Roni bergeming. Ia memikirkan bagaimana mungkin akan meninggalkan Tina.
"Tidak mungkin, Pak. Aku sudah terlanjur menyukainya,'' jawabnya.
"Jangan keras kepala kamu, Ron! Sadar kamu kalau kamu saat ini sedang gila. Bapak tidak mau dengar lagi kalau kamu masih berhubungan dengan wanita itu. Titik. Atau kamu akan menyesal jika tidak mendengar perkataan Bapak," tutur Karno tegas, lalu meninggalkan Roni sendiri di rumahnya.
Roni kemudian kembali merebahkan dirinya di atas ranjang. Mencerna kembali perkataan Bapaknya. Ada benarnya. Tetapi untuk meninggalkan Tina sepertinya tidak mungkin sudah cukup jauh hubungannya dengan Tina. Apalagi Tina juga selalu memberinya uang dengan sangat banyak. Selain itu juga memberikan kepuasan yang belum pernah ia dapatkan dari wanita lain.
Roni menghela nafas kasar. Apa yang akan dilakukan besok. Apakah harus di rumah atau tetap menepati janjinya kepada Tina.