Malam dua tahun yang lalu adalah mimpi buruk bagi Mia. Malam itu, dia tidak hanya kehilangan keperawanannya, namun juga keluarganya yang seharusnya masih bahagia.
Suara rendah pria itu terdengar mengerikan, dan tubuh Mia gemetar hebat. Dia menatap wajah yang hampir bersentuhan dengan wajahnya, seolah ingin menelannya hidup-hidup.
Pria itu menatapnya dan tersenyum. "Tenang saja…. Bukan aku!"
Mata Mia melebar, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Ditahannya perutnya yang terasa diaduk-aduk dengan mundur semakin jauh ke pintu.
Pria itu menatap Mia dengan kagum; bukan hanya karena keberaniannya untuk datang ke sana, namun juga keberaniannya menghadapi ingatan akan malam itu, meski jelas dirinya menolak.
Menegakkan diri dengan perlahan, pria itu mundur dua langkah, dan dengan sinis, senyum mengerikan di wajahnya memudar. "Kau bisa pergi."