"Aku di sini Anna." Malik muncul, tampak lengannya tergores sedikit dan berdarah.
"Kau terluka Malik." Anna mendekat, sorot matanya tenggelam dalam rasa takut dan khawatir.
"Aku baik-baik saja." Malik menyentuh pipi istrinya. "Ini hanya luka kecil, tidak sakit sama sekali." Ia menyunggingkan senyum.
"Nuran!" Malik memanggil pemuda itu. "Cepat bawa Anna, kita harus cepat!"
Malik menyentuh pundak Anna. "Apa pun yang terjadi, jangan berhenti. Jangan mengkhawatirkan aku. Kau paham Anna?"
Anna mengangguk lemah. Meski sisi dirinya tak setuju dengan perintah itu, tetapi saat ini, bukan waktu yang tepat untuk berdebat dengan suaminya.
Setelahnya Anna kembali digendong Nuran. Ia menatap Malik beberapa detik, sampai akhirnya tatapannya fokus ke depan.
"Ughh!" Darah keluar dari mulut Malik, setelah melihat Anna cukup jauh, pria itu akhirnya tersimpuh.
Pohon itu jatuh tepat ke tubuhnya, Malik susah payah keluar dari kondisinya yang terhimpit.