Kaori membuka kunci serta pintu rumah dengan sangat perlahan dan hati-hati. Setelah terbuka, ia meminta Misaki keluar lebih dulu tanpa mengenakan alas kaki. Ketika ia hendak keluar dari sana, tiba-tiba saja matanya melihat sebuah kartu IC (Integrated Circuit) di atas rak sepatu. Kartu itu dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum yang akan ia gunakan nanti. Keiko memang belum membuatkan kartu seperti itu untuk Kaori. Akhirnya Kaori mengambil kartu IC tersebut, kemudian ia keluar dari sana. Sebelum pergi, Kaori menutup pintu rumah Keiko dengan sangat perlahan.
Mereka berhasil keluar dari rumah itu, Kaori segera memangku Misaki lalu ia berlari menjauh dari sana. Ia berlari dengan cukup kencang. Hingga akhirnya ia berhenti di depan sebuah halte bus. Di sana ia meminta Misaki untuk duduk di sebuah kursi yang memang disediakan. Sementara ia memakaikan Misaki sepatu yang sedari tadi dipegang Misaki.
"Onee-chan, kita hanya berdua di sini, bisakah kita pergi? Aku takut," ujar Misaki sembari melihat keadaan sekitar yang memang sangat sepi. Hanya terdengar beberapa serangga yang berbunyi. Hari sudah sangat malam, tentu tidak ada orang lain yang berkegiatan.
Kaori menengadahkan wajah ke arah adiknya. Lalu membalas, "Tidak lama lagi, bus terakhir akan datang. Kau harus sabar menunggu. Tak perlu takut, ada aku di sini."
Misaki menganggukkan kepala mendengar apa yang Kaori katakan. Kaori tersenyum, lalu ia kembali membetulkan sepatu Misaki yang belum terpasang dengan benar. Setelah selesai melakukan itu, Kaori pun duduk di samping adiknya.
Tidak butuh waktu lama, bus terakhir yang mereka tunggu pun datang. Dengan segera, Kaori dan Misaki masuk ke dalam bus tersebut. Supir bus yang melihat kedua anak di bawah umur masuk ke dalam busnya merasa keheranan. Ia berpikir jika hari sudah sangat malam, tak pantas rasanya dua orang anak-anak bepergian. Ia ingin bertanya, namun Kaori cepat-cepat mengajak adiknya untuk segera duduk di kursi paling belakang setelah ia menempelkan kartu IC-nya di IC Card reader. Tak lama, supir bus itu segera menjalankan busnya pergi dari sana.
Di dalam bus, tak ada satu pun orang yang mengenali Kaori dan Misaki. Hanya ada beberapa orang yang belum pernah Kaori lihat sebelumnya. Kini Kaori merasa lega karena ia berhasil pergi tanpa sepengetahuan siapapun. Sedari tadi, ia merasa sangat gugup, bahkan tubuhnya terus bergemetar karena takut apa yang mereka lakukan ketahuan. Namun untung saja, semua rencana yang telah disusun berjalan dengan lancar hingga detik ini.
Tidak butuh waktu satu jam, akhirnya mereka tiba di stasiun kereta. Setibanya di sana, mereka harus menunggu hingga beberapa menit sebelum kereta terakhir pada malam ini datang. Selama menunggu, Kaori membeli beberapa camilan dan minuman dari vending machine yang ada di sana.
"Aku mengantuk, Onee-chan," keluh Misaki yang matanya sudah memerah akibat mengantuk.
"Minumlah dulu! Jika kita sudah berada di dalam kereta, kau boleh tidur," ucap Kaori sembari menyodorkan sebotol minuman yang ia beli tadi. Misaki menerima pemberian kakaknya itu lalu meminum sedikit air agar rasa kantuknya menghilang.
Setengah jam kemudian, kereta terakhir yang mereka tunggu akhirnya datang juga. Setelah kereta berhenti dan pintu gerbong terbuka, mereka berdua segera masuk ke dalam dan mencari tempat duduk yang nyaman. Kemudian menunggu kereta meninggalkan stasiun. Kaori menyuruh adiknya untuk tidur saja jika memang dirasa mengantuk karena perjalanan menuju tempat yang mereka inginkan masih panjang. Misaki menuruti apa yang kakaknya katakan, ia mulai bersandar di pundak Kaori lalu memejamkan mata. Sementara Kaori sendiri memakan camilan yang ia beli tadi. Lalu ia tertidur juga setelah perutnya terisi makanan.
***
Setelah melewati beberapa stasiun, akhirnya Kaori dan Misaki tiba di stasiun tujuan yaitu Stasiun Tokyo pada pagi harinya. Mereka segera keluar dari dalam kereta, kemudian mencari jalan untuk bisa keluar dari stasiun. Misaki sangat terkejut melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi, banyak pertanyaan yang ia berikan untuk Kaori terkait beberapa bangunan yang ada di kota ini. Tentu Kaori berusaha menjelaskan apa yang ia tahu tentang Kota Tokyo kepada adiknya itu. Namun Kaori tak menjelaskan secara menyeluruh karena ia tak mau menghabiskan waktu hanya untuk membicarakan hal yang tidak terlalu penting. Ia segera mengajak adiknya untuk mencari Haru yang entah ada dimana.
Sebelum memutuskan untuk pergi ke Tokyo, Kaori sudah mencari-cari tentang keberadaan Haru melalui beberapa situs di internet. Saat itu ia meminjam sebuah komputer milik guru di sekolahnya. Ia mengunggah foto Haru di sosial media yang telah ia buat, lalu meminta beberapa orang yang ada di internet untuk membantunya menemukan keberadaan sang ayah. Butuh waktu satu tahun lamanya untuk bisa menemukan dimana Haru tinggal.
Bulan lalu, ia mendapatkan kabar dari seseorang yang dikenalnya melalui sosial media. Ia diberitahu jika Haru masih berada di Tokyo dan sudah bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar. Bahkan orang itu mengirimkan sebuah foto yang diambilnya secara diam-diam ketika Haru baru saja keluar dari sebuah gedung. Tentu hal itu membuat Kaori yakin jika ayahnya memang masih tinggal di Tokyo. Hal tersebut juga yang membuat dirinya memaksakan diri untuk kabur dari rumah Keiko dan pergi ke kota asing hanya berdua saja dengan Misaki.
Kini mereka berdua kebingungan mencari alamat gedung tempat Haru bekerja. Ia telah mendapatkan alamat itu dari teman onlinenya. Butuh berjam-jam lamanya mereka mencari tempat tersebut, namun belum ketemu juga. Kaori maupun Misaki tak berani bertanya kepada orang yang berlalu lalang, mereka takut jika bertanya kepada orang yang salah. Maka dari itu, mereka berusaha mencari sendiri gedung yang mereka tuju.
Jam demi jam berlalu, namun mereka masih tak bisa menemukan gedung tersebut. Hingga pada akhirnya, Kaori memaksakan diri untuk bertanya kepada seorang polisi yang tengah bertugas. Untung saja, polisi itu tahu dimana gedung yang Kaori maksud, bahkan ia mengantar Kaori dan Misaki untuk ke sana.
Polisi yang mengantar mereka menawarkan diri untuk membawa Kaori dan Misaki masuk ke dalam gedung, namun Kaori menolak dan berkata jika dirinya akan menunggu sang ayah keluar dari sana. Polisi tadi menganggukkan kepala, mengerti akan apa yang Kaori inginkan. Lalu ia pun meminta izin untuk pergi bertugas kembali. Kaori dan Misaki sama-sama mengucapkan terima kasih kepada polisi baik hati itu. Kemudian mereka pun saling berpisahan.
Kaori mengajak Misaki untuk bisa lebih deket dengan gedung di depan mereka. Lalu menunggu Haru keluar dari sana. Misaki yang sudah terlihat lelah terus mengeluh jika kakinya sudah tak kuat untuk berjalan lagi. Sedangkan Kaori yang sedang tegang akan bertemu dengan ayahnya terus memandang ke arah pintu utama gedung. Ia merasa tak sabar untuk bertemu dengan Haru dan menghiraukan keluhan sang adik.
***
Bersambung...
[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.