Haru yang semula tengah melamun segera menatap ke arah Kenzo yang duduk di depannya. Kemudian dia menganggukkan kepala dan membalas, "Tentu saja! Ini adalah kartu keluarga pertamaku. Aku masih ingat betul bagaimana kami memperjuangkan keluarga kecil kami di sana. Dari mulai aku bekerja kecil-kecilan hingga memutuskan untuk meninggalkan mereka, semua itu masih teringat jelas di ingatanku."
"Sudahlah! Kau jangan terlalu mengingatnya," ucap Kenzo. Ia hanya tak mau melihat teman seperjuangannya itu bersedih. Haru hanya diam saja sembari memasukkan dokumen ke dalam map. Kemudian Kenzo mengusulkan Haru untuk segera mendaftarkan kedua anak perempuannya ke sebuah sekolah karena masa liburan akan segera selesai. Haru menganggukkan kepala, ia memang akan segera mendaftarkan mereka, hanya saja ia tidak mau Seika melihat dokumen penting itu. Haru tak ingin Seika tahu jika dirinya adalah ayah kandung Kaori dan Misaki.
Untuk dapat mendaftarkan anak ke sebuah sekolah, memang diharuskan kedua orang tua untuk datang secara langsung ke pusat pendidikan di pemerintahan kota. Setelah mendapatkan formulir dan segala hal di sana, kedua orang tua harus pergi menemui pihak sekolah untuk mengetahui hal apa saja yang harus dipersiapkan saat mengikuti kegiatan sekolah nanti. Haru tidak ingin membawa Seika bersamanya untuk mendaftarkan sekolah bagi Kaori dan Misaki. Sudah pasti Seika akan melihat dengan jelas tentang nama orang tua kedua anak perempuan itu. Nama Haru tertera jelas di kartu keluarga peninggalan Ayaka, tentu ia tak ingin Seika melihatnya.
Kenzo terdiam sesaat, memikirkan cara agar kedua anak perempuan Haru dapat bersekolah tanpa harus Seika terlibat di dalamnya. Tidak lama kemudian, ia mengingat seseorang yang ia kenali di balai kota. Ia tahu orang itu akan bisa membantunya untuk dapat mendaftarkan Kaori dan Misaki ke sebuah sekolah tanpa mengharuskan Haru atau Seika pergi ke sana. Ia pun membicarakan apa yang ia pikirkan tadi kepada Haru. Segeralah Haru menyetujui akan hal tersebut.
"Setelah pulang bekerja nanti, aku akan menemui rekanku itu. Aku akan membicarakan hal ini dengannya. Namun jika dia meminta bayaran, apakah kau akan setuju membayarnya dengan jumlah yang dia inginkan?" tanya Kenzo. Dia menanyakan hal itu karena dia tahu orang yang ia kenal memang akan melakukan hal apapun dan semua yang dikerjakannya akan berjalan dengan sangat lancar jika diberi banyak uang. Haru tak mempermasalahkan berapa jumlah yang diinginkan teman Kenzo, ia hanya memikirkan tentang bagaimana caranya Kaori dan Misaki dapat bersekolah tanpa Seika melihat data diri kedua anaknya itu.
Kenzo meminta Haru untuk tenang karena ia yakin temannya itu mampu melakukan tugas dengan baik. Kemudian setelah membicarakan hal itu, Haru memberikan sejumlah uang muka kepada Kenzo untuk membayar temannya. Kenzo segera pergi menemui temannya itu setelah jam pulang kerja.
Tidak butuh waktu lama, dua hari kemudian Kenzo dapat membawa sebuah map berisikan formulir sekolah yang berisi data diri Kaori dan Misaki. Haru tersenyum senang, ia tidak menyangka jika Kenzo dan temannya bisa melakukan hal ilegal seperti itu.
"Minggu depan, tahun ajaran baru akan dimulai. Kedua anakmu sudah bisa mengikuti pelajaran di sekolah yang kau inginkan," kata Kenzo. Sebelumnya Haru memang menginginkan Kaori dan Misaki satu sekolah dengan Kei. Sekolah itu merupakan sekolah dengan biaya yang cukup mahal. Jarak antara Shougakkou (Sekolah Dasar) dengan Chuugakkou (SMP) tidak terlalu jauh, bahkan bisa dibilang sangat berdekatan. Maka dari itu, Haru menginginkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah di sana.
"Terima kasih banyak, Kenzo. Aku tidak tahu harus bagaimana jika tanpa kau," ujar Haru.
Mendengar hal itu, Kenzo tersenyum lalu membalas, "Aku sangat senang ketika kau bisa mengandalkanku."
Haru tersenyum mendengar apa yang Kenzo katakan. Ia merasa senang karena memiliki seorang teman yang mau membantunya disaat kesusahan. Ia tidak menyangka jika Kenzo memang memiliki seorang teman yang bisa melakukan hal seperti ini. Tentu ucapan terima kasih tidaklah cukup bagi Haru untuk membalas apa yang telah Kenzo lakukan untuknya. Setelah pulang bekerja hari itu, dia membawa Kenzo ke sebuah restoran dan membelikannya seporsi besar Unagi Jubako atau yang biasa disingkat Unaju. Unaju merupakan hidangan Jepang dari unagi atau belut panggang pada nasi di dalam jubako (wadah tertentu yang digunakan untuk menyajikan belut panggang, berbentuk persegi dan memiliki penutup). Makanan ini terbilang mahal karena belut di Jepang cukup langka.
Kenzo sangat senang saat dia tahu Haru akan mentraktirnya makanan mahal sebagai ucapan terima kasih. Dia memakan Unaju dengan sangat lahap ketika makanan itu disajikan di atas mejanya. Haru tersenyum melihat kelakuan sang teman. Kini ia sudah merasa lega karena telah melakukan hal yang membuat temannya senang walau hanya mentraktirnya makan.
Setelah menghabiskan makanannya di restoran, Haru mengajak Kenzo untuk pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, Haru segera memberitahu Seika jika dirinya telah mendaftarkan Kaori dan Misaki di Pusat Pendidikan.
"Minggu depan, Kaori dan Misaki sudah bisa mulai bersekolah di sekolah yang kita inginkan," ujar Haru ketika ia tengah melepaskan sepatunya. Seika yang berdiri sembari membawakan tas Haru tentu saja terkejut. Dia tidak menyangka jika suaminya akan melakukan hal seperti itu seorang diri.
"Kapan kau mendaftarkan mereka?" tanya Seika.
Sembari berjalan ke arah ruang makan, Haru menjawab, "Beberapa hari yang lalu. Aku pergi ke sana dan bertemu seseorang yang ku kenal. Tanpa membawamu dan anak-anak, aku berhasil meyakinkan mereka untuk memasukkan keduanya ke sekolah itu."
"Aku senang mendengarnya, akan tetapi seharusnya kau memberitahu aku terlebih dahulu sebelum kau pergi ke sana." Seika sedikit protes karena ia pun ingin ikut dalam mendaftarkan Kaori dan Misaki. Haru tertawa kecil, lalu meminta maaf kepada istrinya. Haru memberitahu Seika jika dirinya hanya memiliki waktu sedikit untuk bisa pergi keluar dari kantor dan mendaftarkan kedua anak perempuan itu ke sebuah sekolah. Dia tak memiliki waktu untuk menjemput Seika dan anak-anak untuk diajak ke sana.
"Ya sudahlah! Walau kau tak mengajak kami ke sana, aku sangat senang mendengar kabar bahagia ini. Ku harap Kaori dan Misaki sama senangnya denganku," kata Seika sembari tersenyum. Haru menganggukkan kepalanya. Mereka berdua sudah sampai di ruang makan, anak-anak sudah menunggu di sana dengan hidangan makan malam di atas meja. Tanpa menunggu lama lagi, Haru dan Seika segera duduk di kursi masing-masing dan mereka pun makan malam bersama. Walau Haru sudah makan bersama Kenzo sepulang kerja tadi, akan tetapi dia tetap melakukan makan malam bersama keluarganya. Tak banyak makanan buatan Seika yang ia makan, hanya beberapa suap nasi saja.
***
Bersambung...
[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.