アプリをダウンロード
10.46% Princess Pamela / Chapter 25: Ciuman Drak

章 25: Ciuman Drak

Pamela benar-benar tidak menduga jika Drak sebenarnya menentang perjodohan ini.

Terlebih dia juga ingin melepaskan Raja Sky.

Entah apa yang sebenarnya terjadi di istana Lacuna Drak.

Dan Pamela juga tidak tahu pasti bagaimana mereka semua memperlakukan Raja Sky di sana.

Dan dalam hati Pamela juga bertanya-tanya mengapa Drak begitu membenci ayahnya serta tidak satu pemikiran dengan ibunya yaitu Ratu Marigold.

"Kenapa Pangeran berbicara begitu? Terlihat sekali jika Anda tidak menyukai Raja Sky, padahal dia juga ayah Anda, 'kan?" tanya Pamela dengan raut heran.

"Karena dia hanya pria yang tidak berguna! Rasanya aku ingin membunuhnya!" jawab Drak.

"Kalau begitu kenapa kalian menculiknya? Lalu untuk apa membiarkan beliau tetap hidup? Anda dan Ratu Marigold itu sangat aneh," ujar Pamela.

"Itu kemauan ibuku! Dan jujur aku sangat muak, hanya saja aku tidak bisa memberontak," tukas Drak.

"Oh, begitu, ya," Pamela menunduk seraya tersenyum, cara bicara Pamela benar-benar begitu anggun, dia sangat sopan dan berbeda jauh dengan Ximena.

"Bicaralah dengan santai, jangan berbicara dengan gaya formal! Aku tidak suka!" tegas Drak.

"Tapi—"

"Aku benci orang yang gemar memakai topeng!"

"Tapi saya tidak memiliki topeng, Pangeran Drak!"

"Berbicara santai, atau aku akan memukul kepalamu!" bentak Drak.

Dengan segera, Pamela menuruti permintaan Drak.

"Ah ... baiklah, Drak! Sekarang jawab pertanyaanku, kenapa kamu membenci Raja Sky? Dia itu, 'kan juga ayahmu!?" tanya Pamela dengan nada tinggi. Sejujurnya memang sejak tadi dia sudah menyimpan kekesalan.

"Wah, berani sekali kamu membentakku, ya?" ujar Drak.

Pamela tersentak mendengarnya, sorot mata Drak begitu tajam dan menyeramkan.

'Tidak, aku tidak boleh takut! Aku, 'kan punya kekuatan!' batin Pamela meyakinkan dirinya sendiri.

Dia menghela napas sesaat, lalu menajamkan kedua matanya.

"Hei, Drak! Kenapa harus protes? Bukankah kau sendiri yang ingin agar aku menunjukkan sikap alamiku?" sindir Pamela.

Drak pun terdiam sejenak seraya mendengus kesal. Bahkan dia lupa dengan pernyataannya sendiri.

"Ya, kau benar," tukas Drak.

Kemudian mereka kembali mengobrol, dan obrolan kali ini terlihat sedikit tenang.

Tidak lagi menggunakan nada bicara yang tinggi seperti tadi.

"Drak, maafkan sikapku yang dulu, ya. Aku dulu memang gadis yang kasar. Ibu juga bilang seperti itu. Tetapi mulai sekarang aku sedang berusaha mencari putri yang baik. Aku juga akan berusaha menjadi calon istri yang baik bagimu," tukas Pamela kepada Drak.

"Bagus. Tapi tidak perlu berlebihan. Hanya cukup di depan orang tua kita saja!" tukas Drak.

"Kalau bisa bertingkah baik secara nyata kenapa harus berpura-pura?" sahut Pamela.

"Apa maksudmu itu, Ximena?"

"Ya, pokoknya aku akan berusaha membuatmu jatuh cinta kepadaku!" jawab Pamela.

Drak sedikit syok mendengarnya.

Dia tidak tahu apa alasan gadis yang ada di depannya ini berbicara begitu.

"Apa kau benar-benar menyukaiku?" tanya Drak pada Ximena.

"Iya. Ini untuk kali pertamanya aku menyatakan perasaanku. Dulu aku pernah jatuh cinta dengan teman sekelasku. Tetapi aku tidak bisa mengatakan kepadanya. Dan aku tidak mau kejadian itu terulang lagi," ujar Pamela.

"Maksudnya, apa?" Drak terlihat bingung. "'Teman Sekelas' itu apa? imbuhnya.

Pamela menutup mulutnya seraya menggelengkan kepalanya.

"Ah, bodohnya!' batin Pamela.

"Maksudnya, aku mencintaimu!" tegas Pamela, Drak mengernyitkan dahinya.

"Jawabanmu itu tidak masuk akal, Ximena! Apa tidak bisa menjelaskan dengan rinci?" tanya Drak dengan nada mengintimidasi.

"Ah, aku kalau jatuh cinta memang begitu, Drak," jawab Pamela asal-asalan.

Drak pun terdiam, dalam diam itu dia menyimpan sejuta pertanyaan atas sikap aneh Ximena.

Tetapi dari sorot mata gadis ini memang tampak seperti orang yang sedang jatuh cinta.

Namun dibalik semua itu terdapat misteri. Entah itu cinta sungguhan, atau hanya cinta sandiwara?

Entalah ....

'Gadis ini, sangat sulit untuk ditebak,' batin Drak.

Drak menatap kearah Ximena dengan seksama. Dan dari jarak terdekat, wajah gadis gtu terlihat sangat cantik.

Muncul ide dalam kepala Drak.

'Aku ingin menguji perasaan gadis ini? Apa benar dia mencintaiku?' bicara Drak di dalam hati.

Perlahan dia meraih wajah Pamela dan menyentuhnya dengan lembut. Dia membelai bagian rambut gadis itu, kemudian diakhir dengan ciuman manis yang mendarat di bibir Pamela.

Drak menikmatinya, dia melumatnya penuh kehangatan.

Sementara itu Pamela hanya bisa terdiam dengan kedua mata yang membulat sempurna.

Detak jantungnya bergemuruh seakan meledak.

Dia hampir tak percaya dapat merasakan ciuman pertama dari seorang pria tampan seperti Drak.

'Andai saja dia tahu jika aku ini bukan Ximena, apa dia tetap akan mau melakukan ini?' bicara Pamela di dalam hati.

Drak menghentikan ciuman itu.

"Kau bilang mencintaiku? Tapi kenapa tidak ada perlawanan?" sindir Drak dengan senyuman sinis.

"Percuma berciuman dengan gadis cantik, tetapi hanya diam saja seperti patung!" cerca Drak seraya berlalu pergi.

Pamela masih terdiam, dengan nanar kedua netranya mengiringi kepergian Drak.

Perlahan, tangan Pamela menyentuh bibirnya sendiri.

Masih terasa hangat.

"Bibir pria tampan itu mendarat di bibirku? Apa ini nyata?" gumam Pamela.

Tentu saja hatinya berbunga-bunga, terlepas ciuman itu hanya sekedar ciuman coba-coba dari Drak. Tetapi Pamela benar-benar menyukainya. Dan perasaan cintanya terhadap Drak semakin besar.

Drak adalah pria kedua yang pernah ia cintai selain Brandon.

Bahkan wajah Brandon kali ini sudah tidak tampak lagi dalam benaknya.

"Tuan Putri!" panggil Camelia yang membuyarkan pikiran Pamela.

"Ah, ternyata kau, Camelia!" ujar Pamela.

"Tuan Putri, kenapa tersenyum sendirian?"

"Aku ...." Pamela memegang bibirnya lagi secara reflek.

Kedua mata Camelia menajam.

"Jangan bilang kalau kalian baru saja berciuman?" tuduh Camelia.

"Eh! Dari mana kau tahu itu?" sengut Pamela.

"Ah, sudahlah ... saya harap Anda, tidak terbawa perasaan. Ingat ... Anda harus bersikap lebih tegas! Karena misi utama Anda adalah menyelamatkan Raja Sky, dan mencari kelemahan Ratu Marigold!" ujar Camelia.

"Kau benar, Camelia. Hanya saja kalau aku mencintainya sungguhan tidak salah, 'kan? Ratu Vivian saja tidak melarangku. Hanya saja aku tidak boleh menjadi bodoh karena perasaanku itu," ujar Pamela.

"Ah, terserah. Yang terpenting, Tuan Putri, bisa menjaga diri, dan selalu berada di jalur yang benar!" tegas Camelia.

"Baiklah, Camelia!" ucap Pamela seraya tersenyum dan tangannya berformasi hormat.

Tentu saja hal itu terlihat aneh bagi Camelia.

"Memangnya apa maksud dari gerakan Anda itu, Tuan Putri?" tanya Camelia.

"Hem...," Pamela menurunkan tangannya, "jadi yang seperti ini kamu juga tidak paham?"

Camelia menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya. "Tidak." Ucapnya.

"Ah... baiklah. Aku lupa jika kebiasaan penduduk di dunia manusia dan di Negri Violet itu sangatlah berbeda," tukas Pamela seraya tersenyum.

Namun Camelia masih terlihat bingung.

"Maksudnya apa? Saya masih tidak memahaminya, Tuan Putri?"

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C25
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン