Mata Kaori melebar dan senyumnya mengembang saat ia memakan roti tersebut. Kemudian dia berkata, "Benar. Roti ini sangat enak."
Ia sangat setuju dengan apa yang Misaki katakan tadi terkait roti sobeknya. Misaki ikut tersenyum melihat kakaknya yang begitu menikmati roti yang ia bagi. Ia tidak menawari Seika maupun Kei untuk mencicipi roti miliknya, melainkan ia sendiri yang merobek roti itu lalu membaginya kepada mereka berdua. Tanpa ragu, Seika dan Kei memakannya. Hal yang sama mereka rasakan, bahkan mereka ikut berkomentar tentang rasa dari roti sobek yang Misaki berikan.
Setelah semua makanan manis yang Seika belikan untuk ketiga anak itu habis, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah tempat perbelanjaan yang cukup besar. Di sana Seika membeli beberapa kebutuhan dapur yang sudah menipis. Cukup banyak barang yang dia beli. Seika berbelanja dengan ditemani Misaki. Sedangkan Kaori ikut bersama Kei untuk melihat alat elektronik. Kei sendiri yang mengajak Kaori untuk ikut bersamanya dan Seika telah mengizinkan mereka untuk pergi.
Di tempat itu, Kei hanya ingin melihat-lihat layar monitor. Ia membutuhkan layar monitor yang lebih besar agar nyaman saat bermain game online. Namun Seika selalu melarang Kei meminta barang mahal kepada Haru karena ia tak ingin Haru mengeluarkan banyak uang hanya untuk satu barang saja. Dengan terpaksa Kei hanya melihat-lihat barang yang ia inginkan tanpa bisa membelinya. Hal itu ia ceritakan kepada Kaori sembari matanya melirik ke beberapa layar monitor yang dipajang.
"Aku sangat setuju dengan apa yang Seika-san katakan. Selagi layar monitor di kamarmu masih dapat dipakai, tak seharusnya kau membelinya lagi hanya karena ingin mendapatkan layar yang lebih besar. Seharusnya kau bisa menghargai usaha keras yang Haru-san lakukan. Dia bekerja setiap harinya demi mendapatkan uang untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya, bukan hanya memenuhi kebutuhan kau saja, Kei," kata Kaori menanggapi cerita Kei tadi.
Kei yang tidak terima dengan pendapat Kaori menoleh ke arah anak perempuan itu sembari memang wajah masam. Lalu ia membalas, "Kenapa kau berkata seperti itu? Tanpa kau bilang, aku juga sudah tahu apa yang harus ku lakukan. Maka dari itu aku menuruti apa yang Mamaku mau. Aku tidak memaksakan diri untuk membeli benda yang ku inginkan. Aku hanya bilang jika aku menginginkannya, bukan berarti benda tersebut harus ku beli saat itu juga."
Anak lelaki itu nampak marah dan kesal atas ucapan Kaori tadi. Ia tidak suka ketika orang yang baru dikenalnya memberikan nasihat yang tak ingin dia dengar. Akhirnya ia pun pergi meninggalkan Kaori seorang diri. Tentu saja Kaori merasa bersalah atas ucapannya tadi. Ia tidak bermaksud membuat Kei marah. Ia pun memutuskan untuk mengejar Kei dan meminta maaf.
"Maafkan aku, Kei! Aku merasa bersalah karena telah asal berbicara. Aku tidak sengaja mengucapkannya. Tolong maafkan aku!" ucap Kaori di hadapan Kei sembari membungkukkan badan. Ia benar-benar merasa bersalah dan tak mau bertengkar dengan Kei hingga meminta maaf dengan bersungguh-sungguh.
Kei yang melihat sikap Kaori di hadapannya meminta Kaori untuk tidak membungkuk lagi. Lalu ia berkata jika ia akan memaafkan Kaori jika Kaori dapat menuruti apa yang dia mau.
Sembari menegakkan tubuh, Kaori bertanya, "Memangnya apa yang kau mau?"
Kei mendekatkan diri ke Kaori, kemudian berbisik, "Aku ingin kau mencium bibirku!"
Tentu saja permintaan Kei membuat Kaori terkejut bahkan secara tak sadar ia menjauhkan diri dari Kei dengan mundur dua langkah dari lelaki itu. Hal tersebut membuat Kei bertanya alasan Kaori memundurkan tubuhnya. Dengan gugup, Kaori menggelengkan kepala lalu membalas jika dirinya hanya terkejut saja.
"Lalu bagaimana dengan permintaanku?" tanya Kei. Ia penasaran dengan balasan apa yang akan Kaori ucapkan atas permintaannya tadi.
Alih-alih menjawab, Kaori malah balik bertanya, "Untuk apa kau ingin aku melakukan itu?"
"Tidak tahu. Aku hanya penasaran saja bagaimana rasanya. Aku sering kali melihat hal seperti itu di beberapa game online yang ku mainkan dan anime yang ku tonton," jawabnya dengan jujur tanpa keraguan sedikitpun. Jawaban Kei membuat Kaori kembali terkejut, ia sama sekali tidak menyangka jika Kei akan meminta hal yang menjijikkan baginya.
Masih teringat di benak ketika ia melihat paman dan bibinya, Jirou dan Keiko, berciuman bibir sesaat ia hendak kabur dari rumah mereka. Ia berpikir jika apa yang dilakukan orang dewasa cukup menjijikkan dan ia tidak mau melakukan hal seperti itu. Namun saat ini, seorang lelaki yang bahkan belum dikenalnya selama 24 jam malah meminta hal tersebut.
"Jika kau tidak mau, aku akan mengadukan dirimu dan membuat nama baikmu jelek di depan orang tuaku hingga mereka mengusirmu dan imouto-chan dari rumah," ancam Kei. Terlihat sekali jika anak lelaki itu sangat ingin Kaori melakukan apa yang dia inginkan. Tentu Kaori sendiri tidak mau melakukan hal itu. Di sisi lain ia juga tak ingin Kei menjelekkannya hingga membuat dia dan Misaki diusir dari rumah. Hingga pada akhirnya, setelah memikirkan hal ini beberapa menit, Kaori menyanggupi apa yang Kei mau. Dia terpaksa menurutinya karena tak ingin diusir dari rumah.
Kei yang mendengar persetujuan Kaori nampak begitu senang. Lalu ia meminta Kaori untuk datang ke kamarnya di tengah malam nanti. Kaori hanya menganggukkan kepalanya saja. Kemudian Kei mengajak Kaori untuk mencari keberadaan Seika dan Misaki yang masih asyik berbelanja.
Tidak butuh waktu lama, mereka berdua dapat menemukan Seika dan Misaki yang tengah memilih-milih sayuran. Seika dan Misaki dibuat terkejut saat Kei dan Kaori datang. Seika pun menawari Kei dan Kaori untuk membeli makanan ataupun minuman yang mereka mau. Sedangkan Misaki sudah lebih dulu membeli sekotak besar susu dan buah strawberry yang dia inginkan.
Lagi-lagi Kaori menolak karena tak mau merepotkan Seika dan tentu Seika kembali memaksa anak itu agar mau memilih apapun yang dia inginkan. Di tengah kebingungan Kaori memilih apa yang dia mau, tiba-tiba saja Kei menawarkan sebuah coklat biskuit berbentuk stick. Kaori menganggukkan kepala dan mengambil makanan yang Kei tawarkan tadi. Ia hanya mengambilnya satu bungkus saja, tetapi Seika malah mengambil beberapa bungkus sembari berkata jika makanan itu akan ia taruh di lemari penyimpanan untuk dimakan nanti. Setelah berbelanja dan membayar semua tagihan, Seika membawa anak-anak kembali pulang ke rumah.
Hari itu Kaori dan Misaki dibuat sangat senang dengan apa yang Seika lakukan. Dia beruntung bisa mendapatkan ibu sambung yang begitu baik dan perhatian, namun tentu saja ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus terus berpura-pura menjadi orang lain di dalam keluarganya sendiri. Padahal ia sangat ingin Haru menganggap dia dan adiknya anak kandung, akan tetapi Haru tidak melakukan hal tersebut. Tentu kesedihan sangat dirasakannya, namun Kaori tak dapat melakukan hal apapun untuk bisa mengubah semua itu.
***
Bersambung...
[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.