibar dihembus angin malam.
"sepertinya ini yang dirasakan oleh Jack The Ripper saat itu ya. Benar benar suasana yang pas untuk mengeksekusi mereka"
Ia pun melangkahkan kakinya kedepan lalu jatuh dari ketinggian 96 meter.
Tekanan angin dari bawah terus mengenai dirinya sampai saat ketinggian 50 meter ia langsung menggunakan mantel hitamnya sebagai glider lalu menghilang ditengah malam London.
***
1 minggu telah berlalu dan kini dirinya sedang duduk dikursi biasanya didalam ruang kelas sembari menguap didalam topeng Jesternya
"Hoaam..."
Ia pun meletakannya kepalanya diatas meja dengan lengan kirinya sebagai bantalan untuk kepala.
Kemudian datanglah seorang pengajar hari ini yakni sang komandan bersamaan dengan seorang gadis muda berambut biru dengan rambut kuncir kuda.
Lalu gadis itu pun tersenyum sembari memperkenalkan dirinya "namaku Takamiya Mana dari anggota D.E.M salam kenal semuanya."
Semuanya memberikan tepuk tangan kepada Mana sedang Jester mulai mengangkat kepalanya setelah mendengar nama dari gadis itu adalah Takamiya Mana
'Begitu... Kurasa sudah waktunya dia muncul ya' ucap dalam hati Jester
"hari ini karena kita kedatangan anggota dari D.E.M kita akan melaksanakan pertandingan persahabatan, sekaligus kalian juga bisa belajar darinya bagaimana menjadi pembunuh Spirit yang benar"
'pertandingan persahabatan? Cara membunuh spirits dengan benar? Peduli setan sama hal itu. Setiap orang punya caranya masing masing, maksud amat harus ngikutin cara dia' ucap dalam hatinya
"terutama kau Jester! " ucap komandannya yang terus menatap Jester dari kejauhan
Semuanya melirik kepada Jester saat ini, disini Mana merasa aneh dari semua anggota hanya Jester saja yang memakai topeng rubah
"apa coba, ngatur-ngatur segala" ujarnya yang memalingkan pandangannya dari komandan tersebut ke arah Mana.
Lalu tanpa diduga-duga pintu terbuka sampai menghantam dinding dibelakangnya lalu terlihat pria dengan keringat disekujur tubuhnya.
"gawat! Salah satu atasan D.E.M disandera!"
Disini Jester pun tersenyum sinis dibalik topeng Jesternya dan bergumam kecil " sudah waktunya memanen apa yang aku tanam"
Mendengar hal tersebut, semua orang disana terkejut ketika mendengarnya
"apa kau bilang?! Semuanya ubah jadwal, kali ini kita akan melakukan misi penyelamatan. Laksanakan sekarang!"
Semua pun langsung hormat tetapi tidak dengan Jester yang justru langsung berjalan menuju pintu keluar
"lokasi, Pukul berapa dia diculik dan bagaimana penculikannya? " ujarnya sambil melewati pria yang ada didekat pintu
"malam ini, untuk jam aku tidak tau tapi kami dapat kabar dari keluarganya jika ada seseorang yang meminta tembusan" jawab pria tersebut.
"begitu, kuterima misi ini"
Ditengah-tengah ini mereka semua diam membeku melihat tingkah laku Jester yang tak biasanya. Dan ia segera pergi dari ruang kelas meninggalkan yang lain
"cepat!! semuanya ikuti Jester sekarang! "
Semuanya langsung segera bergegas menyusul Jester disana sedang Mana hanya berdiam diri saja disana tanpa mengeluarkan sepatah dua kata sama sekali.
***
Sementara itu disebuah gudang tua ditengah hutan mereka semua sudah mengepung lokasi yang diduga sebagai tempat ditahannya sandera.
"baiklah semuanya dengarkan aba aba dariku, kita akan menyerang ketika melihat seseorang keluar dari sana"
Tidak menuruti perintah komandannya, Jester justru berjalan tenang mendekati gudang tua tersebut.
"Oi apa yang kau lakukan disana Jester?!! Kau mau membuat atasan terancam?!"
Mengabaikan semua perkataannya, ia langsung membuka pintu besar dan masuk begitu saja.
"Tcih! Orang itu! Kenapa tuan Wesscot mau mendidik orang bodoh sepertinya!? " ucapnya melihat langsung rada tim dimonitornya.
"komandan, bagaimana ini?! " ucap salah satu pria dianggotanya
Disini komandan sudah masa bodoh dengan apa yang dilakukan oleh Jester dan ia yakin Jester pasti akan kalah didalam gudang itu sendirian karena menurut informasi terdapat 50 orang yang menjaga gudang tua yang cukup besar itu
"biarkan dia, tepat seperti aba aba ku tunggu salah satu dari mereka keluar" ujar komandan yang masih didepan layar monitor besar.
***
Sementara itu didalam gudang itu terdapat beberapa komplotan bersenjata yang sedang melakukan berbagai macam aktivitas sembari menunggu kedatangan orang yang akan menyelamatkan pria ua yang mereka sandera.
Ada yang bersandar dibalik tiang tiang,bermain kartu remi, dan ada juga yang sedang mengerut sebuah kayu kecil dan pendek dengan sebilah pisau miliknya.
Semuanya begitu santai sampai mereka mendengar suara decitan yang asalnya dari sebuah pintu gudang tua tempat mereka saat ini.
Ketika pintu terbuka, muncul sebuah pria mengenakan topeng serta mantel hitam dengan koper yang ia pegang ditangan kirinya.
"akhirnya datangnya. Oi pak tua cepat, malaikatmu telah datang!"
Pria itu menepuk nepuk pipi seorang pria tua yang merupakan salah satu pemegang saham dari industri besar D.E.M yang saat ini sedang diikat diatas kursi
Dan ketika matanya terbuka perlahan dan terlihat begitu jelas siapa yang menyelamatkannya, bukannya senang tetapi ia justru meronta ronta seakan akan mau dibunuh
"MMHNN!! JNMHHNNN MNNHHMNNNN!! "
Agar rencananya kali ini tak gagal, ia langsung saja bergegas mendekatinya dan melepaskan pegangan pada koper miliknya dan langsung membuat pria itu pingsan hanya dengan satu hantaman tangan mengenaikan leher belakangnya.
Semuanya pun diam membeku akan kejadian tersebut. Dirinya pun segera mencairkan suasananya dengan melanjutkan pembicaraan tentang negosiasi ataupun tembusan.
"Baiklah mari kita mulai saja negosiasinya" ujarnya dengan nada tenang.
"y-ya itu benar, lagi pula itu tujuan kami menculik orang itu" ujar salah satu dari mereka dengan kepala botak mengkilap serta nada yang agak meragukan.
Jester pun segera mengambil sebuah barrle didekatnya kemudian meletakan koper yang tadi berada dilantai.
"baiklah mari kita mulai saja negosiasinya, aku sudah membawa apa yang kalian inginkan. Lepaskan orang itu" ujar Jester
Setelah ia berkata seperti itu semuanya pun langsung menertawakan dirinya
"Ahahahhahaha!!! "
"kau pikir kau bisa menipu kami, buka isi koper itu. Bisa saja koper itu berat karena kau mengisinya dengan sebuah buku telepon didalamnya"
"hahhhh... Baiklah sesuai keinginan kalian."
Ia pun segera menidurkan koper tersebut kearah mereka, dengan perlahan ia membuka koper tersebut. Dan setelah dibuka, isinya hanyalah sebuah notebook.
"hei! Apa apaan ini kami ingin uang tembusannya! Jangan main-main sana kami atau..."
Pria tersebut pun mengarahkan bilah pisau tersebut tepat dilehernya.
"pria tua ini akan mati.
Setelah mendengarnya bukannya merasa terancam, Jester justru tertawa begitu keras mengisi kekosongan gudang tua tersebut
"aha... Ahahahahahahahaha!!! "
Setelah mendengarnya semuanya keheranan serta bingung, merasa jika orang yang datang ini adalah orang gila
"ahahahaha...hhhh... Perlu kau tau notebook ini harganya setara dengan uang tembusan untuk pria itu, Malah lebih. Karena apa? Karena... "
Jester memutar balik koper yang berisikan notebook. Ia pun menyalakan notebook tersebut, kemudian memutar balik notebook tersebut kearah mereka.
Dari semuanya yang keheranan, dalam beberapa saat ekspresi mereka langsung diam membeku ditempat sesaat
"MMHHNNNNN NNHHMMMNNNN MMHHHNNNN!!! "
dari yang kosong dan sepi, mereka yang terbawa emosi setelah melihat apa yang terjadi didalam layar notebook tersebut
"kau!! Berani beraninya kau!!
Pria tersebut mengeluarkan pistol dan langsung menembak kesamping kepala Jester.
Diluar dugaannya, Jester tidak bergeming bahkan takut sekalipun dengan ancaman mereka.
"kenapa? kok diem? perasaan tadi ketawa ketawa aja, cerita dong bang" ejek Jester.
Disini semuanya menggeram dengan emosi yang meluap luap, karena yang ada dilayar tersebut ialah semua anggora keluarga mereka. Bukan terdiri dari istri dan anaknya saja tapi orang tua beserta anggota mertu mereka juga berada disana. Dikumpulkan didalam sebuah gudang tua persis yang mereka lakukan kepada pria tua itu.
"baiklah! Kita ikuti kesepakatan kita tadi. "
Pria itu pun segera memotong tali tambang yang mengikat pria tua tersebut dikaki serta tangannya yant terikat dibelakang.
"sekarang lepaskan mereka"
"itu benar! Kami sudah lakukan apa yang kau mau'kan? Sekarang lepaskan keluarga kami" ujar teman pria yang baru saja melepaskan ikatan sandera tersebut.
"sayang sekali itu sudah tidak berlaku. Andai saja kalian menerimanya dari awal mungkin sudah kubebaskan dia" ujar jester
Semuanya menggeram karena tawaran tadi mereka ditolak mentah mentah oleh Jester
"apa kau bilang!! Kau lupa jika kami juga mempunyai sandera! " ujar pria yang langsung menodongkan pistolnya tepat dikepala tawanan yang masih pingsan diatas kursi.
Ketika ia melakukan itu, muncul sebuah kaki dilayarnya dan terlihat sebuah pistol ditodongkan kepada salah satu seorang gadis muda yang disekap.
"ANGEL!! "
rasa putus asa dan amarah menjadi satu, mereka tidak bisa berbuat apa apa karena semua orang yang mereka sayangi berada ditangan orang itu.
"nnghhnn! Baiklah!! Kami akan mengikuti kemauanmu, apa yang kau inginkan" ucap pria berkepala botak.
"hohhh... Ini nih yang kusuka. Sebenarnya simpel, kalian cukup tengkurap saja dilantai sembari kuikat kedua tangan kalian dengan tali yang kalian gunakan. Cukup mudah bukan? " ujar Jester.
Ke 30 orang tersebut langsung menuruti perintahnya begitu saja, dan mengambil posisi tengkurap dengan tangan dibelakang punggungnya.
Jester mengambil tali tambang yang terlihat cukup panjang dan mengikat tangan mereka tanpa memutuskan tali tambang yang begitu panjang itu dari mereka.
"kami sudah menuruti perintahmu,cepat lepaskan mereka"
Jester pun mengambil barrle satu lagi untuk duduk disamping koper yang berisikan notebook.
"Oh tentu, aku selalu menempati janjiku" ujarnya yang memegang seutas tali tambang yang menyambung mengikat mereka.
Dar! Dar! Dar! Dar! Dar!...
Dan setelah itu muncul lambang play untuk memutar sebuah video dilayar notebooknya.
Semuanya terdiam tak percaya apa yang telah terjadi dihadapan mereka.
"itupun jika terjadi hari ini" lanjut perkataannya.
Secara bersamaan semuanya ikut memberontak dari ikatan tali tersebut
"Ngghhaaaa!! "
"bajingan"
"Bedebah"
Mendengar semua caci maki tersebut, Jester pun kembali berdiri diiringi dengan helaan napas panjang
"haahhhh... Yap itulah yang kuinginkan"
Sreng!!....
Srratttt!!...
Hanya dengan memotong tali tersebut dengan kemampuan Mystic Eyenya, semua yang terikat langsung terpotong secara bersamaan, ada yang tercincang, terpotong menjadi 6 bagian. Dan ada yang kepalanya lepas dari badannya dan matanya menggelinding kearahnya.
Jester pun menatap jasad jasad mereka yang tatapan mendominasi serta rasa angkuh didalam dirinya
"inilah yang terjadi jika kau berurusan dengan Executor, penjahat kelas teri"
Ia segera mengambil Jerry Can dan menuangkan seisi ruangan dengan 3 jerry can yang berada disana bersamaan dengan notebook miliknya.
Jester pun mengambil sebuah korek dari saku salah satu dari mereka kemudian menyala matikan korek tersebut dengan membuka tutupkan penutupnya.
"sekarang beristirahatlah yang tenang"
Ketika berada didepan pintu keluar, ia segera menyalakannya kemudian melangkah kedepan bersamaan dengan korek api yang menyala ia lempar kebelakang.
"di neraka"
Api menyebar melahap gudang tua tersebut dari dalam, membakar para jasad didalam serta notebook miliknya yang masih berada didalam koper yang berisikan data data penting tentang kejadian pembunuhan yang ia lakukan jauh jauh hari.
-To Be Continued-
Yoo kembali lagi dengan Author. Seharusnya ini chapter upload pas tahun baru pas di jam 00:00 cuman karena Schedule magang saya yg ancur Dari pulang malem besok masuk pagi jadi saya bisa uploadnya sekarang. Untuk kedepannya mungkin Bakal rada jarang upload karena Schedule. Jadi cukup sekian salam Author, Nara_Ryuko