Pada Kania pun pulang karena dipanggil oleh papanya.
Awalnya ia hanya berpikiran kalau papanya memanggilnya karena rindu atau ada acara.
Jadinya ia santai saja.
Saat menjejakkan kaki di rumahnya, dan ia menatap ekspresi mama dan papanya, ia langsung tahu ada hal besar yang telah terjadi.
Jadi mamanya Langsung menyuruhnya untuk duduk.
Sementara ia masih belum berpikiran ke arah sana.
Sang papa sendiri tengah berusaha ditenangkan oleh istrinya.
Ia tak tahu harus bersikap seperti apa. Putrinya benar-benar mengecewakannya.
Ardi tak percaya selama ini Kania telah membohonginya, bukan itu saja ia sangat tega bahkan kepada darah dagingnya sendiri. Rasanya sebagai orang tua ia merasa gagal.
Bukan hanya Ardi yang merasakan hal ini. Tapi Wulan juga sama, matanya bahkan jadi sembab karena menangis.
"Ma, Pa, ada apa?" tanya Kania kebingungan.