"Kemana ini abang gw?" Ucap Nizar sambil menengok kesana kemari mencari keberadaan mobil kekasihnya di depan Mall Kuno itu.
Tit!Tiit!
"Hayo beib?" Ajak Nizar kepada Novi dan Apri.
Nizar, Novi dan Apri segera masuk ke dalam mobilnya Dimas.
"Bang, kita berhenti sebentar di depan ya (di Pinggir jalan Raya)? Aku mau ngomong sebentar?" Pinta Nizar kepada kekasihnya.
"Oke Dedek." Ucap Dimas.
Dimas segera melajukan mobilnya keluar dari area Mall lalu berhenti di Pinggir Jalan Raya.
"Beib, boleh tungguin sebentar di luar dulu? Gw mau ngomong sama abang gw dulu sebentar? Maaf ya beib?" Ucap Nizar kepada Novi dan Apri.
"Iya gak apa-apa koq beib." Ucap Novi.
"Hayo beib, kita turun dulu?" Ajak Novi kepada Apri.
"Ya lu duluan lah yang keluar? Masa iya gw harus keluar di sebelah kanan. Mau ke tabrak gw?" Ucap Apri.
"Hehe, Iya." Ucap Novi sambil membuka pintu mobil sebelah kiri.
Novi dan Apri keluar dari mobilnya Dimas lalu menunggu sebentar di pinggir mobilnya Dimas.
"Sayang.." Ucap Nizar.
"Kenapa Dedek?" Ucap Dimas.
"Kita jalan-jalan ke Pameran dulu ya? Kasihan Novi sama Apri mau jalan kesitu, hanya saja tidak ada yang nganterin dan lagi pada gak megang uang. Mau ya sayang? Please?" Ucap Nizar beralasan dan memohon kepada kekasihnya.
"Tapi kita kan sudah punya janji sama Om Bimo Dedek. Kamu gak kasihan sama Om Bimo? Dia kangen sama kamu, katanya kangen sama celotehan kamu Dedek." Ucap Dimas.
"Iya, aku juga tahu. Gini aja, selesai dari Pameran ini kita tetep langsung pulang ke Apartemennya Om Bimo. Gimana sayang?" Ucap Nizar.
"Kalo enggak? Aku deh yang ngomong ke Om Bimo buat ijin jalan ke Pameran dulu. Gimana?" Ucap Nizar.
"Kamu juga kan masih pegang Access Apartemennya Om Bimo kan sayang?" Ucap Nizar.
"Iya sih. Ya sudah, aku kabari Om Bimo dulu ya Dedek?" Ucap Dimas.
"Mmmmuach.." Nizar mengecup dan melumat bibir tipis sedikit tebal kekasihnya.
Dimas segera membuka ponselnya lalu menghubungi Om Bimo lewat telepon dari Ponselnya.
Tuuuuut..
"Iya Dim?" Ucap Om Bimo mengangkat telepon Dimas.
"Begini Om, Dedek ingin jalan dulu ke Pameran yang ada di dekat sini (di daerah Mall tempat Nizar bekerja) sama teman-temannya. Kemungkinan, kita berdua akan sampai di Apartemennya Om lebih malam. Gimana Om?" Ucap Dimas.
"Oh begitu. Ya sudah tidak apa-apa, kamu antar dan temani kekasihmu itu. Kasihan dia ingin mencari kesenangan, masa saya harus melarangnya." Ucap Om Bimo yang pengertian dengan keinginan seseorang yang usianya masih sangatlah muda.
"Jadi di bolehin nih Om, kita datang lebih malam?" Ucap Dimas.
"Ya, boleh saja. Asalkan nanti kalian berdua pulangnya tetap kesini? Kamu juga kan pegang Access kamar saya Dim." Ucap Om Bimo.
"Ok deh kalau begitu. Makasih ya Om?" Ucap Dimas.
"Sama-sama Dim. Satu lagi Dim, ada permintaan dari Om untuk kalian berdua, dan ini harus kalian turuti?" Ucap Om Bimo.
Deg! Dimas merasa kaget mendengar ucapan Om Bimo yang terdengar sangat serius.
"Apa tuh Om?" Ucap Dimas.
"Kalian harus cari dan dapatkan Surabi Hangat Rasa Oncom sama Rasa terasi. Om tidak mau tahu, karena itu adalah makanan Favorite Om mu ini. Titik!" Ucap Om Bimo.
"Hah!! Kirain mau ngomong apaan? Jantung saya sudah merasa deg-degan." Ucap Dimas.
"Hahaha, ya sudah sana kalau kalian mau jalan. Ingat, Surabi anget rasa oncom dan terasi. Okey?" Ucap Om Bimo.
"Baik Om. Salamu allaikum." Ucap Dimas.
"Wa'allaikum salam." Ucap Om Bimo.
Telepon telah di tutup.
"Gimana sayang?" Ucap Nizar.
"Mmm.." Ucap Dimas sambil menatap ke arah depan sambil memegang setir dan memasang wajah garangnya.
"Gak boleh ya sayang? Ah, Om Bimo gak ngerti banget apa? Aku juga kan kepengen banget jalan kesitu." Ucap Nizar yang tidak menyadari dirinya sendiri yang benar-benar ingin datang ke Pameran tersebut.
"Apa sayang?" Ucap Dimas sambil mengerutkan kening wajahnya.
"Ups.." Ucap Nizar sambil memasang wajah sedih takut di marahi kekasihnya.
"Jadi ini tuh keinginan kamu? Bukan ingin membantu mereka? Hmm?" Ucap Dimas sambil mengerutkan wajahnya yang telihat garang namun tetap tampan.
"He'eh.." Ucap Nizar sambil menganggukkan kepalanya.
"Tapi untuk membantu mereka juga koq. Kamu gak mau ya sayang? Kalau kamu gak mau, kita anterin saja mereka dulu kesana terus lanjut ke Apartemennya Om Bimo." Ucap Nizar.
Dimas menatap wajah kekasihnya, Ia mendekati bibirnya.
"Mmmmm.." Dimas melumat bibir tipisnya Nizar yang sedang memasang wajah memelasnya.
"Mmmmmuach.." Nizar membalas kenyotan lumatan kecupan kekasihnya.
"Kita akan kesana sayang. Tapi ada satu permintaan dari Om Bimo yang harus di turuti." Ucap Dimas dengan nada serius.
"Apalagi sih kemauan Om kamu itu?" Ucap Nizar.
"Ini tidak boleh di langgar dan harus benar-benar kita turuti sayang." Ucap Dimas dengan nada serius sambil menatap kearah depan dan juga memegang setir.
"Iya apaan permintaan Om mu itu sayang?" Ucap Nizar.
"Kita di suruh cari surabi anget sayang." Ucap Dimas dengan nada santai.
"Huh!! Kirain apaan? Emangnya surabi anget yang di Apartemennya sudah dingin sayang?" Ucap Nizar.
"Emangnya Om Bimo punya Surabi Dek?" Ucap Dimas.
"Punya. Masa kamu gak tahu kalau dia suka nyimpen surabi di Apartemennya sayang?" Ucap Nizar.
"Enggak." Ucap Dimas.
"Itu loh sayang? Surabi rasa apem yang suka bergoyang-goyang sendiri." Ucap Nizar.
"Aneh kamu. Mana ada surabi rasa apem, apalagi bisa bergoyang-goyang sendiri." Ucap Dimas.
"Ah, kamu pura-pura gak faham sayang." Ucap Nizar.
"Yang kek gimana sih Dedek sayang bentuknya?" Ucap Dimas penasaran.
"Kamu juga sering koq makan surabi apem itu." Ucap Nizar.
"Beneran abang gak ngerti Dedek dan belum tahu bentuk surabinya." Ucap Dimas.
"Itu loh sayang, kepunyaan gadis simpanannya kan bisa bergoyang-goyang toh?" Ucap Nizar.
"Hahaha.. Dasar kamu bisa saja." Ucap Dimas yang baru memahami maksud dari kekasihnya.
"Hmm.. Udah ngerti aja tertawa. Ya udah ah kita berangkat. Kasihan Novi dan Apri berdiri dari tadi." Ucap Nizar.
"Oke Dedek." Ucap Dimas.
Sejenak Nizar membuka jendela kaca mobilnya.
"Ayok beib?" Ucap Nizar kepada Novil dan Apri.
"Ok beib.." Ucap Novi.
Novi dan Apri sudah masuk kembali ke dalam mobil.
"Maaf ya Mba lumayan lama menunggu?" Ucap Dimas.
"Iya tidak apa-apa Pak." Ucap Apri.
"Jangan panggil saya Bapak Mba? Panggil saja nama atau abang." Ucap Dimas.
"Iya Bang, gak apa-apa koq santai saja." Ucap Apri.
"Mulai deh mulai?" Ucap Nizar yang melihat Apri terlihat centil kepada kekasihnya.
"Bang, kamu cariin deh temen kamu yang single untuk Mpok kita ini?" Ucap Nizar kepada kekasihnya.
"Lah, emangnya single Mba?" Ucap Dimas.
"Saya Janda bang." Ucap Apri.
"Janda beranak satu tepatnya bang." Ucap Novi.
"Hehehe.." Apri cengengesan.
"Ya sudah, nanti saya coba carikan ya mba?" Ucap Dimas.
"Jangan bang, saya bisa cari sendiri koq." Ucap Apri.
"Kapan mau berangkatnya sih? Ngobrol melulu." Ucap Nizar.
"Lupa Dedek. Keasikan ngobrol sama Mba nya." Ucap Dimas sambil mengelus kepalanya Nizar.
"Ya sudah, kita berangkat." Ucap Dimas kembali."