"Jay, kamu kenapa harus bohong segala, sih? Gimana kalau mereka penasaran dan memilih ke sini walau ga ada undangan?" Reyna sedikit geram. Dia dan Jay sudah berada di parkiran kampusnya.
Cowok itu meringis pelan. "Ya, sorry. Tadi malem itu asal ceplos gitu, kata itu yang ada di otak gue ampe keluar dari mulut." terangnya membuat Reyna menghela napas kasar.
"Jangan sampe orang tua aku curiga soal masalah ini, Jay. Aku takut kalau nanti mereka ikut campur dan jadi geger."
Jay mengangguk. "Iye tenang aja udah. Gue yakin mereka ga akan sampe curiga atau hal semacamnya asal kita hati – hati dan jeli buat selidiki lebih lanjut." yakinnya.
Reyna hanya bisa menurut karena di sini Jay yang memiliki banyak cara untuk bisa memecahkan. Reyna sebagai orang yang di tunjuk justru hanya merasa semakin pening dengan resiko yang di berikan oleh sosok hantu itu. Fani memang keterlaluan menunjuknya sebagai orang yang bisa membantu, padahal Reyna tidak bisa melakukan sendiri.
Creation is hard, cheer me up!