"Apa! Menangis?" Jeni terkejut merasa aneh.
"Apa saya tidak salah dengar, Mery?" Jeni bertanya lagi untuk memastikan.
"Iya, Non. Saya melihat sendiri dengan jelas kalau Tuan Bos meneteskan air mata saat Nona Jeni kritis. Nona kan koma selama sehari semalam. Nah sempat kritis juga, para dokter sampai kewalahan. Sementara Tuan Bos hanya melihat dari luar ruangan ICU sambil meneteskan air mata. Saya yakin kalau Tuan Bos memang takut kehilangan Nona Jeni." Mery menjelaskan dengan detail.
"Ya ampun! Kok aku merasa tidak percaya, Mery," tanggapan Jeni tak bisa percaya begitu saja dengan penjelasan Mery. Bukan apa-apa, Jeni berpikir kalau Wili pandai membuat drama. Jadi, besar kemungkinan bagi Jeni kalau tangisan itu pun hanya drama semata.
"Ah Nona Jeni, masa saya dianggap berbohong sih," gerutu Mery.