Bobby dengan cepat turun dari dalam mobil dan langsung membukakan pintu untuk Julio dan istrinya.
Yola yang berada di dalam mobil, tentu terkejut saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Sejak awal ia masuk ke dalam rumah itu, Yola tidak menutup mata sekalipun. Meskipun ia sedang berbaring, karena Yola merasa penasaran bagaimana rupa dan keadaan kediaman suaminya.
Yola bangkit dari tidurnya dan mau memperbaiki riasan rambutnya, karena ia tidak mau jika sampai ia turun dengan keadaan berantakan dan nanti orang yang melihatnya akan berpikiran yang tidak-tidak.
Begitupun dengan Julio. Ia pun merapikan pakaiannya dan langsung menggenggam tangan Yola agar mereka bisa turun bersama.
Di saat Julio menggenggam tangan Yola, Yola langsung menatap Julio dengan tatapan bingung.
"Ada apa? Kenapa kamu malah menggenggam tanganku, bukankah kita akan turun? Lalu bagaimana caranya kita turun kalau kamu malah menggenggamku? Kita itu mau turun dari mobil, bukan mau menyeberang jalan!" Yola menepis tangan Julio dengan sedikit kasar. Namun genggaman itu bukannya terlepas tapi semakin kencang. Hal itu membuat Yola langsung membuang nafasnya dengan kasar.
"Ayo turun! Aku tidak mau jadi kamu sampai terjatuh!" Julio Menggeser penduduknya agar ia terlebih dahulu turun, namun tangannya terus menggenggam tangan Yola.
Di luar. Kini Lisa sedang tersenyum bahagia saat melihat Julio keluar dari dalam mobil, namun tiba-tiba senyuman itu hilang di saat melihat ada sepatu wanita yang ikut serta turun dari dalam mobil.
"Siapa wanita itu? Kenapa dia bisa memegang tangan Tuan Julio?" Lisa berbicara kepada Nunu yang ada di sampingnya dan tentu saja Nunu yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya. Karena sejak tadi Nunu hanya menunduk saja.
Mata Nunupun menyipit di saat melihat wanita yang ikut keluar dari dalam mobil. Lisa terlihat sangat kesal, karena dia kira beliau akan kembali sendiri. Tapi ternyata ia malah membawa orang lain dan malah saat ini beliau sedang merangkul pinggangnya.
"Siapa sih itu cewek, kenapa dia berani-beraninya dekat Tuan Julio? Apakah dia tidak tahu kalau lelaki itu ada Punyaku?" Lisa menghentakkan kakinya pelan. Nunu langsung memegang tangan Lisa agar Lisa tidak bertindak bodoh.
Julio menatap ke arah Yola di saat mereka berdua sudah berhasil keluar dari dalam mobil. Julio mengulurkan tangannya untuk mendekati Yola Dan di saat itu Yola hanya terdiam.
"Rambutnya masih sedikit berantakan sayang." Julio membenarkan rambut Yola dan tentu saja Yola langsung tersenyum. Yola langsung memegang tangan suaminya dan menatap ke depan.
Kini di tempat lain, Siska terus mencari informasi Di mana letak kekasihnya berada. Dia tidak mau jika sampai Leo menghianatinya, sebagaimana Leo sudah menghianati Yola.
Yang tidak habis pikir. Bukankah Leo bekerja di salah satu perusahaan ternama di kota itu dan memiliki banyak uang? Lalu kenapa Leo malah mengambil uang dari perusahaan milik Siska.
"Aku curiga uang itu digunakan untuk hal yang tidak-tidak, aku takutnya dia menghabiskan uang itu untuk memanjakan wanita-wanita yang lain. Karena selama ini aku lihat ada kepribadian yang lain dari dalam tubuh Leo." Siska menyisir rambutnya ke belakang.
Siska kira menjadi bos adalah hal yang menyenangkan dan juga hal yang gampang. Namun ternyata ia salah, ia harus memikirkan bagaimana caranya agar pendapatan semua usaha yang dimilikinya maju atau tidak menurun.
