Jeni terdiam. Ya sudahlah, tak guna meruskan perdebatan. Lagi pula Jeni belum memiliki banyak kekuatan untuk berdebat panjang lebar. Setidaknya, ada semangkuk bubur yang dua makan dari tangan Wili. Ah ingin rasanya bahagia dengan permandangan kali ini, tapi Jeni merasa takut dia akan jatuh dan terhempas ke dasar jika berharap lebih.
"Minum obat dulu, Jen," titah Wili seraya menyiapkan.
Jeni pun tertegun kembali. Lagi-lagi pemandangan yang membuatnya merasa terbang saat diperhatikan Wili, namun ia juga sadar kalau Wili tengah memainkan dramanya. Drama yang sama, seperti yang pernah dimainkan Wili saat di hadapan Jeremi dan kedua orang tua Jeni.
Jeni menurut, lalu ia membuka mulutnya saat Wili menyodorkan obat ke depan mulut Jeni.