Saat menjelang sore dimana matahari masih saja terang dengan sinarnya di ufuk barat. Cuaca yang yang masih terlihat cerah, sementara pemakaman Selin baru saja selesai dilakukan. Namun, masih terlihat dua anak-anak Selin memangis di atas pusara seraya memeluk Wili sebagai omnya. Dua anak laki-laki yang masih kecil namun sudah mengerti kehilangan. Keduanya tampak berduka dalam tangisannya menyadari kalau mereka tak akan lagi bisa melihat mamahnya setelah ini.
Tak mau terlalu hanyut dalam kedukaan di atas pusara, Wili segera membawa kedua anak kecil itu ke dalam mobilnya.
"Kita pulang ya, Mah," ajak Wili pada Sindi saat kedua anak-anak keponakannya telah ia masukan ke dalam mobil.
Sindi mengangguk. Wajahnya semakin terlihat layu. Duka kehilangan Jefri saja masih terasa pedih, kini ditambah lagi dengan kehilangan Selin menantunya. Apalagi, Sindi melihat dengan jelas jasad Selin yang menggantungkan dirinya. Sungguh pemandangan yang tak akan bisa terlupakan dalam waktu dekat.