"Selamat sore, Nyonya Sindi, Pak Wili!" Roy menyapa dengan wajah layu tak bersemangat.
Wili dan Sindi membeliak serentak. mereka mengalihkan perhatiannya pada Roy yang berdiri lesu di belakangnya.
"Duduk, Roy," titah Wili. Sebenarnya kedatangan Roy membuat perasaannya tidak. Itu terlihat dari raut wajah Roy yang terpasang lesu tak bersemangat.
Roy kemudian segera duduk di sofa yang ada du hadapan Wili. Roy ingin segera bicara namun ia merasa tak enak saat melihat ada Sindi di dekat Wili.
"Bagaimana, Roy?" Wili segera bertanya.
"Carol telah pergi, Pak," jawab Roy dengan nada berat.
"Pergi? Apa maksudnya?" Sindi menimpali. Wajahnya menatap Roy dengan keheranan.
Wili terdiam sejenak. Ia menelan salivanya berat lalu melemparkan tatapannya pada Roy yang masih ragu untuk mengeluarkan suaranya.
"Bicara saja, Roy. Laporkan saja apa yang telah kamu ketahui," titah Wili pada Roy.
Roy tampak menarik nafasnya begitu dalam lalu mengeluarkannya dengan perlahan.