アプリをダウンロード
100% UnReach / Chapter 26: 26. Tentang Michael 2

章 26: 26. Tentang Michael 2

"Maria."

Michael memanggil namaku dengan nada yang lembut, membuat hatiku menggeliat. Ia mengenggam jemariku yang sedari tadi sibuk mengelus bagian telapak tangannya yang kapalan.

Aku menoleh padanya dan terkejut saat menyadari bahwa, pipi Michael merona. Mataku membulat besar, ada apa dengannya?

"Kau gadis nakal.." dengan tangan kiri yang menutupi mulutnya, Michael bicara begitu sambil terkekeh. Aku tak mengerti kenapa dia bisa mengatakan hal itu, bukankah itu sebuah umpatan?! tapi ekspresi wajahnya tidak menunjukan bahwa dia kesal padaku.

"Apa maksudmu?" aku menarik tanganku darinya.

"Dengar Maria, jangan pernah melakukan hal ini pada pria mana pun oke!" bukannya menjawab pertanyaanku dia malah memberikan aku nasehat.

"Kenapa?"

"Kau bahkan tidak mengerti apa yang sudah kau lakukan, Maria. Kau benar-benar sebuah keajaiban. Gadis yang ajaib dan mempesona." katanya tanpa melihatku, masih terkekeh dengan ocehannya sendiri.

Aku makin tidak mengerti.

"Jadi mengelus telapak tangan itu ilegal?" aku mendengus, kesal karena Michael tak juga menjelaskan dimana titik kesalahanku.

"Ya, jika kau wanita baik-baik dan di hadapanmu bukanlah kekasihmu." bisiknya, seakan sedang menyindirku. Seketika aku teringat dengan pesan singkat Michael malam tadi, sebuah pertanyaan 'bagaimana' yang berhasil membuatku uring-uringan semalaman.

Apakah dia kesal karena aku tak membalasnya?!

"Kekanakan!" aku mendecih, menjauhi meja kecil lalu memalingkan wajah. Bukannya tak enak, Michael justru tertawa melihat reaksiku.

"Maria, bolehkah aku menceritakan sesuatu sesuatu padamu?" suara Michael berubah jauh lebih serius. Aku menoleh padanya dengan cepat.

"Tentu saja!" Tanpa ragu aku menjawab.

"Aku sudah pernah berkata bahwa aku punya seorang ayah dan kakak angkat bukan?" Suara Michael jauh lebih pelan dari sebelumnya, seakan masih mempertimbangkan apakah cerita ini layak untuk ia perdengarkan atau tidak.

"Ya.." aku mengingatnya, saat awal-awal kami berkenalan, Michael pernah menceritakannya.

"Aku adalah seorang anak dari panti asuhan pada awalnya. Seorang wanita tua mengadopsiku saat usiaku sekitar 4 tahun, lalu ketika usiaku hampir menginjak 6 tahun beliau meninggal dunia. Tak berselang lama seseorang yang tidak aku kenali membawaku, menjadikan aku pekerja di sebuah gudang barang-barang bekas hingga usiaku 11 tahun. Aku kabur dari sana. Hidup seperti berandalan kecil di antah berantah. Ayahku menemukanku ketika aku berusia sekitar 14 tahun.

Memberiku tempat tinggal, makan, dan pendidikan. Memberiku kasih sayang selayaknya anak sendiri. Ayahku memiliki seorang anak laki-laki yang usianya 3 tahun lebih tua dariku. Kau ingat pria yang tadi memukulku?" Michael melirik padaku, aku hanya mengangguk. Meski tak mengerti apa hubungannya pria tadi dengan cerita Michael.

"Dia adalah kakakku, Jhonatan." Aku tersentak.. pria yang tadi memukul Michael adalah kakak angkatnya! Apakah hubungan mereka tidak baik? Apakah ada kesalahpahaman antara mereka? Lalu kenapa kakak Michael mengatakan hal buruk tentang adiknya padaku?

Aku tak bisa berkata apa pun untuk membalas kalimat Michael. Aku masih terkejut dengan kilas kehidupan Michael yang begitu memilukan lalu tentang kakaknya yang mengejutkan. Masih bergelut dengan banyak pertanyaan di dalam otakku sendiri.

"Maria, meski aku bisa memperkirakan usiaku. Tapi selama ini aku tak pernah merayakan hari ulang tahunku sendiri. Karena aku tak tahu kapan tepatnya itu. Biasanya setiap tahun ayah akan memberikan kado untukku juga saat Jhonatan berulang tahun." Michael mulai terlihat kembali ceria. Ia membersihkan lelehan lilin yang mulai mengenai permukaan cake.

