Para pemain menoleh, melihat ke arah suara tersebut berasal hanya untuk melihat seorang pemain dengan pedang besar merah darah bersama armor (baju besi) ringan hitam mengilat. Melihat penampilan pemain itu, pemain lain segera diam dan bahkan berusaha menjauh darinya, membuatnya dapat mendekat ke arah Vera dengan mudah.
Tidak mungkin pemain di Kota Leszl tidak akan mengenali siapa itu, dengan penampilannya sudah jelas siapa dia, Yaka. Yaka mungkin bukan pemain yang sangat kuat, tapi dia dikenal karena hal lain yaitu ... RMT ... ya, Real Money Trading (perdagangan uang nyata).
Terdapat alasan lain kenapa Vivid bisa sampai sepopuler ini, itu karena mata uang Vivid, Inar dapat dikatakan sejenis mata uang crypto sejak penggunaan Inar berkembang dan tidak terbatas dalam Vivid itu sendiri. Sejak hal semacam ini terjadi, penukaran mata uang nyata dengan Inar atau sebaliknya tak terhindarkan.
Dan Yaka dikenal karena hal semacam itu sejak pada hari pertama dia bermain Vivid, dia langsung membeli perlengkapan di Serikat Dagang.
Serikat Dagang, organisasi yang bekerja dengan menerima Item, baik itu dari pemain maupun penghuni yang kemudian akan disebarkan ke seluruh dunia melalui cabang-cabang mereka. Secara singkat, mereka dapat dikatakan seperti aplikasi belanja online yang menyediakan tempat bagi item dari berbagai penjuru dijual ke seluruh dunia dengan pengiriman kilat. Dan Serikat Dagang memiliki satu hal yang jelas, ITEM DI SERIKAT DAGANG MAHAL!
Sejak tidak mungkin untuk mengantar barang yang dibeli melalui metode biasa karena jarak yang terlalu jauh atau halangan medan, Serikat Dagang menggunakan alat teleportasi sebagai cara mereka mengantarkan item yang telah dibeli.
Pemain lain hanya mendesah, tidak ingin berurusan dengan Yaka sejak siapa yang tahu berapa kali dia telah berganti peralatan dengan membeli di Serikat Dagang. Untuk hal semacam itu dapat terjadi, dia pasti bukan orang biasa dan pemain tidak ingin membuat masalah dengannya.
Beberapa mencoba berpikir positif. Merasa Vera mungkin akan melakukan hal semacam ini lagi di masa depan, tapi sebagian besar pemain hanya menatap Akuji —yang dianggap telah merebut kesempatan mereka— dengan tatapan membunuh.
Melihat reaksi para pemain di sekitarnya, Vera mendesah secara internal. Bahkan jika dia ingin mengabaikan apa yang Yaka katakan dan menunjuk pemain lain pun, kemungkinan besar tetap percuma sejak tidak ada yang bahkan berteriak memprotes perkataan Yaka.
'Kenapa aku merasa sial di hari pertamaku?' pikir Vera, diam-diam menutupi apa yang dia rasakan. Selain saat ketika dia mengambil skill terkait senjatanya, Pohon Skill Shoot Master, sebuah busur. Apa yang terjadi setelahnya benar-benar berlawanan dengan harapannya.
"Yah, baiklah sepertinya anggota party telah ditetapkan." Vera berkata dengan santai, mengirim undangan party untuk keempat orang lain yang dengan cepat disetujui dan mulai memperkenalkan diri masing-masing.
Saby dan Yaka, penyerang jarak dekat dengan senjata pedang ringan dan pedang besar. Vera dan Nuk, dua orang pemanah dan akhirnya Akuji, seorang elementalist. Tidak terdapat seorang yang dapat bertindak sebagai tanker di party tersebut, namun sejak kebanyakan mereka tidak bertujuan untuk berburu sebuah bos, membuat mereka tidak terlalu memikirkannya.
"Jadi, ke mana kita akan pergi?" tanya Akuji.
"Hmm? Mungkin ke area di dekat kota? Lagi pula aku baru bermain Vivid hari ini." Vera berkata. Disambut anggukkan oleh yang lain, segera menyetujui ide itu namun—
"Itu membosankan."
Yaka segera memberi penolakan tegas. "Kenapa tidak mengambil quest penaklukan goblin? Lagi pula mereka tengah melemah saat ini."
"Kau tahu, aku bahkan masih level nol—"
"Itu tidak masalah," potong Yaka. "Aku sendiri sudah cukup untuk melawan para goblin lemah itu," sambungnya percaya diri. Menunjukkan levelnya yang telah mencapai 46 dan perlengkapan kelas atas yang selalu diperbaharui, apa yang Yaka ucapkan tidak salah.
"Err, baiklah?" jawab Vera dan meski terdengar kurang yakin, Yaka segera pergi dan mengambil quest yang dia maksud.
Sejak quest pembasmian goblin adalah quest umum yang selalu tersedia di Asosiasi Tentara Bayaran, tidak terdapat banyak kesulitan untuk bisa mengambil dan menjalankan quest tersebut.
Keluar dari Asosiasi Tentara Bayaran, party mereka segera keluar dari kota. Mungkin beberapa pemain masih mengikuti mereka di awal, tapi segera berkurang. Berharap agar tidak mengganggu Vera dan melanjutkan apa yang mereka kerjakan sebelumnya.
"Sepertinya tidak banyak goblin yang terlihat," kata Vera.
"Mungkin itu karena quest untuk membasmi mereka tengah populer?" ucap Nuk dengan santai.
"Kalau begitu kita tinggal masuk lebih dalam." Yaka memerintah, tak menunggu pendapat orang lain dan segera maju ke depan—
"Awas!"
Untuk disambut peringatan Saby yang selama ini tegang, namun ...
Slash! Slash! Slash!
... Beberapa tebasan Yaka buat, segera menyambut serangan goblin itu dan menjatuhkan goblin yang menyerangnya dalam hitungan detik. Sejak level goblin itu sendiri hanya di belasan melawan level dan perlengkapan superior yang dia miliki, mengalahkan goblin itu bukan suatu masalah berarti baginya.
Namun, seolah menjadi sebuah tanda, beberapa goblin lain datang menyerang membuat anggota lainnya mengeluarkan senjata mereka masing-masing untuk melawan balik tapi tetap saja—
"Triple Slash!"
Yaka segera bertindak, mengeluarkan Skill Tier 2 dari Pohon Skill Sword Master, Triple Slash. Sejak pedang besar Yaka memiliki atribut elemen api, tiga tebasannya menghasilkan efek berkobar yang memesona, dengan cepat mengeluarkan goblin yang berniat menyerang mereka di tiap tebasan yang dibuat.
Tidak menyisakan ruang bagi yang lain untuk dapat melakukan gerakan apa pun, membuat keempat orang itu berdiri di sana seperti orang bodoh
"Ayo ke sana!" teriak Yaka, berlari ke arah di mana goblin tersebut berasal tanpa memperhatikan yang lain.
Membuat Nuk, Saby, dan Vera saling memandang dengan ragu, hanya saling menatap satu sama lain. Sementara Akuji hanya mengangkat bahunya dan berkata, "Lebih baik kita kejar dia."
"Ya, kurasa kamu benar."
"Tentu saja, jika kita tidak segera mengejarnya dia mungkin akan segera hilang," balas Akuji.
"Jadi dia menjadi anak hilang sekarang?"
"Yahh, kurasa kamu bahkan dapat menganggapnya sebagai anak hilang jika kita tak segera menemuinya," canda Akuji sebelum keempatnya mengejar Yaka dan berkumpul kembali.
Namun, hal yang sama kembali terulang. Lagi, lagi, dan lagi.
Saat party mereka menemui kelompok goblin yang ada, goblin-goblin tersebut segera jatuh oleh serangan Yaka. Dan party mereka hanya segera masuk lebih dan lebih dalam lagi di hutan.
— Bukankah ini jenis party bus?
Sebuah chat dari penonton stream muncul dalam pandangan Vera, mewakili apa yang Saby, Nuk, dan dirinya sendiri pikirkan.
Sementara untuk Akuji, Vera tidak tahu apa yang ada dalam kepalanya sejak ekspresi wajahnya tetap sama sejak mereka bertemu. Itu bukan jenis wajah dingin atau tanpa ekspresi, malah dia lebih mendekati orang yang tersenyum hanya saja ekspresi Akuji benar-benar sulit untuk dijelaskan.
Pedang Yaka berkobar lagi, entah untuk yang keberapa kalinya saat dia menjatuhkan goblin di depannya, hingga membuat emosi party jatuh. Jelas, ini bukanlah apa yang mereka harapkan.
Bahkan jika goblin itu tidak semudah sebelumnya untuk jatuh sejak level goblin sendiri semakin meningkat, tapi itu masih bukan sebuah masalah yang Yaka tidak bisa tangani. Dan ...
"Ayo masuk lebih dalam lagi."
... Yaka memerintah, entah keberapa kalinya saat dia berkata hanya untuk menunjukkan niatnya tanpa ruang untuk diskusi.
"Tentu saja," jawab Akuji santai seolah mengabaikan suasana party yang tidak dapat dikatakan.