Karena Siska sudah merasa pusing, ia langsung melempar semua berkas yang ada di hadapannya ke lantai.
"Ahh. Kenapa bisa seperti ini sih? Seharusnya Leo ada di sini dan membantu aku dan bukannya pergi membawa uang yang banyak dan bersenang-senang sendiri!" Siska bernafas dengan tidak teratur. Karena saat ini di otaknya sudah berkecamuk hal-hal yang tidak tidak tentang Leo.
Julio dan juga Yola sudah masuk ke dalam rumah. Dihadapan mereka saat ini sudah ada pelayan serta pengawal yang sudah berkumpul. Julio sengaja tidak langsung membubarkan pegawai dia, karena ingin memberitahukan siapa wanita yang ikut pulang bersamanya.
"Tolong dengarkan saya sebentar saja! Saya ingin memberitahukan kepada kalian bahwa wanita yang ada di samping saya saat ini adalah istri saya. Artinya itu adalah nyonya kalian. Kalian harus menaati semua perintahnya dan menuruti apa keinginannya! Jangan sampai kalian membuat Nyonya kalian marah ataupun tidak betah tinggal di sini, karena sekali saja kalian membuatnya marah, saya yang akan terutangan hukum kalian!" Julio berucap dengan tegas dan juga lugas. Tentu saja semua orang yang ada di sana langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Yola. Yola yang ditetap oleh para pelayan dan juga pengawal tentu langsung tersenyum dan menundukkan kepalanya untuk menghormati orang-orang yang ada di hadapannya. Namun di saat Yola menundukkan kepalanya sesaat, Julio langsung berucap tegas kepada istrinya.
"Jangan tundukkan kepalamu dihadapan siapapun! Kamu tidak pantas untuk menentukan kepala di saat sedang keadaan apapun di hadapan orang lain. Kamu adalah istriku. Nyonya Christian Julio latuny. Jadi jangan pernah menunduk. Paham sayang!" Julio memeluk Yola dengan posesif.
Lisa yang mendengar bahwa wanita yang ada di samping tuannya adalah nyonya di rumah itu, tentu langsung membulatkan matanya. Bagaimana bisa ia kecolongan dan bagaimana bisa laki-laki yang selama ini ia idamkan sudah memiliki istri?
"Maaf Tuan. Apakah wanita yang ada di samping anda itu..." ucapan Lisa terpotong dengan isyarat Julio yang mengangkat tangannya.
"Bukankah sudah saya bilang bahwa wanita yang ada di hadapan kalian ini adalah istri saya dan Nyonya di rumah ini. Jadi kalian harus memanggilnya dengan sebutan Nyonya. Kalian paham!" Julio menatap Lisa dengan tatapan tajam. Lisa tentu langsung mengepalkan tangannya.
"Maaf Tuan. Maksud saya apakah nyonya ini berasal dari keluarga yang terpandang, maksudnya keluarga yang sebanding dengan Tuan?" Entah kenapa Lisa malah berani bertanya seperti itu, seharusnya Lisa tidak bertanya seperti itu sebagai pelayan di sana. Harusnya ia hanya mendengarkan dan menuruti semua perintah Tuannya.
Yola tentu langsung menatap Lisa dengan tatapan tajam, begitupun dengan Julio. Ia tidak suka dengan ucapan yang dikeluarkan oleh pelayannya itu.
"Apa hakmu bertanya seperti itu? Yang jelas saat ini Yola adalah istriku dan dia adalah Nyonya kalian. Jadi mau dari manapun asal dia dan juga dari manapun dia berada, itu bukan urusan kalian!" Setelah mengatakan itu Julio langsung merangkul pinggang Yola dan membawanya pergi dari sana.
Di saat Julio membawa Yola naik lantai atas, Yola sejak tadi terus menatap Julio dari samping. Ia sangat terkesan dengan apa yang diucapkan oleh Julio di saat orang lain akan menghinanya. Yola diam-diam tersenyum tipis.