Yeona digandeng paksa dan tidak melawan, malah dia senyum. Terkadang dia ingin ada yang mendominasi, memilihkan jalan untuknya, seperti Hyung Jae sekarang ini. Wajarkan, sebagai wanita ingin dipimpin?
"Hyung Jae pelan - pelan, nanti jatuh," keluh Yeona, manja, padahal dia dengan mudah mengikuti sang pria.
Namun, Hyung Jae berhenti mendadak dan Yeona terjerembab ke depan, beruntung lelakinya sigap menampa tubuh langsing itu.
"Kau jangan berhenti mendadak, dong!"
"Maaf, kau tidak apa - apa, Sayang?" Mata itu lembut menggosok sekujur tubuh Yeona. "Kakimu tidak apa - apa, kan?"
Lagi, perhatian yang tulus membuat Yeona gelagapan. "Semua … Semua baik - baik saja. Kenapa mengerem?"
Yeona tidak perlu jawaban dari Suaminya. Pasti karena Hyun Bin memalang jalan dengan tubuhnya.
"Ada apa dengan asisten kamu, tuh?" gumma Yeona, setengah kesal oleh ulah si mata empat.