Sementara itu, di sarang, Yena telah lelah mengamuk dan kini hanya bersandar lesu pada kepala ranjang. Ia marah dan lapar, mengapa Lucifer tidak kunjung kembali?
"Yena?" Suara yang tak asing diiringi embusan angin hangat yang familiar terdengar.
Entah sejak kapan, Arion tiba-tiba sudah berdiri di depannya.
"Arion ...." Melihatnya, Yena seperti menemukan harapan. Ia duduk dan menegakkan punggungnya.
"Apa kamu bisa melepas ini?" pintanya.
Arion menghampiri. Ia menatap belenggu rantai di tangan Yena sesaat kemudian menggeleng.
"Sepertinya tidak. Kekuatan jiwa Lucifer lebih tinggi dariku."
Yena menghela napas dalam. Tidak berdaya.
"Jika kau bisa lepas, apa kau akan langsung pergi meninggalkan Lucifer?" tanya Arion.
Yena menaik turunkan bulu matanya yang panjang dan bergetar. "Entahlah .... Aku tidak tau. Aku masih belum menemukan jawaban darinya."
"Jawaban apa?"