Nara menggeleng.. "saya belum tau, saya hanya takut tuan memecat dan lalu mengusir saya dari istananya." Lalu Ardina menatap lamat-lamat wajah Nara. Ia sudah tau apa jawaban Nara, keraguan yang ia dapatkan semenjak dari dalam istana. "Nona tau kan, dia ayah saya. Saya gak mau pergi dari orang satu-satunya keluarga saya."
Hening. Menurut Ardina, ucapan Nara juga benar. Tidak ada tempat untuk Nara tinggal dan seharusnya ia tidak se-egois ini sampai memaksa Nara untuk ikut sama dia ke pintu portal. "Oke, kalau emang lu gak bisa anter, gue berangkat sendiri." Ujar Ardina melanjutkan perjalanan. Ini keputusan Ardina, ia tidak mau membebankan Nara untuk bisa ikut dengannya.
"Bu..bukan begitu nona..," kata Nara, terhenti. Mengejar gue dari belakang. "Nona.., tunggu saya nona..!!" Teriak Nara sudah berada di samping kiri Ardina. Ia tidak menoleh.