Perlahan lelaki itu melangkah mendekati Andini dan mengecup kening gadis cantik yang sudah ia renggut kehormatannya itu.
"Kau ini cantik, jadi manfaatkan saja kecantikanmu ini untuk merebut hati lelaki yang datang ke sini. Siapa tau ada yang tulus membawamu pergi dan menjadikanmu ratu dalam hidupnya."
"Apakah ada lelaki yang tulus datang ke tempat seperti ini, Mas? Sepertinya tidak."
Mahendra tertawa terbahak-bahak, entah mengapa ia merasa betah bicara dengan Andini. Ia ingin tetap berada dekat gadis itu, tetapi Sevia yang sedang tidur di rumah membuatnya harus bergegas.
"Aku pulang dulu," pamit Mahendra.
Lelaki itu pun segera beranjak pergi meninggalkan Andini yang masih berada di kamar itu. Ia segera mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumah. Ia sangat yakin, jika Hans pasti akan marah karena dirinya pergi di malam pengantinnya. Tetapi, siapa yang mau melakukan hal itu dengan wanita yang depresi?