Alsen melirik ke arah Shahar di cermin, lalu berkata dengan tenang, "Mbak, Mbak terlalu ceroboh…." Wajahnya tampak tidak suka. "Mobil kami sedang berhenti, tapi Mbak tabrak."
"Maaf, maaf…" ucap Mia, semakin merasa bersalah. "Seperti kata Bapak, ini hanya tempat berhenti sementara. Akan mempengaruhi pengendara lain kalau berhenti terlalu lama di sini…. Bagaimana, Pak?"
Alsen kembali melirik ke arah Shahar sebelum berkata dengan dingin, "Bos saya bersedia melepaskan masalah ini. Tolong hati-hati lain kali, Mbak."
Mendengarnya, Mia bergegas mengulurkan kartu namanya. "Baiklah, kalau begitu…. Saya benar-benar mohon maaf."
Setelah meminta maaf untuk terakhir kalinya, Mia menjilat tepian bibirnya dan berjalan kembali ke mobilnya. Ketika berjalan melewati kursi belakang mobil tersebut, dia menoleh tanpa sadar untuk melirik… namun karena lapisan kaca jendelanya, dia tidak bisa melihat apapun selain siluet seseorang.