Aroma serai dan jahe menggantung berat di udara saat Tom dan Lucy keluar dari restoran Thailand yang ramai, kantong kertas cokelat yang berisi makanan malam mereka dengan aman tergenggam di tangan mereka.
Lucy menarik napas dalam-dalam, perutnya berbunyi dengan antisipasi.
"Wangi ini seperti surga. Aku tak sabar untuk menyantapnya," katanya, matanya berkilauan dengan kegembiraan. "Aku lapar sekali."
Tom terkekeh, menyenggolnya dengan bermian-main sambil sikunya. "Kamu tidak akan sekelaparan ini kalau tadi kamu tidak ngotot makan kue-kue Denmark itu daripada makanan buatanku."
Lucy menjulurkan lidahnya, ada kilatan nakal di matanya. "Kamu yakin kamu mau kita bicarakan tentang bencana itu? Aku berusaha keras untuk melupakannya."
"Apapun," ujar Tom sambil mereka masuk ke mobil.