Dua hari berlalu, Rania bekerja seperti biasa atas persetujuan keluarga besar Sanjaya.
"Kamu boleh bekerja, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Jika kamu merasa lelah mintalah Boy mengantar kamu pulang," ucap Donny Sanjaya, ayah mertuanya.
"Baik," sahut Rania dan segera bersalaman mencium punggung tangan kedua tangan mertuanya.
Rania berangkat bersama Boy. wajah ramah Rania berubah drastis saat hanya berdua dengan Boy di dalam mobil.
"Tolong turunkan saya di depan komplek saja," kata Rania.
"Kenapa?" tanya Boy.
"Saya naik taxi saja," jawab Rania dengan nada yang dingin.
"Lo bisa bareng sama gue," ucap Boy.
"Tidak, Pak." sahut Rania dengan pandangan tetap fokus ke depan.
Boy tidak menanggapi Rania. Boy tetap mengemudi ke arah jalan menuju kantornya. Rania tidak ingin protes atau apapun. dia ingin mengurangi interaksinya dengan Boy. hingga dua puluh menit kemudian Boy sampai di depan kantornya.