Entah apa yang ada di pikiran Rania malam itu, dia menyiapkan kamar untuk Boy dan Sania. Bahkan dia membersihkan rumah dua lantai itu semalaman tanpa bantuan dari Boy.
"Kamarnya sudah siap, Pak." Rania saat menghampiri Boy yang sedang bercumbu dengan Sania di ruang tamu.
"Terima kasih, kebetulan aku capek banget. Jadi malam ini aku tidur disini ya," sahut Sania.
"T-tapi,"
"Semua kamar sudah bersih. anda bisa memilih ingin tidur dimana," potong Rania. Rania memotong ucapan Boy karena dia tahu bahwa Boy keberatan dengan keberadaan Sania karena ada dirinya. Sehingga Rania ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak peduli dengan hubungan mereka.
"Wah.. kamu cekatan juga ya," puji Sania. Rania hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ya sudah kita istirahat dulu ya," kata Sania seraya menarik tangan kekasihnya dengan semangat dan menaiki anak tangga satu persatu.
Ada perasaan kesal dan campur aduk saat melihat Boy yang seakan tidak memiliki kebijaksanaan dan ketegasan pada dirinya.