.
.
.
“Wah, kalau begitu suamimu itu parah sekali ya Yiyi. Tenanglah, nanti kalau aku gajian, aku akan membelikanmu bahan-bahan belanja.” Ucap sahabatnya itu yang membuat isterinya tertawa.
“Astaga Ning Ri. Kau baik sekali. Andai kau pria aku pasti akan menikahimu.” Timpal Shen Yiyi yang membaut wajah Mu Shenan berkerut tanda tidak suka dengan perkataan yang didengarnya.
“Tentu saja Yiyi. Kalau aku pria, aku pasti akan memberikan dompetku kepadamu dengan begitu banyak uang didalamnya. Jadi, kau bisa mengambil uang sesuka hatimu.” Kata sahabat isterinya itu.
“Terima kasih Ning Ri. Meskipun aku memiliki suami pelit, tetapi setidaknya, aku masih memiliki sahabat yang sangat dermawan.” Isterinya itu tersenyum seakan tersirat kesedihan di dalamnya.
Mematikan alat penyadap itu, Mu Shenan lalu mengambil ponselnya. Beberapa waktu, ia berkutat dengan menu i-banking miliknya dan menatap kosong pada layar ponsel miliknya itu. Benar, ia tidak tahu nomor rekening Shen Yiyi.