Tania sudah ada di Istana Ratu. Ia sudah ada di tempat tidur Ratu, sedangkan Raja telah kembali ke Istana utama. Selama Ratu hamil besar, Raja memang selalu tidur terpisah dari istrinya karena ia takut jika ia tidak bisa menahan dirinya. Sebetulnya Raja sudah sangat ingin memeluk istrinya itu di malam hari. Ia sendiri tidak sabar menunggu bayinya lahir.
Sementara itu kondisi hamil sering kali membuat Tania menjadi lebih sensitif, ia sering kali tiba – tiba marah atau merasa kesal, dan terkadang ia meneteskan air matanya tanpa sadar apa hal yang membuat ia bersedih.
Kali ini Tania tidak bisa tidur, bayi yang ada diperutnya terus menendang seolah ingin memberontak.
"Nak, bisa kah kamu membiarkan ibu tidur?" ucap Tania sambil mengusap perutnya yang semakin membesar.
Namun bayi yang ada di dalam perutnya terus saja menendangnya.
"Apa kau merindukan ayah mu yang lemah itu? Huhu, ibu juga merindukannya sih", kata Tania.