アプリをダウンロード
2.9% GOD of MAFIA / Chapter 5: DIKHIANATI

章 5: DIKHIANATI

Febby mengerakan pinggulnya, tak lama ia menjerit dan cairannya keluar

"Telan semua untuk membuktikan cintamu!" perintahnya.

Kemudian Febby memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Malphas sendiri entah kemana.

***

Selama satu minggu, Febby tidak datang ke tempatnya, perasaannya kacau sebab Malphas merindukannya. Ia ingin menghampiri kamarnya tetapi malu melakukannya. Akhirnya ia hanya menjalani rutinitasnya bersekolah dan berlatih. Latihan yang berat membuat sakit seluruh tubuh.

Setiap malam, Malphas juga melihat seorang pria masuk ke kamar Febby, dan keluar sebelum matahari terbit.

Hati Malphas rasanya sakit. Sempat ia berpikir, bagaimana bisa Febby yang sempurna yang banyak diincar pria tertarik padanya yang hampir semua orang menganggapnya cupu, sebab kacamata yang ia pakai.

Tidak! Ia tidak boleh berpikiran negatif. Sebab Febby sudah menyatakan cintanya. Malphas tidak boleh berprasangka.

Malphas sudah tidak tahan untuk melepas kerinduannya bertemu Febby. Malamnya, ia pergi ke ruangannya.

"Masuk saja," ujar Febby kepada Malphas, dan diikuti. "Apa kau merindukannya ... lakukanlah kalau begitu. Buka celanaku!" perintah Febby sambil tidur telentang di ranjangnya.

Bagai terhinotis, Malphas mendekat menuruti untuk membukanya. Ia melakukan seperti perintahnya. Febby terlihat menikmatinya. "Kau menyukainya, kan?"

"Ya, aku suka," Malphas menjawab, memperbaiki letak kacamatanya. Sehingga ia harus berhenti.

"Jangan berhenti bodoh!" teriak Febby marah.

Malphas langsung melanjutkannya. Tiba-tiba, Febby mengerang. Cairan itu keluar dan Febby menekan kepala Malphas kencang sambil berkata, "Telan semua ... jangan sampai tertumpah."

Selesai, Malphas menghampiri dan tidur di sebelah Febby.

"Apa yang kau lakukan, keluar sekarang. Besok kau boleh melakukan seperti ini lagi." Dia mendorong Malphas hingga terjatuh dari ranjang.

Itulah sebabnya, hampir setiap malam ia mendatangi kamarnya seperti yang di perintahkan. Jika dia tidak menginginkan dia keluar entah kemana. Malphas hanya bisa kecewa, dan kembali ke kamarnya, seolah ia harus menurut semua keinginan Febby dan tidak berhak memilih yang lain. Bahkan saat Malphas tiba di kamarnya jika dia tidak menginginkan Malphas. Febby langsung mengusirnya keluar dengan pesan, "Besok saja kau datang!"

Dua hari, Malphas tidak ikut berlatih, badannya panas. Hingga ia tidur sendiri di kamar.

Hari ketiga setelahnya, Febby mendatangi kamar Malphas.

"Kenapa kau tidak datang ke tempatku?"

"Aku sakit, demam, bahkan aku membolos berlatih di sekolah," jawab Malphas.

"Aku beri kamu obat," katanya.

Hati Malphas senang, saat Febby memperhatikannya. Hanya dengan sedikit kata seolah membuatnya berpikir, Febby mencintainya.

Dia berdiri tepat pangkalnya di depan kepalaku. "Ini obat sakitmu."

Malphas diam terkaget.

"Lakukan! Pasti kamu akan sembuh.".

Malphas pun menurutinya lagi. Di depan Febby, ia seperti kehilangan diri sendiri, apa yang diperintahnya pasti Malphas lakukan. Setelah selesai, Febby meninggalkannya.

"Febby memang sempurna, aku jatuh cinta padanya sampai rela melakukan semuanya," lirihnya tersenyum bodoh.

Lama-kelamaan, Malphas serasa diperbudak. Ia rela melakukan, hanya karena pikiran ego bahwa Febby mencintainya. Ia bahagia melakukan semuanya demi Febby.

Setelah lima bulan Malphas dan murid yang yang boleh pulang ke rumah selama satu bulan sebagai liburan akhir semester seperti sekolah umumnya.

Di rumah, Malphas bertemu saudara-saudara yang lain, semua juga libur kembali ke rumah .

Azazel memiliki rumah baru yang disebut markas Demon yang sangat besar. Rumah itu tempat anak-anak berkumpul dan berlatih bersama. Aldino, Alfino, Marcio, Abaddon dan banyak putra Azazel berkumpul, kesempatan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan dan ketangkasan mereka, setiap berlatih pertarungan bukan hanya kemampuan fisik yang diuji. Tetapi boleh mengunakan kemampuan otak untuk memperoleh kemenangan.

Apollyon sering mengalahkan kakak-kakaknya dengan sedikit kecurangan, atau mungkin kakaknya mengalah karena menyayangi adiknya. Justru tidak ada satu kemenangan pun Malphas dapatkan. Ia tidak berhasil menambah ketangkasan di pusat latihan.

"Aku kecewa kepadamu tidak ada hasil latihan selama kamu kukirim jauh," Azazel berujar.

Malphas merasa bersalah telah mengecewakannya, Abaddon dan Apollyon tampak berhasil dengan sekolahnya.

"Aku berjanji akan sungguh-sungguh belajar di waktu yang akan datang, maafkan aku!" Malphas memohon maaf kepada orang yang sangat mengharapkannya.

Azazel menghela nafas, mengusap wajahnya. "Baiklah, jika enam bulan ke depan kau tidak berhasil ... Aku akan memindahkanmu di tempat Apollyon."

Malphas mengangguk dan terdiam.

Liburan kali ini, Abaddon membawa seorang temannya, berbadan besar dan wajahnya lumayan tampan.

"Ayah, temanku seorang dari keluarga miskin, dia tidak bisa kembali bersekolah walaupun dia ingin tetap bersekolah, izinkan temanku bekerja di Demon," pinta Abaddon.

"Siapa namamu nak, dan berapa umurmu?" tanya Azazel.

"Namaku Gremory, umurku 14, Tuan," jawab anak itu.

"Kau ingin bekerja?" tanya Azazel lagi

Anak itu hanya mengangguk.

"Apa keahlian seorang anak seusiamu, harusnya kamu masih berlatih dan bersekolah di usiamu!" Azazel berujar.

"Aku tidak memiliki biaya, ayahku seorang pemabuk dan ibuku meninggalkan kami."

"Kau bisa berjanji untuk setia ke keluargaku dan selama hidupmu bekerja untuk keluarga Demon, apapun yang terjadi," kata Azazel.

Gremory mengangguk setuju.

"Baiklah aku akan membiayai sekolahmu , tetapi dengan syarat kamu harus menjadi petarung terbaik tahun depan, setelah selesai di sekolah itu kau boleh ikut Abaddon ke sekolah baru yang lebih keras melatih." ..., "jika kau sudah selesai semuanya, kau harus ingat janjimu mengabdi untuk keluarg Demon."

"Baiklah aku setuju, Tuan." Gremory langsung menyetujui.

Azazel menggapai dan menepuk bahunya, "Lain kali panggil aku Paman atau Ayah." Azazel menganggap Gremory seperti putranya.

Liburan mereka nikmati bersama.

Ketika Malphas harus kembali bersekolah, Azazel mengirim Hanbi untuk menemaninya di sekolah itu. Hanbi juga berjanji setia mengabdi ke Azazel jika sudah lulus. Saat ini, ia belum tahu tujuan Azazel mengirim Hanbi bersama Malphas, tetapi ia merasakan antara Azazel dan Hanbi memiliki suatu perjanjian.

Mereka bersama berangkat ke Napoli, Malphas sungguh merindukan sentuhan Febby.

Ternyata Hanbi dikirim Azazel untuk mengawasi Malphas. Ia mencurigainya memiliki masalah di sekolah. Azazel bukan orang bodoh, ia seorang yang memiliki pengalaman.

Hubungan Malphas dengan Febby diketahui oleh Hanbi. Hanbi mengancam akan melaporkan ke Azazel.

"Aku mohon jangan laporkan, aku berjanji akan giat berlatih," pinta Malphas.

Hanbi mengabulkan keinginannya, dia merasa berhutang budi bisa dekat dengan keluarga Malphas berkat dirinya, itu yang diucapkan.

Febby makin sering berbuat sundal kepada Malphas. Bahkan dia melakukan di depan teman-temannya.

Hingga terjadilah sesuatu hal yang menyakiti hatinya, Febby memberikan Malphas untuk dipakai wanita bersama-sama. Mereka mengejek, dan memukuli Malphas. Walau ia sudah menuruti kemauan para wanita itu.

Hal itu berulang kembali seolah Malphas budak mereka. Jumlah teman yang diajak Febby semakin banyak menjadi tujuh orang.

Mereka melakukan berulang-ulang hingga membuat Hanbi mencurigainya.

Hanbi menyelidikinya dan tahu bahwa Malphas memiliki kekasih—Febby—, bukan hanya sekedar berhubungan sesaat.

Hanbi dapat menerimanya dan mereka kembali seperti biasa saja. Hanbi mengingatkan janji Malphas terhadap Azazel. Ia berusaha keras berlatih sehingga menunjukan kemajuan.

Hanbi senang mengetahui hasil kemajuan ku meskipun aku masih dibawahnya jika bertarung dengannya.

Tiba-tiba Hanbi menampar Malphas keras dan berteriak, "Hei! Kau kira dia mencintaimu."

"Febby mencintaiku."

"Bodoh, jika dia mencintaimu dia tidak akan mengijinkan temannya menyentuhmu, dan melayaninya. Sadarlah!" teriak marah Hanbi.

"Tubuhmu dimanfaatkan mereka sebagai pemuas saja, jika kau tidak menyadari. Aku akan melaporkan kepada pamanmu!" teriak Hanbi. Entah kapan Hanbi mengetahui kalau Febby mengijinkan teman-temannya menyentuhnya.

Malphas berbalik marah. "Tugasmu untuk mengawasi kemajuanku ... bukan urusan pribadiku!" ... "Jika kau melaporkannya. Aku tidak akan bicara kepadamu lagi!" Malphas mengancam.

"Terserah dirimu jika itu yang kau inginkan, jika sampai pelajaranmu gagal ... aku akan melaporkan, jangan mencegahku atau mengancamku lagi."

***

Hingga suatu saat Malphas dan Febby berada di kamarnya. "Aku sudah tidak menikmatinya. Kau terlalu membosankan. Jika seperti ini, aku akan mencari pria lain. SUNDAL sepertimu memang tidak pantas dengan wanita sepertiku!" Febby beruah sambil mendorong Malphas ke arah teman-temannya.

"Sundal ini sudah tidak berguna lagi. Kalian pakai saja semau kalian," lanjut Febby meninggalkan Malphas bersama teman-temannya.

Hati Malphas benar-benar sakit mendengar yang dikatakan Febby.

Ingin ia pergi, tetapi teman-temannya menahan Malphas, sambil menghina, "Sundal, kau memang pantas seperti ini," terus berulang-ulang sampai mereka selesai memuaskan diri mereka dan meninggalkannya

Malphas kembali ke kamar dan menangis. Hanbi melihat dan bertanya, "Apa yang mereka lakukan!" nada ucapan Hanbi terlihat marah. "Jangan cuma menangis, jawab pertanyanku, ingat kamu seorang Demon!" teriak Hanbi.

Tangan Hanbi diangkat seperti akan menampar Malphas tetapi berhenti ditahannya. Kemudian Hanbi meninggalkan Malphas sambil membanting pintu.

Setelah beberapa lama Hanbi kembali menyeretnya, "Ikut denganku. Aku tunjukkan bagaimana orang yang kau cintai."

Malphas melihat Febby bercinta dengan seorang pria yang pinggangnya bergoyang dan batangnya berada di dalam milik Febby. Febby meninggalkan Malphas dan memilih memuaskan nafsunya dengan pria itu.


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C5
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン