"Apakah Onee-chan sedang berbohong?" tanya Misaki.
Kaori terkejut mendengar pertanyaan yang Misaki ajukan, tentu ia segera membantah, "Tidak! Untuk apa aku berbohong kepadamu? Aku sedang tidak berbohong, jika kau tidak percaya, ikutlah denganku!"
Kaori berdiri dari duduknya, kemudian ia menarik tangan Misaki dan membawa adiknya itu keluar dari kamar. Keiko yang melihat mereka keluar dari kamar Kaori segera menghampiri, lalu bertanya, "Kalian mau kemana?"
"Aku hanya ingin mengajak Misaki ke rumah Okaa-san," jawab Kaori.
Keiko nampak terkejut mendengarnya, kemudian ia menanyakan alasan Kaori mengajak Misaki ke sana. Kaori menjawab jika dirinya hanya ingin Misaki terbiasa tinggal di sana sembari memberitahukan beberapa hal mengenai Okaa-san yang telah meninggalkan mereka. Keiko sempat melarangnya karena menurutnya Misaki masih sangat kecil untuk mengetahui apa yang terjadi terhadap kedua orang tua kandungnya. Namun Keiko tetap memaksakan diri untuk mengajari Misaki banyak hal mengenai keluarga kandungnya itu. Tentu Keiko tak bisa melarang lagi apapun yang Kaori inginkan, terlebih anak perempuan itu memasang raut wajah yang amat serius.
Setelah tak ada balasan yang Keiko berikan, Kaori segera menarik tangan Misaki untuk pergi dari sana. Mereka berjalan kaki hingga akhirnya tiba di rumah peninggalan Ayaka. Kaori yang sudah memegang kunci rumahnya segera membuka pintu, kemudian ia mempersilakan Misaki untuk masuk ke dalamnya.
"Ini adalah rumah milik Okaa-san," tutur Kaori setelah ia menutup pintu rumah. Lalu ia mengajak adiknya itu ke sebuah Butsudan dan menunjuk sebuah foto Ayaka yang ada di sana. Ia memberitahu Misaki jika seseorang yang ada di foto tersebut merupakan ibu kandungnya yang telah tiada. Misaki yang belum mengerti hanya memperhatikan apa yang kakaknya lakukan. Kemudian Kaori berjalan menuju sebuah meja hias yang di atasnya terdapat beberapa bingkai foto Kaori dengan Ayaka. Di sana juga ada foto Kaori yang masih kecil, digendong oleh seorang lelaki bernama Haru, ayah kandungnya.
"Ini adalah Otou-san." Kaori mengambil sebuah bingkai foto Haru yang sedang menggendongnya. Ia memberikan benda itu kepada Misaki. Adik Kaori menerimanya sembari memperhatikan foto yang ada di sana.
"Otou-san?" tanya Misaki kebingungan.
Kaori hanya menganggukkan kepala, lalu menjawab, "Ya. Itu adalah foto aku kecil bersama Otou-san."
"Otou-san sangat tampan, aku ingin bertemu dengannya," balas Misaki dengan raut wajah yang senang. Ia terus menatap ke arah foto yang ia pegang sedari tadi.
"Tunggu satu tahun lagi, aku akan membawamu ke Tokyo, kita akan bertemu Otou-san di sana," kata Kaori dengan penuh keyakinan. Ia sudah sangat yakin akan bisa membawa adiknya bertemu dengan Haru di Tokyo.
"Aku sudah tidak sabar, bisakah kita berangkat secepatnya?" tanya Misaki. Kaori menggelengkan kepala, kemudian ia berusaha menjelaskan kepada Misaki jika saat ini ia harus mengumpulkan banyak uang untuk bisa pergi ke sana. Ia sudah tahu jika Tokyo merupakan sebuah kota yang amat besar, tentu akan besar pula biaya hidup yang ia perlukan. Terlebih lagi ia sudah berniat akan mengajak Misaki pergi ke sana, tentu membutuhkan uang dua kali lebih banyak. Selain itu ia meminta Misaki untuk tak membicarakan hal ini dengan Keiko maupun Jirou, ia hanya tak mau merepotkan kedua orang dewasa yang telah membesarkannya itu. Misaki yang mengerti akan permintaan sang kakak segera menganggukkan kepala dan berjanji akan menjaga rahasia. Kaori tersenyum, lalu memeluk adiknya dengan erat. Misaki begitu senang saat ia bisa merasakan hangatnya pelukan sang kakak.
Setelah hari itu, Misaki dan Kaori semakin dekat saja, namun Misaki berusaha untuk tak mengganggu Kaori jika kakaknya itu sedang belajar. Ia hanya akan mendekatinya ketika Kaori memiliki waktu luang. Kaori pun selalu menyambut sang adik untuk bermain di kamarnya. Kedekatan mereka membuat Keiko tersenyum, ia senang ketika melihat kakak beradik yang bisa saling melengkapi. Hanya saja, ia masih terus memikirkan tentang keputusan Kaori untuk tinggal di rumah peninggalan Ayaka, bahkan ia masih belum berani untuk membicarakan hal ini dengan Jirou. Ia hanya tak ingin Jirou mengizinkan Kaori dan Misaki meninggalkan rumah ini karena ia tahu Jirou akan selalu mendukung apapun yang Kaori inginkan, sementara Keiko sendiri sangat tidak setuju jika Kaori dan Misaki meninggalkan rumahnya.
Sudah satu minggu lamanya Keiko menyembunyikan hal tersebut dan Kaori sudah menyadarinya. Ia sadar jika Keiko tidak pernah membicarakan apa yang ia inginkan kepada Jirou karena mereka berdua tidak membicarakannya. Pada akhirnya, ia sendiri yang meminta Jirou dan Keiko untuk berbicara di ruang tengah ketika Misaki sudah tidur.
"Ada apa, Kaori-chan?" tanya Jirou penasaran. Sementara Keiko nampak gelisah, ia sudah tahu hal apa yang akan Kaori bicarakan.
"A-aku memiliki sebuah keinginan besar," jawab Kaori gugup. Ia takut Jirou tak menyetujui keinginannya.
"Namun sebelum itu, aku ingin tahu, apakah Oba-san telah membicarakan hal ini dengan Oji-san?" tanya Kaori sembari menatap ke arah Keiko. Jirou yang tak tahu apapun ikut menoleh sembari menanyakan apa yang terjadi. Keiko yang terkejut terlihat begitu gelagapan, nampak jelas ia sangat gelisah.
Jirou yang kebingungan pun bertanya, "Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian hanya diam saja?"
Keiko menarik napas, kemudian menghembuskannya dengan perlahan, lalu ia menjelaskan kepada suaminya tentang keinginan Kaori untuk pindah dari rumah ini. Ia menceritakan segala hal yang Kaori bicarakan beberapa hari yang lalu. Tentu saja Jirou sangat terkejut mendengarnya dan tak menyangka jika Kaori telah memutuskan untuk pindah tanpa memikirkan segala risiko yang nantinya terjadi. Ia nampak sedikit marah, bahkan berkata dengan nada sedikit tinggi. Ia tak mengizinkan Kaori dan Misaki meninggalkan rumah ini karena ia tak mau hal buruk menimpa keduanya. Kaori berusaha meyakinkan Jirou tentang keinginannya untuk pindah, ia menjamin jika dirinya dan Misaki akan baik-baik saja. Namun Jirou tetap tak mengizinkan.
Keiko yang mendengar suaminya berkata seperti itu tentu saja merasa lega, ia sangat setuju dengan apa yang Jirou katakan. Kemudian ia juga berkata kepada Kaori jika ia tak mengizinkan Kaori dan Misaki meninggalkan rumah ini. Kaori menjatuhkan air matanya, tak menyangka dengan jawaban yang diberikan oleh kedua orang yang kini berada di hadapan. Ia kira, keduanya akan segera menuruti keinginannya karena selama ia tinggal dengan mereka, mereka selalu mengizinkan apapun yang Kaori inginkan.
"Kenapa kau bersikeras ingin pergi dari rumah ini, Kaori-chan? Bahkan kini kau menangis di depan kami. Ada apa sebenarnya?" tanya Keiko sembari mendekati anak perempuan itu dan duduk di sampingnya.
"Apakah ada yang memaksamu untuk pergi?" Tiba-tiba Jirou bertanya seperti itu hingga membuat Keiko dan Kaori menatapnya.
***
Bersambung...
[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.