Dua jam sebelum waktu makan malam, Miranda, Emily dan Mori kembali ke istana dengan membawa pesanan Idris, yaitu drawing tablet. Selain itu ketiga orang itu tentu saja membeli sesuatu sebagai oleh-oleh.
"Wuah!" gumam Idris disertai senyuman saat ia memegang kotak drawing tablet, sangat antusias saat membuka pesanannya hanya berdua dengan Hanas di ruang santai. Persis seperti seorang anak yang mendapatkan hadiah di hari ulang tahun. Begitu kotaknya telah dibuka dan mengeluarkan drawing tablet itu, Idris segera menghidupkannya. "Keren sekali!"
"Tapi kalau Tuanku menggambar pakai itu, tidak ada lagi hasilnya yang bisa saya perhatikan seperti lukisan yang terpajang hampir di seluruh ruangan istana ini!" sela Hanas melihat Idris yang begitu semangat.
"Drawing tab ini bukan untuk melukis Hanas. Hanya untuk menggambar sketsa, melepas hobi menggambar saja!" sahut Idris tanpa memperhatikan Hanas. Ia mulai asyik dengan drawing tabletnya.