Hampir satu jam aku berada di dapur, tetapi itu pisang nggak mateng-mateng, ada yang nggak ada rasanya lah, ada yang terlalu mateng lah alias gosong, ada yang terlalu encer lah dan bla bla bla. Hampir saja aku putus asa, tapi mama selalu memberiku semangat hingga diujung penantianku ada juga pisang goreng yang normal yang bisa aku bawakan untuk Andien pagi ini.
"Makasih ya ma. mama the best deh, jago bikin pisang gorengnya" Ucapku sembari memeluk mama.
"Iya dong timbang pisang goreng aja masa mama nggak bisa, kan Mama mantan tukang pisang goreng."
"Hah, serius Ma? Mama pernah jadi tukang pisang goreng." Aku serius menanti jawaban Mama.
"Hhhaaa ya nggak lah, mama bercanda." lalu mama tertawa yang selanjutnya diikuti olehku.
"Ah mama bikin kaget aja."
"Wahh ada apa ini? Wah, pisang goreng buat Papa ya?" Yiba-tiba saja Papa nongol di dapur dan mengambil pisang goreng buatanku.