Itu bukan sih? Hatiku mengatakan bahwa itu adalah Bila. Aku mengambil ponsel di tas kecilku dan langsung mencoba menghubunginya. 2 kali Miss call. Kayaknya gak kedengaran kali ya? Soalnya disini berisik-batinku berusaha berfikir positif. Aku berjalan menelusuri jalan yang mungkin tadi ia lewati, Sampai aku terdiam di sebuah pertigaan.
Aldi : Bila dimana?
Kriiing! Kriiing! Kriiing!-suara telpon berbunyi. Iya menelpon balik padaku dan aku pun langsung mengangkat panggilannya.
"Halo assalamualaikum!"
"Waalaikum salam" jawabnya
"Lagi dimana?" Tanyaku penasaran
"Lagi makan di warteg" jawabnya jujur
"Sini atuh!" Aku menyuruhnya untuk datang menghampiriku
"Hah? AA dimana?" Ia terkejut
"AA di tempat yang tadi dilewatin sama Bila" terangku
"Ih mau ngapain? Pulang aja"
Begh! Seketika hatiku terasa sakit, sakit sekali. Hanya saja tidak berdarah "kok pulang sih? Sini Bil!da AA ge gak bakalan ngegel. Bila dimana sih?"
"Gak mau! Bila takut nanti kalau ketauan sama orang pondok. AA pulang aja." Ia semakin menyuruhku untuk pulang "emang mau ngapain sih a?"
"Yaa AA mau nepatin janji AA kalau mau datang nemuin Bila"
"Gak usah a! AA pulang aja yaa. Bila takut kalau nanti ada kamera tersembunyi sama penangkap suara" tiba-tiba telepon pun mati.
Dengan helm di tangan sebelah kiriku, aku terduduk lemas setelah mendengar perkataannya. Aku juga bingung. Kok ia sampe kepikiran sama kamera tersembunyi sama penangkap suara ya? Sering nonton katakan putus kah?. Aku bingung harus berbuat apa. Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi. Aku hanya ingin berjumpa denganmu tapi... kamu tidak ingin bertemu denganku, apakah ini yang dinamakan "Cinta bertepuk sebelah tangan?". Maafkan aku jika aku terlalu berharap lebih padamu. Padahal hanya satu tujuanku berada disini. Menunggu kehadiranmu.
Nabila : AA pulang aja yaa. Bila minta ke mama, ga dibolehin.
Aldi : bilang gimana?
Nabila : ada ahy Aldi. Katanya kan baru kenal juga, terus kata papa suru bilang baik-baik. Ahynya kan orang baik, jadi pasti ngertiin
Apalah daya aku ini sekarang. Ia sudah bilang ke kedua orangtuanya. Aku malah takut kalau orang tuanya tidak menyukaiku. Jikalau sudah seperti itu, aku bisa apa?
Aku berjalan kembali ke motorku dengan perasaan yang sebenarnya aku juga tidak tahu apa rasanya. Terus perjuanganku datang ke sini sia-sia gitu? Yasudah lah. Aku pergi menyebrangi jalan. Tapi... Saat itu aku melihat ada tiga orang perempuan yang tadi sedang di depan warteg, itu Nabila kah?
Kriiing! Kriiing! Kriiing!-ponselku berdering. Saat aku membuka ponselku,ternyata itu adalah Nabila. Ada apa ya?
"Halo assalamualaikum" ucapku membuka obrolan
"Waalaikum salam" jawabnya
"Kenapa Bil?" Aku penasaran
"AA! Coba liat ke belakang!" Ia menyuruhku berbalik badan
"Hah?" Aku kebingungan
"Iya liat ke belakang AA..." Ia menguatkan perkataannya
Aku pun membalikan badanku ke arah belakang dan mencari keberadaannya "mana gak ada?"
"Ini di sebrang!" Ia memberikan petunjuk
Aku memutar badanku 35° ke arah kiri sampai akhirnya aku menemukannya. Tuh kan bener itu Nabila, berarti yang dari tadi aku liat itu Nabila-batinku saat melihat Nabila berada di sebrang jauh disana. Ia melambaikan tangan dan berteriak "A ALDI! A ALDI! A ALDI!". Aku tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
"AA!" Ia memanggilku
"Iya?" Jawabku
"Jangan maraaah..." Ia meminta maaf dengan suara yang halus
"Marah?"
"Enggak lah. Masa marah. Mana bisa AA marah ke Bila mah" jawabku
"Beneran yaa jangan maraah" ia masih menguatkan permintaan maafnya
"Iya beneran. Yaudah AA pulang dulu yaa" aku berpamitan kepadanya
"Iya, ati-ati yaa. Kalau udah nyampe kabarin"
"SIAP! Yaudah udahan dulu yaa teleponannya. Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Senang? Pasti. Walaupun ia tidak mau bertemu denganku, tapi tak apa. Yang penting aku sudah melihatmu tersenyum dan melambaikan tangan padaku. Lucu yaa.
*****
"Assalamualaikum!" Ucapku sambil membuka pintu. Saat pintu terbuka, ternyata di rumahku sedang ada tamu. Maka dari itu aku langsung pergi ke kamarku dan menunaikan shalat Maghrib.
Nabila : udah nyampe?
Aldi : udah. Baru aja AA selesai sholat
Nabila : loh bukannya tadi AA lagi di masjid?
Aldi : bukan, itu bukan masjid. Tadi ya AA emang mau nyari masjid dulu, tapi AA baru inget kalau celana AA kotor
Nabila : ko bisa kotor celananya?
Aldi : biasa lah tadi pas di Punclut AA kan mau berhenti dulu ke pinggir, taunya jalannya licin jadi agak tisoledat.
Nabila : tapi ga papa kan?
Aldi : aman kok tenang aja. Untung kaki AA reflek, jadi yang ketibannya kaki
Nabila : ih makanya atuh ati-ati.
Aldi :iya maap
Nabila : AA kata mama ati-ati
Aldi : iya makasiii
Kata mama ati-ati? Ia bilang ke mamanya kalau aku jatuh? Perhatian banget sih. Semoga aja ibunya setuju kalau aku Deket sama anak semata wayangnya. AA izin ya maa buat ngedeketin anak mama, soalnya anak mama baik, cantik, manis, imut, berbakat, pinter lagi, ah pokonya mah paket complete deh.
"AA! Tau ga pas Bila manggil AA?"
"Yang pas AA mau pulang?"
"Iya yang Bila lagi di depan warteg"
"Kenapa emang?"
"Kan Bila mau bayar tuh ke si mamangnya, terus kata si mamangnya "A ALDI! A ALDI! A ALDI!" terus udah gitu katanya teh "ooh... Udah punya pawang ternyata" gitu coba ih parah..." Ia bercerita dengan antusias sambil tertawa
"Hahaha..." Aku tertawa lepas saat mendengar ia bahagia "bener ah si mamangnya ngomong gitu?"
"Iya beneran AA ih" ia menguatkan pernyataannya
"Yaa baguslah berarti AA udah diakuin sama mamang wartegnya kalau AA punya nya Bila."
"Yeeey..."