アプリをダウンロード
91.66% Ayve / Chapter 11: Ep 11

章 11: Ep 11

Semalam adalah hal paling indah dan damai bagi Ayve yang selama ini hanya menghadapi dunia dengan mengandalkan kekuatan dan ketegaran hatinya sendiri. Hanya itu satu-satunya jalan baginya untuk menghidupi hari-harinya sejak ibunya pergi meninggalkannya buat selamanya.

Mengingat hal semalam membuat Ayve tersenyum sendiri. Mereka sampai tidak sedar tertidur di balkon semalaman. Nasib saja nyamuk segan untuk mendekati mereka. Jika tidak memang tidak dinafikan lagi jika pagi ini kulitnya yang agak sensitif akan timbul bintik-bintik merah.

Teh yang masih hangat dihirup perlahan. Di sinilah dia saat ini. Menikmati pagi hari di gazebo yang didirikan di atas tasik teratai. Udara segar di sini begitu nyaman. Sesekali juga dihiasi bunyi kicauan burung-burung.

"Freya" panggil nya pada salah satu maid yang menemaninya di gazebo itu.

"Saya nyonya" seorang maid dengan rambut dikepang dua segera mendekat tatkala mendengar namanya disebut oleh nyonya nya.

"Apakah utusan istana ada berkunjung ke sini"

"Belum ada utusan istana yang berkunjung ke sini nyonya. Mungkin mereka akan ke sini dalam dua hari lagi"

Ayve mengangguk mendengar jawapan dari Freya. Jadi jika seperti itu perayaan itu akan diadakan dalam 9 hari lagi dari sekarang. Selalunya surat undangan itu akan dihantar seminggu sebelum perayaan itu diadakan.

"Apa ada sesuatu yang nyonya ingin saya lakukan?" Soal Freya saat melihat nyonya nya sedang memikirkan sesuatu.

"Jika surat itu sudah dihantar berikan pada saya ataupun letakkan saja di ruang kerja saya" ucap Ayve kembali menyeruput teh nya.

"Baik nyonya" jawap Freya.

Freya jadi berfikir sejenak. Selalunya nyonya nya tidak akan pernah terfikir untuk menerima secara langsung surat undangan itu tapi kali ini nyonya nya lebih memilih untuk menerima nya secara langsung. Hmm, apa ada sesuatu kah?

Tiba-tiba Ayve bangkit dari duduknya membuat Freya jadi bingung.

"Temani aku berbelanja sebentar di pasar" pinta Ayve lalu menapak pergi diangguki oleh Freya yang segera membersihkan ruang gazebo itu terlebih dahulu sebelum dia juga turut melangkah mengikuti nyonya nya.

Hari ini Ayve bercadang untuk berbelanja di pasar sekaligus mempelajari selok belok kawasan dalam kota besar ini. Itu juga untuk mengisi masa luangnya. Seharian duduk di dalam rumah agam itu sahaja boleh dikatakan mampu membunuh jiwanya yang suka akan sesuatu yang lebih ceria.

"Ooh sebelum itu pesankan pada kepala pelayan yang saya keluar sebentar" kata Ayve lalu menghilang di balik pintu kamar.

Di dalam kamar dia bersiap-siap untuk keluar menuju tempat tujuannya hari ini. Setelah mandi beberapa belas minit dia lalu keluar dari dalam kamar air.

Dia berdiri di depan cermin mengamati tubuh yang terbentuk sempurna itu. Namun ada sesuatu yang menarik minatnya untuk mendekat lebih dekat ke arah cermin. Dada sebelah kiri disentuh dengan ujung jari.

"Tanda apa ini"

Di sana entah apa itu tanda lahirnya atau dibentuk olehnya dia tidak tahu tapi jelas di dada kirinya ada satu bentuk seperti tattoo. Tattoo unik dengan warna bertone merah ke biru. Warna unik yang sama uniknya dengan bentuknya.

Corak nya susah untuk dijelaskan dengan kata-kata namun dia bisa tafsirkan itu corak terunik dan terumit yang pernah dia lihat. Tapi tetap saja masih bisa difahami. Hanya ada beberapa yang dia faham. Salah satu nya adalah corak Lotus hitam, sabit berganda dengan mahkota mawar salju di atasnya. Yang lain tidak dia fahami.

