アプリをダウンロード
71.42% Berawal dari SMA / Chapter 25: Caper

章 25: Caper

Hari keempat LDKS dilaksanakan sesuai jadwal yang telah diubah tadi pagi. Untungnya Rania dapat berangkat lebih pagi karena Ali menjemputnya sesuai janjinya tidak seperti saat pertama kali menjemputnya.

Saat acara akan dimulai dan para peserta sedang berada di lapang basket, tiba-tiba suasana yang tadinya ramai seperti di pasar berubah tenang seketika. Bukan hanya peserta, panitia pun terutama panitia cewek ikut melihat ke depan dengan sorot mata kagum. Rania yang penasaran apa yang mereka lihat pun langsung membalikan badan.

Dan kala melihat apa yang menjadi perhatian semua siswa disini, hati Rania seketika menjadi panas melebihi panasnya matahari di pagi ini. Ia pun mengepalkan kedua tangannya sebagai bentuk emosinya pada kedua orang sang pencuri perhatian tersebut terutama pada cowok dengan jaket hitam yang notabennya sebagai kekasih Rania.

Semua siswa yang ada disana tiada henti-henti nya menatap kedua anak berandal, Ali dan Aryo. Mereka berjalan dengan cool nya tepat di hadapan para peserta LDKS.

Wahh ganteng banget mereka

Apalagi yang tengah, cool abis

Mereka manusia apa bukan sih

Yang tengah ganteng woyy

Dia punya pacar gak ya??

Kayaknya cocok deh jadi pacar gue

Dan bla bla bla

Hal itu lah yang membuat Rania semakin naik darah. Semua orang yang memuji Ali dan bahkan ingin menjadikannya sebagai pacar.

"dasar cowok kecentilan" ucap Rania dalam batinnya dengan tangan yang masih terkepal kuat.

"perhatian semuanya" ucap Rania menggunakan mic yang ia pegang dengan suara yang sangat keras sehingga membuat semua orang yang ada disana kaget.

"Ran, bisa gak sih pelan-pelan aja. Sakit tahu kuping gue" protes Santi

"bodo" jawab Rania ketus

Seketika itu suasana kembali hening. Entah apa lagi yang membuat para siswa bisa kembali dengan sorot mata kagum itu.

Pikiran Rania kembali di penuhi pikiran-pikiran negatif tentang Ali. Dan tanpa berpikir panjang Rania langsung berteriak memanggil nama Ali menggunakan mic kemudian membalikan badan.

Namun kali ini perkiraan nya salah, orang yang yang ia panggil telah menghilang dari penglihatannya. Dan malah ada orang lain yang sedang menghampirinya dengan kharismanya yang begitu menarik perhatian. Dia adalah sang ketua osis, Rafly.

"itu Rafly, Ran" ucap Santi

"iya gue juga tahu"

Rania terus memandangi Rafly yang berjalan menghampirinya. Lalu setelah Rafly tepat berada di hadapan Rania, ia menatap mata Rania beberapa detik dengan tatapan yang tidak bisa diartikan sampai suara teriakan para siswa membangunkan mereka dari bagian tatap menatap itu. Karena salah tingkah, Rafly langsung mengambil mic yang ada di tangan Rania.

"oke. Perhatian semuanya" ucap Rafly

Suasana pun menjadi hening seketika.

"LDKS kali ini akan dimulai dengan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah. Pembimbing dari masing-masing kelompok akan mengawasi anggota kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok boleh berpencar dan mencari tempat yang nyaman dan boleh pergi mengelilingi sekolah ini dengan jalur manapun. Dapat dipahami semuanya? " jelas Rafly kemudian semua audience pun menganggukan kepala

Dan lapangan yang tadinya penuh oleh lautan manusia generasi muda ini langsung sepi hanya menyisakan beberapa panitia yang tidak ikut membimbing para pasukannya.

Rania, Santi, Fitri, Ahmad, dan Rafly yang masih stand by menjaga lapang basket itu kemudian duduk di tengah lapang dengan posisi melingkar seperti akan diskusi.

"Ran, abis ini jadwalnya apa? " tanya Fitri pada Rania

"istirahat " jawab Rania singkat karena sibuk melihat kumpulan kertas yang sebagai jobdesk nya.

Fitri dan Santi secara bersamaan melihat jadwal pada kertas yang ada di hadapan Rania.

"perasaan yah, dulu waktu gue ikutan kayak gini istirahatnya cuma sekali doang. Kenapa sekarang sekarang banyak bener" protes Santi

"bahkan dulu dalam sehari istirahat tuh gak pernah nemu" sambung Fitri mengiyakan

"ya karena kegiatan yang dulu sama sekarang tuh beda. Kita harus ngikutin peraturan yang ada. Hal-hal yang kurang penting tuh harus dikurangin. Dan juga kesehatan para peserta itu menjadi yang terpenting" jawab Rafly menjelaskan sementara Rania dan Ahmad hanya tersenyum menyetujui

"ya tapi kan gak harus istirahat dua kali juga dalam sehari" elak Santi

"biar mereka gak stres, San" kali ini Rania yang menjawab

"dulu juga gue stres tuh, tapi tetep aja panitia gak ngertiin murid-murid angkatan gue" jawab Santi dan lagi Fitri menyetujuinya dengan mengangguk-angguk setuju.

Rafly dan Rania memegang kepala bersamaan. Mereka tak tahu bagaimana cara menjelaskan pada dua anak ini agar mengerti.

Karena merasa frustrasi, Rafly pun mengajak Ahmad untuk bermain basket sebelum para peserta MPLS kembali dari kegiatannya.

Saat para cowok bermain, tentunya perhatian cewek-cewek terfokus pada permainan dua cowok itu.

"wahhh, Rafly kerennnnn buangggett" ucap Santi merasa terkagum-kagum

"iyahhh... Pasti beruntung banget cewek yang bisa dapetin cintanya Rafly" sambung Fitri yang juga kagum melihat kharisma Rafly

Sementara Rania hanya diam saja tanpa berkata apapun karena ia harus menjaga hatinya untuk Ali.

"Ran, kenapa sih lo nolak Rafly demi Ali. Udah jelas-jelas Rafly sama Ali tuh beda jauhhh banget bagaikan bumi dan langit. Rafly tuh keren, berbakat, baik, ganteng gak usah ditanya, ketos, cool, dan prestasinya yang gak main-main. Sementara Ali, lo tahu sendiri kan dia tuh---keren sih lumayan, tapi Ali kan terkenal berandal di sekolah ini. Suka bolos, anak geng motor, balapan liar, dan dia tuh---enggak cocok banget deh sama lo" ucap Santi

Saat Santi membandingkan Ali dengan Rafly dan menjelek-jelekan Ali tepat di telinganya membuat Rania kesal.

"iya tuhh,, kalau gue jadi lo, gue pasti bakalan milih Rafly" sambung Fitri yang sama menyebalkannya seperti Santi

"terserah kalian deh" jawab Rania males

"lagian apa sih yang buat lo sampe segitunya cinta sama Ali? " tanya Santi heran

Rania tak menjawab, ia hanya terdiam pura-pura tak mendengar pertanyaan Santi.

"Ran--" panggil Santi

"udah deh. Kalian gak usah bahas itu" jawab Rania

"tapi----"

"pliss, San" Rania memotong perkataan Santi kemudian beranjak dan pergi.

Saat beberapa langkah berjalan, Rafly memanggilnya sehingga membuat langkah Rania terhenti. Ia pu membalikan badan dengan malasnya.

"mau kemana? " tanya Rafly setelah berlari menghampirinya

"kenapa emang? " tanya balik Rania

"kita haruas ke kantin sekarang. Murid-murid udah di sana semuanya" jawab Rafly

Dengan malas Rania pun mengikuti ajakan Rafly. Walaupun emosinya masih belum surut.

"Ran, lo mau makan apa? " tanya Rafly

"enggak deh. Gue nanti aja" jawab Rania malas

"serius? "

Rania hanya menganggukan kepala kemudian duduk di salah satu bangku dengan malasnya sambil mengontrol para siswa baru yang sedang menikmati makan siangnya.

Tak lama kemudian, Rafly datang kemudian memberikan sebotol air mineral. Tanpa mereka sadari, semua orang yang ada di sana memperhatikan mereka berdua.

"thank you" ucap Rania

Rafly kemudian duduk di sebelah Rania. Dan tentu saja hal itu membuat semua orang memperhatikan mereka. Namun, karena Rania mood nya sedang tidak baik, sehingga ia pun tak menyadari keheningan yang terjadi di sana.

Sementara Rafly yang terbiasa dengan hal itu pun tak memperdulikannya. Dan malah melanjutkan kegiatan memainkan ponsel tanpa tahu di belakang sana sorotan mata tajam yang sedang dikuasai kemarahan sedang menatap mereka murka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa kritik dan saran nya ya agar cerita ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga gak ngebosenin ya!!!


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C25
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン