"Selamat malam, krediturku."
Gu Tingyuan bergumam dan langsung berbaring di samping Mu Wan setelah puas menatap wajah tidur wanita itu.
Kalau memang ada kehidupan di masa yang akan datang, maka Mu Wan pasti akan jadi seorang kreditur baginya seumur hidupnya.
.
Keesokan harinya.
Paginya, Mu Wan terbangun dari mimpi indahnya dengan tempat di sampingnya yang sudah kosong.
Gu Tingyuan bagaikan 'mesin penghangat' sampai dirinya bisa tidur dengan nyenyak tadi malam, ia bahkan tidak terbangun di tengah malam hanya karena 'kedinginan'.
Setelah mandi, Mu Wan turun ke bawah dan hanya mendapati pelayan yang sibuk di ruang tamu yang kosong itu.
Harusnya luka di punggung Gu Tingyuan masih belum sembuh sepenuhnya, tapi kenapa pria itu malah kelihatan tidak sabar untuk menangani perusahaan?
Dengan sedikit ragu, ia turun ke lantai bawah dan tiba-tiba di belakangnya terdengar suara langkah kaki.