アプリをダウンロード
25.92% Watcher: In the Glass Realm / Chapter 7: Bab 6: Kelas tata krama

章 7: Bab 6: Kelas tata krama

Anastasia perlahan membuka kotak cokelat itu dan perlahan membuka pita merah yang melilit sempurna di sana. Dia berusaha untuk membangunkan Bianca yang tampaknya masih berada di dalam alam mimpi.

"Bi, bangun ada kiriman untukmu." Anastasia menepuk pipi Bianca berulang kali.

"Eh, ada apa Anas." Bianca perlahan membuka matanya dan melihat mata biru milik Anastasia. "Hah? Aku sama sekali tidak memesan apa pun." Kerutan alis Bianca terlihat jelas ketika mendengar ucapan Anastasia.

"Lho, jadi kotak ini milik siapa?"

"Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa sebaiknya kita melihat isi kotak ini."

Anastasia perlahan membuka kotak itu dan terlihat dua buah baju berwarna kuning menyala terlipat rapi di dalamnya. Bola mata Bianca terlihat menyala-nyala. Warna baju itu membuatnya sangat senang. Dia dengan cepat mengambil salah satu baju itu dan langsung berlari melihat pantulan dirinya.

"Anas, astaga baju ini bagus sekali," ucapnya dengan senyum bahagia. "Siapa yang telah memberikan baju sebagus ini?"

"Bi, aku juga tidak sama sekali tidak tahu," ucap Anastasia sambil menaikkan kedua bahunya. "Tunggu, sepertinya ada kartu nama yang terselip di sini."

Anastasia mengambil sebuah kartu kecil berwarna putih itu dan mulai membacanya. Matanya seketika membesar dan terdengar teriakan kecil ke luar dari mulutnya.

"Eh, Anas kamu kenapa?"

"Bi, sosok yang memberikan baju ini ternyata sosok yang kita kenal." Tangan Anastasia terlihat gemetar. "Ini pemberian dari Madam Theresa."

"Hah? Aku tidak salah dengar kan?"

Bianca yang tidak percaya dengan ucapan Anastasia berjalan mendekat ke arahnya dan melihat sendiri kartu itu. Di dalam kartu itu tertulis nama Madam Theresa lengkap dengan tanda tangan dan tulisan "Hari ini, gunakan pakaian ini."

"Astaga ini memang tulisan dari Madam Theresa." Bola Mata Bianca seketika membesar.

"Bi, aku merasa ada yang aneh dengan madam Theresa," ucap Anastasia sambil mengelus dagunya. "Apakah kamu tidak berpikir aneh akan hal ini?"

"Anas, aku merasa itu hanya perasaanmu saja." Bianca menepuk pundak Anastasia. "Madam Theresa mungkin saja sebenarnya menyayangi kita "

"Bi, tapi …."

Bianca tidak menghiraukan ucapan Anastasia dan terus saja memegang baju dengan warna kesukaannya itu. Dia terlihat berputar-putar dengan senyum bahagia. Anastasia hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat baiknya itu.

"Anas, kelasnya sebentar lagi dimulai kan?"

"Iya Bi. Aku sebaiknya ke kamarku dulu dan bersiap." Anastasia mengambil lembaran baju yang masih terlipat rapi di dalam kotak itu, lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Di dalam benak Anastasia, dia masih merasa ada yang aneh dengan ini semua. Dia sangat yakin madam Theresa memang memiliki maskud terselubung dari ini semua. Perasaan Anastasia bercampur aduk.

Apakah Madam Theresa ….

Suara ketukan dan teriakan Bianca dari luar membuatnya segera melupakan pemikiran itu dan membuka pintu. Wajah Anastasia terlihat bergitu bahagia. Senyumannya terus terukir jelas.

"Hei, penampilanmu terlihat luar biasa mengenakan pakaian itu," ucap Anastasia dengan bahagia. "Kita sebaiknya bergegas ke ruang tata krama." Dia menarik tangan Anastasia dan berjalan meninggalkan kamar.

Mereka berdua turun ke bawah menuju ke ruangan yang di tuju. Ruang tata krama berdekatan dengan ruang tamu. Ruangan tata krama sebenarnya hanya sebuah ruangan kecil yang terdiri dari beberapa kursi kayu dan sebuah papan tulis putih. Ruangan itu dulunya adalah ruangan tempat penyimpanan barang-barang tua.

Akan tetapi, istri mendiang Eugene memiliki sebuah ide untuk membuat sebuah ruangan di mana anak-anak panti bisa memiliki perilaku yang sopan ketika bertemu dengan orang. Dia ingin anak panti bisa berperilaku ramah kepada semua orang yang ditemuinya.

Istri mendiang Eugene merupakan guru bahasa yang sangat menjunjung tinggi yang namanya perilaku yang baik. Dia yang pertama kali memiliki ide untuk membuat ruangan ini. Dia lalu memberikan semua ilmu mengenai tata krama yang diketahuinya, mulai dari menyapa orang, berperilaku sopan dan peka terhadap lingkungan yang berada di sekitarnya.

Setelah beberapa menit, Anastasia dan Bianca akhirnya sampai di depan pintu. Denyut jantung Anastasia berdegup dengan kencang. Dia juga sebenarnya merasakan apa yang dirasakan Bianca, tetapi dia berusaha mengatur napas dan berusaha untuk tenang.

"Bi, kamu siap?" Anastasia mengenggam erat tangan Bianca.

"Iya, Anas." Bianca membalas ucapan Anastasia dengan anggukan kecil dan senyuman.

Mereka perlahan membuka pintu dan ternyata ada hal yang tidak disangka. Wajah mereka seketika menegangmelihat itu semua. Seorang wanita berambut putih dengan pakaian kuning terlihat sedang berbicara dengan salah seorang pria berumur yang terlihat membawa sebuah catatan kecil di tangannya.

"Astaga, madam Theresa tidak menjelaskan kalau ada orang lain yang akan hadir." Badan serta tangannya bergetar. Keringat dingin mengalir deras mengikuti lekuk wajahnya.

Madam Theresa yang melihat mereka langsung memanggil Anastasia dan Bianca. "Anak-anak ke sini lah, seseorang ingin bertemu dengan kalian."

Mereka berdua berjalan mendekat ke arah madam Theresa. Pria itu lalu memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah seorang reporter dari koran harian di kota. Dia mendapatkan persetujuan dari Madam Theresa untuk meliputi kegiatan belajar hari ini.

"Anak-anak, jadi hari ini dia akan bersama kita sepanjang kelas dan mengamati kalian." Madam Theresa menepuk pundak Bianca. "Aku harap kalian tidak mengecewakanku," ucapnya berbisik di telinga Bianca dan pergi meninggalkannya.

Bianca hanya bisa menelan air liur yang bersarang di tenggorokannya. Pria itu lalu memilih tempat duduk yang paling ujung di dalam ruangan dan terlihat membuka catatan kecil miliknya.

Tidak lama setelah itu, Anastasia dan Bianca mulai mengarahkan setiap anak-anak yang masuk ke dalam ruangan. Setelah semua anak itu duduk, mereka memulai kelas itu. Anastasia dan Bianca pertama memperkenalkan diri terlebih dahulu. Semuanya tampak berjalan normal seperti biasanya.

Namun, tiba-tiba ada salah satu anak perempuan berambut kuning mengajukan pertanyaan kepada mereka. Dia bertanya kalau mereka memiliki sikap dan perilaku yang baik, kenapa hanya mereka berdua yang masih saja berada di panti asuhan ini.

Ucapan itu membuat Anastasia dan Bianca saling menatap. Mereka sama sekali tidak berpikir bahwa anak sekecil itu akan menanyakan pertanyaan semacam itu. Pertanyaan itu membuat fokus mengajar mereka tidak tenang.

"Adik, itu karena kami belum mendapatkan orang yang tepat untuk merawat kami." Bianca membalas dengan cepat pertanyaan anak itu dengan senyum.

"Kak, tapi kalian sudah cukup dewasa. Kenapa kalian tidak berusaha untuk mencari kerja dan ke luar dari sini?"

"Itu karena kami juga belum mendapatkan pekerjaan yang layak." Anastasia yang kali ini membalas ucapan anak kecil itu.

"Apakah ini bukan alasan supaya kalian bisa bermalas-malasan?" ucapnya dengan nada polos.

Ucapan anak itu membuat Anastasia dan Bianca tidak bisa berkata apa-apa. Mereka berdua berusaha untuk tetap tenang menanggapi ucapannya. Namun, anak kecil itu terus mengajukan pertanyaan yang tampaknya terus menyudutkan mereka.

Bianca yang mendengar semua perkataan itu hanya bisa menundukkan kepalanya. Anastasia yang menyadari bahwa sahabatnya itu mulai kehilangan kepercayaan diriya langsung membentak anak itu.

"Hei Nak, apa maksudmu mengajukan pertanyaan itu?" Anastasia menaikkan suaranya. "Pertanyaanmu itu sangat tidak sopan!" Anastasia membesarkan bola matanya hingga membuat anak itu ketakutan dan menangis.

Suasana di dalam kelas yang tadinya tenang menjadi berantakan. Pria itu hanya bisa menggelengkan kepala dan terlihat menuliskan sesuatu di dalam kertas itu. Bianca yang tidak tahan dengan kondisi itu segera ke luar dari tempat itu dan pergi meninggalkan kelas.

Anak-anak yang berada di dalam kelas, ke luar dari kelas itu dan berlari entah ke mana. Anastasia yang melihat sahabatnya itu menghilang segera mengejar Bianca. Dia berkeliling di lantai tersebut, tetapi batang hidung Bianca sama sekali tidak terlihat.

Anastasia lalu memutuskan untuk memeriksa kamar Bianca. Ketika Anastasia melewati pintu kamar Bianca terdengar isak tangis seseorang dari dalam ruangan itu. Anastasia kemudan mengetuk pintu kamar itu dan berusaha membujuk Bianca ke luar dari kamarnya.

"Bi, ayolah kamu jangan terus bersedih," ucap Anastasia sambil terus mengetuk pintu kamarnya.

"Anas, semuanya sudah berantakan," ucapnya dengan suara tersedu-sedu.

"Bi, biarkan aku masuk dan kita bisa membicarakan hal ini berdua."

"Anas, tolong tinggalkan aku sendiri."

Anastasia kembali mengetuk pintu kamar Bianca, tetapi tidak ada sahutan dari Bianca. Dia hanya bisa menghela napas dan berjalan menjauhi pintu kamar Bianca.

"Aku merasa sedih melihat Bianca seperti ini."

Anastasia kembali ke kamarnya dengan wajah sedih. Dia perlahan membuka pintu kamarnya dan langsung menutup wajahnya menggunakan bantal tua yang selalu dipeluknya.

"Sial! Kenapa semuanya jadi berantakan seperti ini."

Anastasia hanya bisa menghela napas dan berusaha untuk melupakan semua kejadian itu. Namun, beberapa menit kemudian dia mendengar percakapan dua orang dari luar kamar. Suaranya terdengar sangat mirip dengan seseorang yang dikenalnya. Dia memutuskan untuk ke luar dari kamar dan melihat langsung sosok itu.

Madam Theresa dan anak itu terlihat sedang berbicara. Suara mereka samar-samar sehingga Anastasia berusaha untuk mencari posisi yang lebih dekat dengan posisi mereka yaitu berada di samping tangga.

Namun, ketika sedang asyik mendengar percakapan madam Theresa, tiba-tiba Anastasia tidak sengaja menginjak sesuatu hingga membuat suara yang cukup keras. Denyut jantung Anastasia seketika berdegup kencang. Dia dengan cepat bersembunyi di balik celah tangga. Madam Theresa yang menyadari seseorang mendengar percakapannya langsung menghentikan pembicaraannya dan menyuruh anak itu pergi.

"Aku tahu ada seseorang yang berada di sini," ucapnya sambil berjalan mendekat ke arah Anastasia.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C7
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン