Aku menatap dokumen yang baru saja dikeluarkan dari tas Christian, aku lihat satu persatu dari dokumen yang sudah terkumpul di hadapanku. Pandangan ku kembali ku arahkan dimana Christian berada, sambil melemparakan seringaian ku kepada Christian. Tanganku terus menggaruk tak gatal, berusaha untuk menghindar dari tatapan Christian.
Merasa malu ketika di hadapkan dengan Christian, akibat ketidak tahunku ini Chris jadi menegurku. Baru saja aku selesai berdebat dengan para karyawan nya, Kini harus berhadapan lagi dengan masalah lain. Aku harus di hadapkan kembali dengan atasan mereka Christian Alvananda, dengan mempermasalahkan dokumen tak penting itu.
Akan tetapi, perasaan ku saja yang berbeda. Pada saat menghadapi Chris, tidak setakut ketika menghadapi para ibu-ibu cerewet tadi. Aku bisa tenang ketika harus menghadapi Chris, karena menjelaskan nya bisa dengan bermanja-manjaan.