"Sudah, lebih baik kamu ambil tuh kue yang ada di dalam mobil ia Aska, tadi dia bilang beli kue banyak buat kita!" Ujar mamah Mona kepada ria
"Ah, aku males ah mah keluar rumah, aku gak mau ketemu sama Kaka bule ngeselin itu!"
"Ambil aja dek, ini kunci mobilnya, kamu pasti bisa buka kunci mobil kan?"
"Bisa sih, tapi..."
"Udah jangan tapi-tapian kamu ambil semua kue di sana!" Mona mendorong tubuh adiknya.
"Buk, sebaiknya kalian jangan dekat-dekat dengan orang yang di maksud oleh ria!"
Mamah Mona dan juga Mona menatap Riko heran
"Ada apa nak, siapa sih yang di maksud oleh ria?"
"Lelaki yang di bicarakan oleh ria, dia pemilik rumah besar di depan sana bukan, jika perlu ibu menjauh saja dari dia!"
"Alaska ya apa nak, tadi siang dia beli makanan kepada ibu, ibu liat dia anak baik sopan juga."
"Tapi dia adalah pembunuh dan juga pengedar narkoba, apakah ibu tidak takut, saya takut jika nanti ria akan terpengaruh olehnya buk."
Wajah mamah Mona tegang.
"Kenapa nak Riko bisa tau?"