***
Tidak sulit untuk menemukan IGD di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Aletta langsung melangkah, hampir berlari kecil memasuki gedung yang tampilan luarnya didominasi oleh marmer hitam.
Ruangan besar yang penuh sekat dan bermacam-macam kondisi pasien yang merintih dan berteriak minta tolong menyambut dirinya, membuat dia menarik napas panjang, merasa sesak. Tak heran, ini rumah sakit nasional yang sering dijadikan tempat rujukan, macam-macam pasien berkumpul menjadi satu di sini sebelum mendapatkan kamar inap.
"Permisi, Mbak. Sedang mencari siapa?" tanya seorang pria yang memakai baju biru, tampak masih muda dan Aletta tebak, dia adalah koas di sini.
"Pasien atas nama Varrel de Wijk. Beliau baru masuk IGD beberapa saat lalu," jawab Aletta berusaha untuk tetap tenang walaupun matanya menangkap pergerakan yang sibuk di dalam ruangan besar tersebut.
"Varrel de Wijk, sebelah kanan ya, Mbak." Koas tersebut mengarahkan dengan tangan, membuat Aletta mengernyitkan kening.