Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semuaa
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah da-rahkuu
Kau adalah jantungkuu
Kau adalah hidupkuu
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna... Sempurna...
Lagu yang dinyanyikan oleh cowok berpakaian putih abu dengan petikan gitarnya yang merdu itu membuat suasana di taman belakang sekolah seakan damai. Para siswa yang ada di sana pun ikut terhanyut dengan lantunan lagu dan suara emas milik ketua genk Aliens itu.
Ali memang sangat menyukai musik bahkan jika ada satu permohonan yang dapat Tuhan kabulkan, maka ia ingin menjadi seorang penyanyi. Musik membuat hidupnya berbeda. Saat hidupnya terpuruk akan gumpalan awan hitam bermonokrom, maka musik akan mewarnai hidupnya sebagai pelangi. Kebahagiaan bagi Ali bukan hanya semata tentang materi karena musik adalah salah satu kebahagiaan terindah baginya.
Di tengah fokusnya Ali yang sedang memetik gitarnya, tanpa ia sadari Rania sedang berdiri dibelakangnya sambil mendengarkan nyanyian Ali yang begitu merdu. Dan ketika Ali mulai menyadari kehadirannya, Rania pun hanya menyabitkan bibirnya kemudian duduk di sebelah Ali.
"sejak kapan lo di sana? " tanya Ali
"suara lo bagus" bukannya menjawab, Rania malah memuji Ali sehingga hampir membuat hidung Ali terbang ke langit ke tujuh. Untung saja masih ada awan mendung di atas sana sebagai penghalang😅
Agar tak terlihat salah tingkah, Ali pun kembali memainkan gitarnya. Dan Rania dengan senang hati melihat Ali dengan girangnya.
"lain kali lo ajarin gue ya main gitar" ucap Rania dengan tatapan yang tiada hentinya melihat tangan Ali yang memetik gitar.
"emang lo mau bayar gue berapa kalau gue mau ngajarin lo?" tanya Ali sebagai candaan
Bibir yang tadinya lentik kini mulai mendatar. Terlihat dengan jelas rasa kesal di wajah Rania. Tak lama kemudian, ia pun memukul cukup keras bahu Ali yang membuat Ali meringis kesakitan.
"lo jadi cewek kasar banget sih" omel Ali sambil mengusap-usap bahunya.
"bodo. Elo juga jadi cowok perhitungan banget sih" jawab Rania kesal
"becanda Rania--serius amat sih lo" ucap Ali sambil senyam-senyum tak jelas.
"ehh BTW lo udah sehat? " tanya Ali lagi sedangkan raut wajah Rania sudah tak terlihat kesal
"sehat kok" jawab Rania sambil menganggukan kepala
Dan lagi Ali selalu memberikan lima butir permen kepada Rania. Sementara Rania, entah kenapa ia selalu merasa bahagia kala mendapat permen dari Ali.
"kok lo bisa masuk rumah sakit sih? Padahal kan gue yang jatoh" ucap Ali heran
"namanya juga musibah. Lo sendiri gimana? Udah sehat? " tanya Rania balik
"ya iyalah. Gue gak selemah itu kali"
"lagian lo tuh aneh yah. Katanya ketua geng motor tapi kok bisa sih jatoh dari motor. Ngakak tahu gak" ledek Rania sambil tertawa terbahak-bahak.
"Rania--sekretaris osis yang terhormat--burung aja yang jago terbang bisa jatoh. Gue juga manusia biasa kali,jadi ya wajarlah" Ali membalas ledekan Rania dengan kata-kata yang lemah lembut tidak seperti biasanya.
Namun sepertinya mood Rania sedang sangat baik hari ini sehingga membuat hari nya terasa bahagia bahagia. Dan baru kali ini ia merasakan kebahagiaan dengan tawa lepas tanpa adanya sedikit beban sekali pun. Sementara Ali, walaupun di raut wajahnya terlihat sangat kesal namun jauh di lubuk hatinya ia merasa sangat bahagia seakan wanita di hadapannya kini sedang menularkan kebahagiaan padanya.
Beberapa menit kemudian, setelah dirasa cukup puas menertawakan Ali. Ia pun membuka sesuatu di tas kecil yang ia bawa sedari tadi. Sebuah box makanan yang isinya dua lembar roti yang diatasnya telah dioleslan selai blueberry. Rania pun memberikan satu lembar roti kepada Ali. Awalnya Ali menolak namun karena Rania terus memaksanya sehingga Ali pun kalah dan menerimanya.
"nanti lo pulang sendiri? " tanya Ali sambil mengunyah roti yang Rania berikan
"enggak" jawab Rania singkat karena mulutnya yang penuh dengan roti
"terus? Lo pulang sama siapa? Dijemput? " tanya lagi Ali
"sama adik gue"
"adik?" tanya Ali sambil mengerutkan kening karena tak mengerti
"iyah. Adik gue juga sekolah di sini, baru pindah kemaren"
"ohh ternyata lo punya adik juga di sini. Yang mana? Kok gue gak pernah liat? " interogasi Ali yang sepertinya mulai penasaran
"lo kepo banget sih jadi orang. Emang harus juga ya gue kasih tahu yang mana adik gue. Emang sepenting itu apa hidup gue sampe lo penasaran? " Rania menjawab dengan nada bicara yang menyebalkan
"lo tuh bukan cuma osis yang super galak. Tapi lo juga kepedean yah. " ucap Ali berakting sambil menggelengkan kepala heran
"ya abis, lo kayak penasaran gitu sama gue. Kali aja, lo naksir kan sama gue" ucap Rania dengan pede nya
"idihhhh siapa juga yang naksir ama lu. Gue nanya tuh soalnya lo gak pernah bareng sama adik lo di sekolah ini. Atau jangan-jangan lo jarang akur yah sama adik lo?"
Seperti sudah menjadi kebiasaan Rania,jika ia kesal pada Ali maka ia langsung memukul bahunya dengan kasar tanpa ampun. Dan hal itu pun yang dilakukan Rania sekarang.
"enak aja---tapi emang sih gue sama adik gue ini jarang akur, soalnya dia nyebelin banget tahu gak. Sama nyebelin nya kayak lo" ucap Rania kemudian
.
"gue emang nyebelin, tapi ngangenin kan--" goda Ali pada Rania
Rania pun dengan sigap membantah. "idihhhh enggak banget. Lo tuh masih kalah jauh sama Jungkook BTS. mendingan gue mikirin dia dari pada lo"
"asal lo tahu aja Rania. Gue sama idola lo itu gak beda jauh. Gue ganteng, tinggi, suara gue oke, Naik motor--gampang, main gitar--cetek itu mah, apalagi naklukin cewek--udah ahlinya gue" ucap Ali menyombongkan dirinya dengan angkuh
"ohh berarti lo playboy dong kalau gitu? " tanya Rania
"iyah--hahahaha"
Karena kesal,Rania pun kembali memukul-mukul bahu Ali, namun Ali segera menghindar sehingga terjadilah momen kejar-kejaran diantara mereka. Mungkin dari sebagian orang hal itu menjadi hal yang romantis. Tapi bagi Rania saat itu Ali benar-benar menyebalkan. Jika di dalam film, drama, ataupun sinetron adegan kejar-kejaran selalu diiringi rasa bahagia, namun tidak dengan Rania yang malah ingin menjitak kepala Ali dengan sangat keras.