Ah.. dia mengalihkan pembicaraan dengan cepat, padahal aku ingin tahu apa yang terjadi antara dirinya dengan Jhonatan, kakak angkatnya itu.

Ya sudahlah.. "Jadi berapa usiamu sekarang?"

"Karena sudah di tetapkan ini adalah hari ulang tahunku. Jadi saat ini usiaku 27 tahun." Ia tersenyum mantap padaku, seakan itu adalah hal wajar.

Sedangkan aku lagi-lagi terkejut, P

perbedaan usia kami jauh sekali. 10 tahun.. aku jadi terlihat seperti sedang mengencani pria yang seusia dengan pamanku. Pikiran itu terasa lucu. Tanpa sadar aku tertawa. Aku mengencani om om!

Michael tak terlihat dan tak pernah sedikit pun bersikap selayaknya seorang paman. karena itu aku tak menduganya. Belum lagi, ia tak terlihat canggung padaku. Apakah dia menganggapku wanita dewasa dan bukannya seorang remaja pelajar? bukankah biasanya gadis seusiaku akan dianggap anak-anak oleh pria dewasa?

"Apa yang lucu, Maria?" Michael melihatku dengan tatapan bingung.

Atau jangan-jangan Michael memang tipikal pria yang menyukai gadis yang jauh lebih muda usianya?

"Ah tidak! ayo cepat kita nyanyikan lagu ulang tahun. Sebelum lilinnya terlanjur habis." Aku memulai menepuk-nepuk tangan berirama. Lalu mulai bernyanyi, "happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday happy birthday, happy birthday Michael."

Michael ikut bertepuk tangan. Kedua tangannya kemudian saling bertautan dan memejamkan mata. Michael sedang berdoa, hanya beberapa detik. Setelah itu ia meniup lilinnya dengan cepat.

Aku kembali bertepuk tangan. Selamat ulang tahun.. aku juga berdoa dalam hati untuknya. Semoga kebahagiaan selalu datang padanya setelah ini.

Amin.

.

.

.

"Kau mau hadiah apa?" Tiba-tiba saja pertanyaan terbersit dalam benakku. Michael yang sibuk melahap potongan cake keju, langsung menoleh padaku.

"Apakah kau akan kabulkan jika aku mengatakannya?"

"Ya.." kenapa tidak bukan?

"Kau yakin?" wajah Michael terlihat ragu denganku.

Ah.. pertanyaan yang riskan untuk aku jawab 'Ya'. Tapi aku sudah terlanjur menawarkan diri. Bodoh bukan..

"Ya.. tolong jangan membuat permintaan yang aneh-aneh." Aku memperingatkan.

Michael tertawa menanggapinya, "Tidak. Permintaanku cuman satu dan aku harap ini tidak aneh menurutmu."

"Apa itu?"

"Jadilah kekasihku." Tawanya berhenti, ia meraih tanganku dengan lembut. Mata hijau saphirnya yang menawan kembali menebar hipnotis padaku. Begitu indah, dan mendebarkan.

Permintaannya begitu egois. Begitu kekanakan. Tapi, aku tak ingin menolaknya dan kehilangan kesempatan. Jika aku menolaknya entah kenapa aku merasa, Michael akan menjauh dan semakin jauh dariku.

"Ya." Jawabanku terdengar ragu sesaat. Tapi Michael terlalu bahagia untuk menyadarinya. Ia memelukku dengan erat.

"Terimakasih banyak!"

Jadi, hari ini adalah ulang tahun Michael. Sekaligus hari dimana kami resmi menjadi sepasang kekasih.

Bukankah itu terlalu spesial. Aku bersyukur telah membuat cake keju biru toska itu. Bersyukur telah datang kemari untuk mengantarkannya. Mengetahui beberapa hal dari Michael, mengenalnya selangkah lebih dekat.

Michael melepas pelukannya, menatapku dalam-dalam. Lalu kecupan itu mendarat lembut di bibirku. Kali ini, aku tak mematung. Aku memejamkan mata, meresapi lembut nan basah bibir kami yang beradu. Waktu seakan berhenti untukku.

Untuk sesaat aku ingin hal ini tak segera berakhir.

Lalu bibir Mikhael menjauh, aku mendengar suara kekehan pelan darinya. Segera aku membuka mata dan menoleh padanya.

"Apa?" Wajahku seketika terasa begitu panas dan aku salah tingkah.

"Bibirmu jadi belepotan krim keju." Masih tertawa, ia menyeka beberapa krim di bibirku. Aku ikut tertawa, melihat bahwa keadaan Michael tak jauh berbeda. Giliranku yang menyeka bibirnya.

Kembali, kami berciuman. Lebih dalam dan lebih tenang.

***


Load failed, please RETRY

次の章はもうすぐ掲載する レビューを書く

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C26
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン