Di dojo, tempat Marigold biasanya berlatih karate. Dojo itu adalah milik pamannya, papa dari Nina.
"Hiiyaaaa.."
Brak.
"Hiiyaaaa.."
Brak.
Sudah selama setengah jam penuh, Marigold memecahkan semua persediaan kayu yang digunakan untuk latihan kekuatan di dojo. Tetapi kini semua kayu itu sudah pecah dan tidak berbentuk lagi.
"Hiiyaaaa.."
Brak.
"Sudah, hentikan Marigold," amuk Nina, sepupunya yang berdiri di depan papan kayu yang hendak dipecahkannya lagi. "Tanganmu sudah memerah, bengkak, dan mengeluarkan darah. Apa kamu mau jadi cacat, hah?!"
"Minggir Nina!" bentak Marigold marah sambil meremas kedua tangannya yang dibebat handswrap super kencang. Meskipun begitu, tangannya masih saja gemetar akibat terlalu banyak memecahkan papan kayu itu. "Aku harus menyelesaikan jadwal latihanku yang sudah lama terbengkalai."