アプリをダウンロード
30.43% Be The Best in Anime World / Chapter 7: Ch - 7 : Kali Ini Apakah Kamiya?

章 7: Ch - 7 : Kali Ini Apakah Kamiya?

Dua bulan sebelum Upacara Penerimaan Murid baru di SMA Elite Tokyo.

Kamiya sedang sakit demam, membuat tubuhnya lemas dan ingin istirahat seharian, namun dia harus minum obat terlebih dahulu. Sayangnya persediaan obat demamnya habis, memaksanya berjalan ke toko terdekat untuk membeli obat tersebut.

Dia mengenakan masker dan jaket tebal, berjalan di malam hari sendirian. Hari ini orang tuanya sedang pergi ke rumah Kakek Neneknya, jadi dia cuma sendirian di rumah, makanya dia tidak bisa meminta tolong siapapun, atau bahkan temannya.

Karena … dia hanya punya sedikit teman yang dia percaya. Meskipun begitu, dia tidak ingin merepotkan teman-temannya.

Suhu tubuhnya benar-benar panas, menandakan kalau dirinya membutuhkan pertolongan saat ini juga!

Kesadarannya hampir melayang, dia berjalan dengan terhuyung-huyung sambil menjaga kesadarannya. Bahkan dia berpikir dia akan mati di malam yang dingin ini, sebelum dia menabrak seseorang di depannya.

*BRUK*

Tabrakan kecil itu membuat Kamiya terjatuh, dirinya tak bisa berdiri lagi sebab energinya sudah habis dan tubuhnya semakin melemah.

"Oi, apa kau baik-baik saja?"

'Suara .. laki-laki? Gawat.' Di malam hari begini, jelas berbahaya bagi gadis sepertinya berkeliaran, membuat Kamiya tegang ketika mendengar suara laki-laki.

Sebuah tangan mencengkram tangan Kamiya, tapi Kamiya memberontak, berpikir kalau dia akan diperkosa. Dia meronta-ronta dan mencoba berteriak, namun teriakannya tidak keluar saking lemahnya dia saat ini.

"Tck."

"Eh?"

Tubuhnya di angkat, ada sepasang tangan mengangkat tubuhnya dan Kamiya begitu mengenal gendongan ini. Dia membuka matanya, melihat laki-laki dengan tampang membosankan tepat di wajahnya.

"M - Mau dibawa kemana aku?"

"Rumah sakit. Kau sakit, bukan? Demam ini sudah sangat parah, kau harus segera diobati. Aku tidak bisa membiarkan seorang gadis seperti ini. Oh, tenang saja. Aku tidak akan melakukan apapun."

Kamiya tidak tahu apakah laki-laki itu berbohong atau tidak, namun dari tatapan laki-laki tersebut, sepertinya dia tidak tertarik dengan tubuhnya. Tatapan laki-laki itu agak seperti dirinya, dingin dan bosan.

Kamiya hanya bisa pasrah dengan nasibnya sebelum kesadarannya menghilang.

***

"Kamiya-san, apa kamu sakit?"

"Ah, sepertinya begitu. Sejak tadi pagi, aku tidak nyaman."

"T - Tubuhmu demam, loh! Kita harus pulang secepatnya."

"Tidak apa-apa, Shikimori-san. Biarkan aku istirahat di kelas sebentar."

Shikimori dan Kamiya saat ini berada di kelas. Mereka baru saja menyelesaikan latihan Voli mereka untuk kejuaraan yang akan datang, jadi mereka harus berlatih agar bisa mendapatkan Posisi Pertama jika mereka beruntung..

Namun, Kamiya tampak begitu lemah saat bermain, performanya saat bermain berbeda dan terlihat sangat buruk dari biasanya. Saat ditanya kenapa, Kamiya menjawab bahwa tubuhnya lemas, jadi Shikimori membawanya ke kelas untuk merapihkan tasnya dan segera pulang.

Tetapi Kamiya ingin beristirahat di kelas sebentar, mungkin karena tubuhnya sangat lemas sehabis dirinya latihan, sudah jelas dia tak bisa menggunakan energinya untuk sementara waktu. Namun demamnya semakin parah!