"Yang lain terlihat seperti mantra ganda seperti yang pernah ku lihat di kaca drama"

Dia tidak lagi terlalu menghiraukannya dan mencari dress yang sesuai untuk dia pakai.

Dress selutut berwarna ocean menjadi pilihan. Dress jenis satin ini mempunyai tekstur halus, licin, dan sejuk. Sangat menepati selera musim panas. Juga tidak membataskan pergerakan nya.

Rambut panjangnya itu hanya dibiarkan lepas melepasi punggungnya. Sedikit riasan dikenakan di wajahnya. Cukup hanya sedikit olesan warna merah segar pada bibir dan penyeri pada pipi gebunya.

Ayve tersenyum puas melihat penampilannya.

"Siap"

Setelah merasakan dia benar-benar sudah siap dia kemudiannya keluar. Di luar pintu sudah siap Freya dengan jubah labuh milik nyonya nya.

"Woah nyonya, anda terlihat sangat cantik dengan dress itu" puji Freya tatkala melihat tampilan Ayve saat keluar dari kamar.

"Benarkah. Dress ini lebih selesa dipakai" jawab Ayve seadanya.

"Nyonya apa sudah siap?"

Ayve mengangguk sebagai jawapannya. Jubah labuh di tangan Freya kini sudah beralih ke tangan Ayve. Jubah labuh itu dipakai kemas.

"Ayoh pergi"

Ayve dan Freya kemudian nya menapak menuruni tangan untuk ke lantai bawah menuju ke luar gerbang utama. Sengaja Ayve tidak ingin menggunakan kereta kuda khas milik nya kerana dia ingin setara seperti orang kebanyakan nya. Dia hanya merasa lebih suka berjalan kaki.

Sekurang-kurangnya dia boleh bersenam dalam perjalanannya. Lagipula perjalanan ke pasar tidaklah terlalu jauh. Setelah melewati kawasan rumah agamnya yang seluas hampir seekar padang golf itu di depan ada jalan besar didereti rumah-rumah tetangga lainnya. Pasar kota pula ada di depan sana.

***************

"Tuan" seorang lelaki yang entah datang dari mana tiba-tiba muncul di sana. Tepatnya di belakang seorang lelaki yang sejak tadi memandang keluar jendela.

"Apa kau sudah mendapatkan apa yang ku inginkan?"

"Tuan sepertinya nona yang saat itu kita lihat mempunyai latar belakang yang tidak biasa. Identitinya telah dihapus dan dipalsukan." Jawab lelaki yang merupakan salah satu pengawal bayangan elit milik lelaki di hadapannya.

"Luar biasa" gumam lelaki itu tanpa menoleh ke belakang walau sesaat. Rahang kokoh nya diusap perlahan.

"Hanya sedikit yang tidak dihapus dari identitas sebenarnya" sambung Soul.

"Katakan"

"Dari informasi yang ku dapatkan, namanya ialah Ayve Qeisherry. Nyonya besar keluarga Octivanna. Dia pemilik cabang utama bisnis dunia bawah. Aku juga ada mendengar jika nyonya Ayve juga adalah orang penting di istana" beritahu Soul mengikut informasi yang dia dapatkan.

'Jadi itu nama nya. Cantik sama persis dengan orangnya' batin Nefth

"Tuan, apa yang ingin tuan lakukan dengan informasi ini" Soul cuba mencari tahu apa yang cuba tuannya rencanakan namun nihil. Lelaki itu hanya diam tidak menjawab.

"Siapkan mantel ku" arah lelaki itu sebelum berbalik pergi. Soul yang ditinggalkan begitu sahaja hanya mampu mengangguk patuh. Entah kemana tuannya akan pergi hari ini.

'Lihat saja aku akan cari tahu siapa kau' bisik hati kecil Nefth. Wajah ceria itu masih terbayang-bayang di dalam fikiran nya. Bahkan mau dihapus saja dia tidak rela. Baginya senyuman yang dimiliki gadis itu adalah senyuman paling indah yang pernah dia lihat.

.

.

.

.

.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C11
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン