アプリをダウンロード
69.23% Penyesalan Seorang Istri / Chapter 9: Kembali Ke Awal Lagi

章 9: Kembali Ke Awal Lagi

Aku ingin bebas dan tidak mau lagi selalu merasa bersalah jika aku membuat Ayah dan Ibu hatinya terluka.

" Sudah segini saja ! nanti saat aku gajian aku bisa membeli yang baru !" ucapku sambil merapikan ransel ku agar bisa tertutup dengan rapi, aku hanya membawa pakaian ku seperlunya saja karena aku lebih banyak membawa buku-buku untuk kuliah ku, bagiku itu lebih penting daripada baju-baju ku.

Setelah merasa sudah rapih dengan ranselku, Aku melangkah mendekati jendela kamar ku, mata ku jauh menatap jalan depan rumah ku, sesaat ada terbesit di dalam kepala ku jika aku ingin keluar dari rumah ini lewat jendela kamar ku saja.

"Aaah... tidak ! itu tidak benar ! jangan sampai kamu lakukan hal bodoh seperti itu Letta ! karena jika kamu melakukan hal itu kamu sama saja dengan Ayahmu yang melakukan tindakan tanpa berfikir matang lebih dahulu !"

Hati kecilku pun kini mulai ikut memarahi ku karena niat gila yang sedang aku pikirkan saat ini.

Saat ini hati ku benar-benar berkecamuk karena pikiran yang semakin bercabang dan membayangkan yang tidak semestinya aku bayangkan.

" Tok... Tok... Tok ... Kak Letta, ayo makan kak.... ini sudah siang!" suara ketukan pintu dan panggilan dari Laurent mengejutkan diriku, aku sungguh tidak menyangka jika waktu terus bergulir sangat cepat, mataku pun langsung mengarah kepada jam dinding yang ada tepat di atas pintu kamar ku ternyata saat ini jam menunjukkan sudah pukul 13.45 .

Ternyata aku telah membuang waktuku sangat sia-sia hari ini, habis sudah waktuku dari pagi tadi hingga saat ini hanya untuk berpikir dan juga untuk berperang melawan hati kecilku.

" Kak Letta.... ayo keluarlah, makan dulu kak.... nanti sakit loh !" suara Laurent terdengar lagi dari balik pintu kamar ku.

membuat diriku terasa canggung untuk bertemu dengan dirinya, mungkin karena aku berfikir jika ini adalah pertemuan ku terakhir dengannya.

Padahal sebelumnya aku sudah merencanakan untuk pergi dari rumah ini sebelum dia kembali dari sekolah, tapi ternyata aku masih tetap diam dalam kamar ini hingga dia pulang dari sekolah dan kini membuat diriku menjadi serba salah jika aku harus berhadapan dengan dirinya.

" Kak.... kak Letta ... ini Laurent beliin minuman kesukaan kakak niih... ! ayoo donk kak... buka pintunya... !"

Suara rengekan Laurent mulai terdengar ditelinga ku, membuat diriku semakin tidak ingin melihat raut wajahnya, karena dia pasti akan membuat diriku menjadi luluh dengan niatku.

" Laurent, ayoo.. makan dulu sayang, apakah kamu enggak lapar !? dari semalam juga kamu kan belum mandi, apakah enggak bau badan mu itu !"

Aku terdiam sesaat mendengar suara Ibu yang akhirnya memanggil ku, namun kata-kata manis Ibu membuat diriku semakin curiga bahwa ada sesuatu dibalik kebaikan Ibu saat ini kepadaku.

" Tok.... Tok... Tok... ! Letta... ayo keluar sayang, kamu di dalam enggak pingsan karena kelaparan kan ?!"

Perkataan Ibu sempat membuat diriku tertawa kecil karena Ibu masih bisa mengajak ku untuk bercanda.

" Tuhan, apakah ini suatu tanda yang KAU berikan kepadaku ? agar aku memikirkan nya kembali akan niat ku ini ?"

Dalam Hati kecilku ini, kini mulai bertanya tentang semua kebaikan yang Ibu dan Laurent tunjukan kepadaku. Bibir ini masih terdiam, rasanya tidak sanggup untuk menjawab semua pertanyaan mereka.

Ku dekati kembali jendela kamar ku dan kulihat matahari yang semakin menjauh sinar nya. Aku merasakan tangan ku kini mulai terasa lemas dan napas ku pun semakin melemah karena kini pikiran dan hatiku mulai berbeda pendapat.

" Tuhan, berikanlah aku petunjuk dari Mu, agar aku tidak salah dalam mengambil keputusan dan melangkah ke depan... Tuhan sebenarnya aku takut.... tapi, aku lebih takut lagi jika Ayah dan Ibu ku tidak pernah berubah terhadap ku. Aku masih mempunyai banyak mimpi dan juga harapan ku akan dunia luar sangat banyak, Tuhan.... apa yang harus aku lakukan ??"

Dengan mata yang terus menatap matahari yang mulai menjauh dari kamar ku, Aku meminta petunjuk kepada Tuhan, karena kini rasa takut mulai datang dalam jiwaku dan kegundahan mulai merasuki diriku.

Diantara kepergian yang ku rencanakan ataukah aku harus kembali mengalah kepada Ayah dan Ibu seperti apa yang selalu kulakukan, demi membuat Ayah dan Ibuku tidak terluka hatinya dan membuat diri ku tidak menjadi anak yang durhaka.

" Kak Letta... jawab Laurent donk ! Laurent pingin dengar suara kakak.. !"

Suara polos Laurent terdengar seperti cambuk yang sedang menguliti tubuhku. karena didalam suaranya ada beban yang harus ku tanggung untuk nya.

Beban sebagai seorang kakak yang harus bertanggung jawab untuk menjadi kakak yang baik untuk nya, beban menjadi kakak sebagai tempatnya mengadu dan berbagi disaat dia membutuhkan seorang teman dan sebagai orang yang bisa dipercaya bagi dirinya.

" Ooh Tuhaan.... ".

Dengan suara yang pasrah dan menutup wajahku dengan kedua tangan ku akhirnya Aku bersimpuh dihadapan jendela kamarku. Kini rasanya aku benar-benar tidak sanggup melihat keluar jendela lagi. karena sebagian hatiku ternyata masih terpaku disini.

Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan kini. Aku ingin sekali pergi dari rumah ini namun aku tidak sanggup meninggalkan Laurent serta Julian disini karena aku tidak ingin nasib mereka nanti sama seperti diriku.

Akhirnya tanpa kusadari air mata pun membasahi pipiku. Air mata yang sedari kemarin aku tidak keluarkan karena aku sudah bertekad untuk bisa merubah masa depan ku.

Dan kini akhirnya semua pupus dan hanya bisa pasrah karena keadaan dan kenyataan yang harus aku hadapi.

Aku semakin tidak tahu lagi apabila nanti aku bertemu dengan Ayah yang akan beradu argumen lagi dengan ku, apalagi setelah Ayah bertemu dengan Hansen aku semakin tidak mengerti jawaban apa yang Ayah dan Ibu ingin dengar keluar dari mulut ku.

"Aaaaahkk..... apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi semua ini !"

kini aku hanya bisa berteriak dalam hati, dan hanya bisa meluapkannya sambil menjambak-jambak rambutku. Karena aku tak sanggup untuk membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya didalam hidupku ini.

" Letta.... ! Tok... Tok... Tok.. !! kamu tidak apa-apa kan ?! kenapa kamu diam saja, Letta ayo kamu makan dulu !"

Suara Ibu kembali lagi menyadarkan diriku dari semua pikiran-pikiran yang hampir membuat diriku menjadi gila.

Akhirnya aku pun melangkahkan kaki ini dengan perlahan untuk menghampiri pintu kamar ku... melangkah untuk menghadapi sebuah masalah yang masih belum bisa aku bayangkan dalam pikiran ku.

----->

Teman teman pembaca ku tersayang, saya mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini, tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya,

agar saya semakin semangat untuk menulis cerita lagi ....

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih

kepada kalian semua, Terima kasih untuk semuanya salam hormat dari Saya,

Chand.

NB :

Instagram : @Divanandadewi

Facebook : @Chandrawati2019


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C9
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン