RUMAHNYA LAKU TERJUAL KARENA DIBERSIHKAN DARI UNSUR GOIB
Pada esok siangnya Arjuna pamit ke beberapa santri mukim untuk pulang ke rumah karena ada yang harus diselesaikan. Berbekal Garam Asma dari majelis rencananya Arjuna akan digunakan untuk membersihkan rumah Arjuna yang ingin Arjuna jual, supaya cepat laku terjual.
Sekitar Jam 1 siang Arjuna naik Bus di loket penjualan tiket bus yang mengantar dia kembali ke rumahnya. Dan dia naik bus sampailah pagi hari di loket dia naik kemarin dan dia kembali dengan ojek online.
Sesampainya dirumah, dia tidak menemui siapapun di rumah dan kebetulan pintu terkunci, tetapi Arjuna mempunyai kunci cadangan yang biasa dia bawa.
Sesampainya di rumah Arjuna langsung bersih-bersih di kamar mandi dan segera mempersiapkan Garam Asma yang akan dia pel dan semprot kan ke semua dalam rumah, serta membentengi rumahnya. Kemudian Arjuna password Garam Asma nya supaya rumah nya bersih dari jin, siluman, setan dan iblis, serta didatangkan pembeli dari segala penjuru mata angin yang mau membeli rumahnya, tanpa lama dan dibayar cash atau kontan.
Setelah membaca passwordnya, Arjuna memasukkan garam nya ke air pel dan air botol semprot nya. Dan dia mulai pel seluruh lantai rumah hanya kamar Diana saja, yang tidak dia bisa pel karena terkunci.
Selama dirumah, dia tetap melakukan amaliah tobat di malam hari dan dzikir setelah sholat fardhu.
Dua hari kemudian ada calon pembeli datang ke rumah nya dan lihat-lihat rumahnya kemudian menawar, hanya tawarannya terlalu rendah, dan Arjuna tidak setuju dengan harga segitu.
Seminggu kemudian, Arjuna lakukan lagi pembersihan rumah hanya pada malam hari setelah Diana dan anak-anak tidur, semua lantai dipel dan disemprot.
Pada hari minggu, setelah dia pulang dari main ke rumah kawannya, tetangga nya bilang, kalau tadi ada yang mau lihat rumah dan kebetulan orang itu bersama istri dan anaknya.
Setelah beberapa lama ada telpon dari calon pembeli tersebut dan namanya Pak Amir, dia mau kembali melihat rumah Arjuna abis Isya katanya, karena sudah menuju pulang ke rumahnya dekat rumah sakit Asih.
Arjuna ke mushola untuk sholat Maghrib dan kembali ke rumah. Jam 8 malam tiba-tiba ada orang bertamu, yaitu Pak Amir, bersama dengan istri, anak dan mertuanya. Setelah masuk ke dalam rumah, Pak Amir dan yang lainnya melihat-lihat ke semua kamar dan melihat kondisi rumah Arjuna.
Setelah selesai, Pak Amir duduk dan bertanya harga jual nya setelah dikasih tau nilainya dia nawar 10 juta dibawah nya dan Arjuna mengiyakan. Setelah bersalaman, Pak Amir menjelaskan bahwa dia akan menggunakan jasa kredit bank jadi dia akan memproses nya dulu menunggu 1 bulan, setelah disetujui akan langsung dibayar uang panjar rumahnya.
Tapi Arjuna bilang, ”Silahkan pak, saya gak papa, tapi kasih saya uang tanda jadi dulu 1 juta baru akan saya turunkan plang dijualnya dan akan saya kunci tidak bisa ada pembeli lagi yang menawar.
Pak Amir setuju dan setelah 3 hari kemudian, dia bayar tanda jadi pembelian rumahnya. Sebelumnya dia minta fotocopy sertifikat dan dokumen lain lengkap.
Sebenarnya rumah saya ada kredit juga di bank swasta dan saya sudah menunggak 5 bulan, dan bersyukur kembali setelah detik-detik terakhir rumah nya bisa terjual. Semua ini berkat doa dari beliau lewat Garam Asma.
Setelah itu besoknya saya telpon orang bank tempat kredit rumah, dan memberikan info Kalau rumah nya sudah laku terjual tinggal menunggu proses kredit dari pembelinya.
“Halo, mas Jahri, apa kabar? ini saya mau kasih tau, Alhamdulillah rumah saya kemarin datang pembeli dan deal dengan harganya, jadi dia sedang mengurus kredit nya di bank pemerintah dan akan segera diproses,” kata Arjuna.
“Kalau boleh tau mas bisa saya mendapatkan rincian hutang pokok nya supaya saya punya ancer-ancer nya,” kata Arjuna.
"Baik pak, akan saya berikan segera,” kata Pak Jahri.
Besoknya, pak Jahri chat dan sudah diemail ke email nya Arjuna
Arjuna memforward email pak Jahri ke email Pak Amir.
Besoknya Arjuna dapat chat dari adiknya yang di Pondok Gede, katanya mau operasi pengangkatan Batu Empedu dan kemudian Arjuna segera pergi ke sana untuk menemani adik nya ke rumah sakit untuk rawat inap di daerah Jakarta Pusat. Dan Arjuna disana selama 2 minggu lebih menemani adiknya yang sedang sakit itu, sampai pasca operasi.
*****
Ternyata setelah diusut, Diana sekarang bekerja di salah satu pabrik di dekat komplek. Jadi setiap pagi pergi dan pulang sore hari. Arjuna pun baru tau, karena dia tidak pernah dikasih tau oleh anak-anaknya. Karena merasa risih bukan muhrim lagi di rumah, maka Arjuna membawa beberapa barangnya untuk menginap di rumah ibu, di Pondok Gede.
Arjuna naik motor sambil membawa tas nya dan sekantung plastik pakaian kotor yang rencananya akan di laundry di depan kompek nya. Setelah naik motor dan bawa pakaian seperlunya dia pergi ke rumah ibu nya di Pondok Gede dan tinggal bersama dengan adiknya, Bimbim.
Selama disana Arjuna tetep melanjutkan dzikir nya dan amaliah tobat yang tidak pernah dia tinggal.
Selama itu juga Arjuna berusaha untuk mencoba mengobati orang jarak jauh melalui Garam Asma yang dipassword melalui akun F**"k nya.
Alhamdulilah, ada beberapa pasien yang mulai memberikan response dan minta di rukiyah secara online. Ada juga yang minta dibersihkan rumahnya. Arjuna dengan PD selalu membantu pasien-pasien nya itu.
*************
PROSES CERAI NYA LEWAT PENGACARA
Dan Arjuna pernah chat dengan jamaah dari kota bogor dan punya kenalan pengacara. Arjuna butuh pengacara untuk membantu mengurus perceraian nya.
“Halo di, saya nih Arjuna, eh iya katanya dulu punya kenalan pengacara yah?saya mau urus perceraian saya ke pengadilan agama bogor, apa ada yang bisa membantu, Mas Bundi?” tanya Arjuna.
“Ya mas Arjuna, ada mas nanti saya kasih nomer Hp nya ya, sebentar...itu dah saya chat,” kata Bundi.
“Ya terima kasih mas Bundi, Wassalamualaikum,” kata Arjuna
“Sama-sama mas, Wa'alaikumsalam,” jawab Bundi.
Setelah itu Arjuna mengirim chat ke Pak Defi, seorang pengacara yang katanya ketua Lembaga Bantuan Hukum di Bogor.
Alhamdulillah malamnya, langsung saya telpon pengacara nya,
”Halo, maaf saya dengan Arjuna, apakah saya bicara dengan pak Defi?” kata ku.
“Halo, ya pak benar, oh dengan mas Arjuna yah? Iya saya dah dapat kabar dari mas Bundi, mau urus perceraian ya mas?” kata Pak Defi.
“Iya pak, dokumen nya apa yang saya lampirkan?dan bisa ketemu gak, pak?” tanyaku.
“Ya, silahkan mas dibawa saja persyaratan nya dan kita ketemu di mall saja ya, sekalian kita saling kenal dan mungkin nanti mas Arjuna ceritakan saja yang terjadi, supaya saya punya gambarannya,” kata dia.
"Boleh pak, besok di mall ya, nanti saya kasih tau tempatnya,” kataku.
“Ya, mas nanti saya chat dokumen yang diperlukan, dan saya besok berdua dengan kawan, jadi dia juga bisa membantu mas Arjuna,” katanya.
“Siap, Pak Defi, terima kasih banyak sebelumnya,” kataku.
“Ya, mas, malam,” katanya.
Dan setelah telpon ditutup hati saya lega dan plong jadi tidak repot-repot mengurusnya dan harus ke daerah Cibinong yang jauh sekali jaraknya.
Alhamdulillah setelah beberapa masalah bisa ada jalan keluarnya dan menuju selesai, Arjuna kembali datang ke majelis setelah 5 minggu dia ada di rumahnya.
Akhirnya Arjuna berangkat lagi pada hari kamis dan akan ada acara Dzikir Akbar Malam Minggu Legi di majelis di jawa timur.
Seperti biasanya sudah mulai banyak santri-santri dari beberapa rombongan dari berbagai daerah di jawa ini. Ada yang dari Jakarta, Jogjakarta, dari beberapa tempat di Jawa timur ini juga dan seperti biasa acaranya adalah setelah Sholat Isya dan dzikir bersama kemudian, baca surat Alquran 30 Jus (dibagi-bagi ke semua santri) dan dilanjutkan dengan Sholawat Albarzanji dan Mahalul Qiyam.
Acara nya dihadiri oleh ratusan santri majelis dari berbagai daerah dan terakhir di tutup dengan Tausiyah dari Beliau sendiri.
Memang sangat membahagiakan bagi Arjuna bisa hadir ke acara seperti itu dan bisa menjadi bagian dari santri-santri majelis yang Beliau pimpin.
Pada malam harinya setelah makan malam, para santri ada yang latihan mediumisasi, ada yang berobat dan ada yang juga istirahat dan amaliah tobat.
***
Pada pertengahan tahun itu Arjuna mendirikan majelis di bekasi bersama dengan para santri di daerah bekasi dan sekitarnya. Dan mulai saat itu Arjuna sudah mulai menjalankan amaliah yang lain dengan berbagai puasa tingkatan (Ajaran dari Tarekat Syatariah) dan puasa sunah seperti Puasa surat Al-Waqiah dan Puasa Surat Al-Ikhlas.
Pada akhir tahun itu, Arjuna melakukan amaliah di Jawa tengah yaitu Kholwat Fisik selama 2 bulan dan ke majelis pusat untuk menjalankan amaliah lanjutan seperti Kholwat Bilik dan Ngedan.
***
AMALIAH KHOLWAT BILIK
KHOLWAT BILIK adalah Amaliah dari Tarekat Naqsabandiyah yang diajarkan oleh Syeh Baha'udin Annaqsabandi. Dilakukan di dalam Bilik Kholwat dengan berdzikir ' La Ila Hailallahu '
Di majelis Pusat Arjuna menjalankan amaliah Kholwat bilik 21 hari, kemudian Ngedan 21 hari, Kholwat bilik 41 hari dan Ngedan 41 hari.
Semua itu dilakukan semata-mata mencari Ridho Allah dan meningkatkan tawaqal nya.
Tawaqal itu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, karena Allah lah yang mengatur semuanya dan Allah lah yang memberikan Rejeki kepada semua makhluknya.
***
AMALIAH NGEDAN
NGEDAN adalah amaliah yang diajarkan oleh Tarekat Qodiriyah yang diajarkan oleh Syah Abdul Qodir Al Jailani. Ngedan dalam arti sesungguhnya adalah menguji Tawaqal kita kepada Allah.
Pelaksanaan Ngedan dimulai dari majelis dan pulang ke majelis juga. Tidak boleh memakai alas kaki, tidak boleh bawa bekal (uang), tidak boleh minta makan, minum, rokok dan lain-lain, tidak boleh jajan (beli apapun), memakai pakaian satu yang melekat dibadan, tidak boleh mandi, tidak boleh meninggalkan solat 5 waktu( bawa 1 sarung dan 1 baju sholat) dan tidak boleh meninggalkan dzikir setelah sholat dan boleh tidur dimana saja. Wong EDAN bebas lepas.....
***
PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU
BY. SKI