Shikimori berusaha memanggil seseorang menggunakan Ponselnya, tapi matanya kebetulan menangkap sosok Shin dan Shirogane yang melewati kelasnya. Ini jelas-jelas keberuntungan!

"Sasaki-san! Shirogane-san!"

( A/N : Kalau ada yang bertanya kenapa Shikimori tidak membawanya sendiri saja? Toh dia gadis yang kuat dan perkasa. Memang betul, tapi kalian tahu sendiri soal Kepribadian Shikimori yang gampang panik. Yah itu cuma alasanku saja sih demi kelangsungan MC kita, Te~he. )

""?"" Dua orang itu berhenti dan menatap Shikimori yang berada di dalam kelas dengan tatapan kebingungan. Lalu mereka menghampiri Shikimori yang terlihat panik, bagaimanapun juga pasti ada masalah di sini.

"Ada apa, Shikimori-san?"

"I - Itu .. Ah, sebenarnya Kamiya-san sedang demam. Tubuhnya mungkin tak bertenaga setelah dia berlatih Voli tadi, jadi dia ingin istirahat sebentar. T - Tapi demamnya!"

"Begitu. Apa aku perlu menggendongnya?"

Shikimori kaget dan tak berkata-kata, dia jelas … entah mengapa merasa iri. Namun, ini bukan saatnya memikirkan perasaan pribadinya! Teman baiknya sedang dalam masalah, dia harus meminta bantuan Shin.

"Iya. Tolong antarkan ke rumahnya. Aku tahu jalannya."

"Oke." Shin memandang Kamiya yang tertidur di hadapannya, memang benar tubuhnya demam dan lemah, keringat bahkan tak henti membasahi seluruh tubuhnya— Oh, mungkin dia akan terlihat seperti orang mesum, sepertinya dia harus mengalihkan pandangannya segera.

"Miyuki, maaf, tapi aku tidak bisa pulang bersamamu."

"Hahaha, tidak apa-apa. Aku memang tidak salah berkonsultasi denganmu. Nikmati masa mudamu, sobat!"

"Lagi-lagi dia membicarakan sesuatu yang tidak kumengerti. Huft …" Shin melihat kepergian Shirogane sebelum menghela nafas singkat. Tatapannya di alihkan ke Kamiya dan entah mengapa dia merasa 'Deja Vu'.

"Kamiya-san, Kamiya-san .." Shin berusaha membangunkan Kamiya dari tidurnya.

"Ughhm.." Kamiya membuat matanya, melihat Shin tepat di hadapannya, membuatnya terkejut. "Kenapa kamu ada di sini ..?"

"Ini bukan saatnya sesi tanya-jawab. Biarkan aku menggendong tubuhmu." Shin berjongkok dan bersiap-siap untuk menggendong Kamiya, tapi justru Kamiya terdiam.

"T - Tapi … Aku bisa jalan sendiri, kok. Tenang—"

"Jangan sok kuat."

"Benar. Kamiya-san, kamu harus segera beristirahat di rumah!"

Kamiya merasa ragu, namun dia akhirnya menerima gendongan Shin. Dia memeluk leher Shin dan mendekatkan tubuhnya ke punggung Shin, membuat tubuh mereka bersentuhan sehingga Shin bisa merasakan dua kemewahan milik Kamiya yang membuatnya tersentak hingga terdiam sejenak.

'TIDAK, TIDAK, TIDAK! Apa yang kau pikirkan, dasar bodoh.' Sebagai laki-laki sejati, Shin tidak boleh memikirkan hal itu saat ini, dia harus bertindak sebagai laki-laki sejati! Meskipun dua hal itu terus mengganggu pikirannya sepanjang jalan.

***

Kamiya tertidur pulas, kepalanya menyender di punggung Shin yang kekar dan kuat. Sementara kedua tangannya terus memeluk leher Shin.

Shin agak sedikit terganggu, apalagi saat ini kedua tangannya menjaga tubuh Kamiya agar tidak jatuh, dan tangannya hampir … hampir mengenai paha dan area yang agak … bahaya bagi dirinya dan kewarasannya.

Sepanjang jalan juga, Shin dan Shikimori mengobrol, walaupun setiap waktu Shikimori menggembungkan pipinya dengan ekspresi cemberut tanpa alasan yang jelas. Sudah beberapa kali Shin bertanya, namun Shikimori menjawab "Tidak ada" di setiap jawabannya.

Akhirnya mereka sampai di rumah Kamiya. Shikimori menekan bel otomatis yang menghubungkan ke dalam rumah. Bel itu berubah menjadi pesan suara yang bertanya kepada Shikimori, dan Shikimori menjawab kalau Kamiya sedang sakit.

Tak lama setelahnya, pintu terbuka dan memperlihatkan dua orang, yaitu seorang pria paruh baya dan wanita berusia 30-an.

""Kamiya!""

Mereka kaget, tapi menjadi lebih kaget ketika melihat siapa yang menggendong Putri mereka saat ini.

"Kamiya-san, Kamiya-san … Kita sudah sampai." Sementara Shin sibuk membangunkan Kamiya yang sulit dan masih saja tertidur.

"Ughhm … Apa ..?" Kamiya lagi-lagi terbangun dan terkejut untuk kesekian kalinya, kali ini dia dikejutkan oleh orang tuanya atau lebih tepatnya eksepsi mereka yang melihat posisi dirinya saat ini.

"H - Hei, pelan-pelan kalau mau turun."

"M - Maaf." Wajah Kamiya benar-benar memerah. Kini dia bukan Kamiya yang di sekolah layaknya Serigala tak suka bersosialisasi, melainkan di sini hanyalah Kamiya si gadis biasa. Imut.

"Mama, Papa, a - aku ingin istirahat. Dan, t - terima kasih, Sasaki-san."

"Fufufu … Terima kasih telah mengantarkan Putri kami."

"Tidak. Bukan saya, kalau tidak ada Shikimori-san, mungkin aku sudah pulang duluan."

"Kalau begitu, terima kasih, Shikimori."

"Kamiya-san adalah temanku, sudah seharusnya aku begitu."

"Kalian berteman dengan baik, ya."

"Kalau begitu, aku pergi." Shin ingin segera istirahat juga di Apartemennya dan ingin bermain Game.

"S - Saya juga! Permisi." Shikimori menyusul Shin dengan langkahnya yang cepat mengingat dia dulu juga seorang Klub Lari.

Mereka kembali mengobrol sepanjang jalan, namun kali ini hanya mereka berdua saja. Shikimori tersenyum manis sepanjang jalan, tidak seperti tadi yang cemberut dengan eskpresi kesal.

Dan, membuat Shin semakin tidak mengerti tentang seorang gadis. Suasana hati mereka bisa berubah dengan cepat. Itu mengerikan.

***

Shin dan Shikimori berpisah di pertigaan. Shin berjalan menuju Apartemennya yang satu lagi, bahkan teman-temannya tidak mengetahui soal Apartemen ini.

Apartemen ini adalah Apartemen untuknya beristirahat, dia tidak ingin hidup pribadinya atau privasinya diketahui oleh teman-temannya mengingat teman-temannya selalu mengunjungi Apartemennya hanya untuk bermain.

Apartemen ini lebih jauh, tapi lebih nyaman dan mewah, terdapat fasilitas lengkap serta nyaman.

"Akhirnya sampai juga." Shin memasuki lift dan menekan tombol. Pintu lift tertutup untuk beberapa saat, lalu terbuka dan dirinya sudah berada di Lantai 7.

Saat sampai di depan Apartemennya, dia menemukan seorang gadis cantik tengah duduk atau lebih tepatnya tertidur dalam posisi duduk. Kalau dilihat dari Seragamnya, dia bersekolah yang sama dengan sekolahnya.

'Tapi … kenapa aku selalu menemukan gadis dalam keadaan tak berdaya seperti ini? Sudah kesekian kalinya … Kalau dihitung— Ah, terlalu merepotkan. Sebagai laki-laki, aku tidak bisa membiarkan gadis ini.'

Tapi, Shin baru sadar kalau gadis itu adalah gadis yang pernah dia temui sebelumnya. Dan kenangan memalukan muncul kembali yang membuatnya ingin mengubur kepalanya sekarang juga. Namun, sebagai laki-laki dia tidak bisa membiarkan gadis itu.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C7
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン